Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Pensiun Hanya Mimpi? 83% Lansia RI Hidup dari Keringat Keluarga!
14 Januari 2025 12:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Ferdinandus Bata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2024, sebanyak 83,74% pembiayaan rumah tangga lansia bergantung pada anggota keluarga yang bekerja. Sementara itu, hanya 5,01% pembiayaan berasal dari pensiun, dan 10,97% lainnya didukung kiriman pihak lain. Investasi sebagai sumber penghasilan lansia nyaris tidak signifikan, yakni hanya sebesar 0,28%.
ADVERTISEMENT
Data ini mengindikasikan pentingnya peran keluarga dalam menopang kehidupan lansia di Indonesia. Di sisi lain, ketergantungan ini mencerminkan lemahnya sistem perlindungan sosial dan jaminan finansial bagi lansia.
Minimnya Kepesertaan Program Pensiun
Kondisi ini diperburuk oleh rendahnya tingkat kepesertaan pekerja dalam program pensiun. Berdasarkan data Indonesia Financial Group (IFG) tahun 2021, dari 128,5 juta orang angkatan kerja, hanya sekitar 13%-16% pekerja yang memiliki jaminan pensiun. Sebagian besar pekerja formal pun belum sepenuhnya terintegrasi dalam program jaminan pensiun yang memadai. Akibatnya, saat mereka memasuki usia lanjut, banyak yang tidak memiliki sumber pendapatan tetap.
Tantangan Menuju Lansia Sejahtera
Minimnya kepesertaan program pensiun dan ketergantungan tinggi pada anggota keluarga menimbulkan tanangan besar. Apalagi, struktur demografi Indonesia diproyeksikan memasuki aging population pada tahun 2045, di mana persentase penduduk lansia akan semakin meningkat. Tanpa intervensi, situasi ini bisa berdampak pada beban ekonomi keluarga produktif yang semakin berat.
ADVERTISEMENT
Pemerintah perlu mempercepat langkah untuk memperkuat sistem perlindungan sosial. Meningkatkan cakupan program pensiun, mendorong kesadaran investasi sejak dini, serta memperluas lapangan kerja bagi generasi muda adalah beberapa langkah strategis yang perlu diambil.
Solusi Bersama
Membangun ketahanan ekonomi lansia tidak bisa sepenuhnya dibebankan kepada pemerintah. Keterlibatan sektor swasta, masyarakat, dan individu dalam menciptakan sistem finansial yang inklusif menjadi kunci penting. Selain itu, edukasi tentang pentingnya persiapan dana pensiun sejak usia produktif harus terus disosialisasikan.
Febi Yulita Telupere, Ferdinandus Bata, dan Rizky I. R. Sihombing; mahasiswa Politeknik Statistika STIS.