Mengenal Lebih Dekat Musisi Jalanan di Kota Yogyakarta

Ferdian Nur Ihsandriawan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY
Konten dari Pengguna
3 Desember 2022 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ferdian Nur Ihsandriawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Didot, salah satu musisi jalanan di Kota Yogyakarta yang sedang tampil di salah satu lampu lalu lintas (Ferdian Nur Ihsandriawan/dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Didot, salah satu musisi jalanan di Kota Yogyakarta yang sedang tampil di salah satu lampu lalu lintas (Ferdian Nur Ihsandriawan/dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
Salah satu keunikan Kota Yogyakarta adalah banyak tersebarnya musisi jalanan yang melantunkan musik indah di berbagai sudut jalan dan lampu lalu lintas. Layaknya musisi di kafe, musisi jalanan di Yogyakarta biasanya sering ditemukan menggunakan pengeras suara dan tidak berkeliling saat mereka bernyanyi. Inilah yang menjadi keunikan dan pembeda dengan musisi jalanan di kota-kota lain.
ADVERTISEMENT
Didot merupakan salah satu musisi jalanan di Kota Yogyakarta yang berasal dari Depok. Setahun sudah Didot menjadi salah satu musisi jalanan di Yogyakarta. Didot biasanya bernyanyi diberbagai perempatan kota diiringi alunan gitarnya dan dibantu dua atau tiga rekannya dari pagi hingga malam. Selama satu hari, Didot hanya menetap di satu tempat dan akan berpindah tempat pada hari selanjutnya.
"Biasanya selama satu hari satu tempat dari pagi sampai malam. Tetapi karena belakangan ini faktor cuaca dan kadang lelah jadi sekuatnya kita saja," ujar Didot, Senin (21/11/22).

Hal yang Dialami Saat Menjadi Musisi Jalanan

Selain menjadi musisi jalanan, Didot juga biasanya menerima tawaran untuk bernyanyi di kafe dan bar yang ada di Yogyakarta. Didot juga sering mendapatkan tawaran pekerjaan dari orang-orang yang lewat di jalan saat sedang bernyanyi di pinggir jalan.
ADVERTISEMENT
"Biasanya (dapat) tawaran-tawaran main di kafe atau event-event nikahan dan lain-lain dari lampu merah ini," ujar Didot.
Seperti musisi yang bermain di kafe, Didot menuturkan terkadang banyak pengguna jalan atau wisatawan yang ikut bernyanyi bersama. Tidak jarang juga ada pengguna jalan yang membayar lebih untuk meminta Didot menyanyikan lagu keinginannya.
Didot sedang tampil di lampu lalu lintas Jalan HOS Cokroaminoto, Yogyakarta (Ferdian Nur Ihsandriawan/dokumen pribadi)
Didot memulai kariernya dari bernyanyi di angkringan-angkringan dengan hanya bermodalkan gitarnya hingga dia diajak oleh rekannya untuk bergabung salah satu manajemen yang ada di Yogyakarta yaitu Jogja Acoustic Manajemen.
Manajemen yang diikuti Didot berdiri sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Manajemen ini menaungi musisi-musisi yang kehilangan pekerjaan pada masa pandemi dan juga yang belum memiliki pekerjaan dengan menawarkan kerjaan untuk turun ke jalan dan menjadi musisi jalanan.
ADVERTISEMENT
"Manajemennya mengatur jadwal, properti, dan komunikasi sesama musisi," ujar Didot.
Cara lain dari manajemen untuk membantu para anggota nya dalam mendapatkan tawaran pekerjaan adalah memasang spanduk saat para anggotanya sedang tampil di pinggir jalan. Didot menjelaskan pemasangan spanduk ini berujuan untuk menarik peminat pengguna jalan untuk menggunakan jasa musisi jalanan.
Didot menambahkan bahwa pihak manajemen juga memberikan aturan kerja untuk anggota-anggotanya.
"Kalau aturan di komunitas, kalau ada ambulans kita berhenti, azan kita berhenti untuk menghormati, terus harus pakai sepatu, tidak boleh merokok pada saat bekerja dan lain-lain," tambah Didot.
Didot berharap keberadaan musisi jalanan di Kota Yogyakarta dapat menghibur orang-orang sekitarnya dan tidak menjadi hal yang mengganggu.