Pelajaran dari Greysia Polii untuk Para Juniornya

Ferdian Ahya Al Putra
Dosen Hubungan Internasional, Universitas Sebelas Maret
Konten dari Pengguna
24 September 2021 18:22 WIB
comment
27
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ferdian Ahya Al Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Greysia Polii saat memegang medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Foto: Instagram @greyspolii
zoom-in-whitePerbesar
Greysia Polii saat memegang medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Foto: Instagram @greyspolii
ADVERTISEMENT
Greysiaa Polii merupakan salah satu pemain yang paling senior di nomor ganda putri Indonesia. Bersama Apriyani Rahayu, Greysia berhasil mencetak sejarah dengan menyumbangkan emas pertama Olimpiade bagi Indonesia di cabang olahraga bulu tangkis nomor ganda putri. Prestasi tersebut diperoleh setelah mengalahkan pasangan unggulan kedua dunia yang berasal dari China, Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan dua set langsung dengan skor 21-19 dan 21-13.
ADVERTISEMENT
Raihan ini merupakan satu-satunya medali emas yang diperoleh Indonesia pada gelaran Olimpiade Tokyo 2020 kali ini. Banyak pihak yang mengapresiasi prestasi Greysia dan Apriyani, terlebih lagi, Greysia sendiri telah berusia kepala tiga saat meraih medali tersebut.
Pemain kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1987 ini dapat dibilang sebagai salah satu atlet yang telah kenyang pengalaman. Di nomor ganda putri, ia telah menyumbangkan berbagai gelar bagi Indonesia, mulai dari super series, SEA Games 2019 di Manila, Asian Games di Incheon, dan yang terbaru adalah Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, Jepang.
Sebelum meraih emas Olimpiade, Greysia sendiri sempat hampir menyerah dan memutuskan untuk gantung raket. Dikutip dari indosport.com Ia sempat akan pensiun ketika pasangannya, Nitya Maheswari cedera. Kemudian ia dipasangkan dengan Apriyani sejak 2017. Meskipun mengalami kesulitan saat awal-awal dipasangkan, namun, ia berhasil membimbing dan menyesuaikan diri dengan Apriyani sampai akhirnya meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.
ADVERTISEMENT
Sama seperti Hendra, Greysia sendiri dapat disebut sebagai pemain lintas generasi. Ia sejatinya seangkatan dengan pemain asal China, Zhao Yunlei yang telah lebih dulu pensiun. Greysia juga telah berganti pasangan berulang kali, mulai dari Vita Marissa, Nitya Maheswari, hingga Apriyani. Bahkan, ia pernah berpasangan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo di nomor ganda campuran.
Greysia merupakan pemain yang pernah mengalami pahit manis dalam dunia bulu tangkis. Bahkan ia pernah didiskualifikasi dalam Olimpiade London 2012 akibat pengaturan skor. Namun, ia berhasil membuktikan bahwa ia memiliki semangat juang yang tinggi hingga akhirnya mampu membawa pulang emas di usianya yang tidak muda lagi.
Bahkan, saat ini ia masih tergabung dengan skuad Indonesia untuk gelaran Sudirman Cup dan Uber Cup 2021. Ini menunjukkan bahwa kemampuannya masih sangat baik sebagai atlet bulu tangkis. Sebagai pemain yang paling senior, ia tentu dapat menjadi panutan bagi para juniornya.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Greysia dalam skuad dapat pula memberikan ketenangan, dan motivasi para juniornya sehingga dapat menunjukkan kemampuannya yang maksimal. Jika ini terwujud, bukan hal mustahil untuk membawa kembali piala Sudirman atau bahkan piala Uber ke tanah air. Semangat pantang menyerah inilah yang harus ditiru oleh atlet-atlet muda Indonesia, baik pemain putri maupun pemain putra.
Kuis kumparan: "ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU"
Kuis kumparan: "ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU"
Kuis kumparan: "ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU"