'Surga Belanja Tersembunyi' di Istanbul, Turki

Feronika Sunardi
A Diplomat who Loves Chilies to Spice Her Live Up
Konten dari Pengguna
19 Agustus 2019 2:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Feronika Sunardi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Zaman sekarang, siapa sih yang tidak kenal Istanbul? Buat yang senang travelling, Istanbul pastinya sudah tidak asing di telinga. Kota yang berpenduduk 15,7 juta ini merupakan kota tujuan wisata terbaik ke-9 di dunia tahun 2018 menurut situs Trip Advisor.
ADVERTISEMENT
Istanbul memang memiliki daya tarik tersendiri seperti letaknya yang berada di antara Benua Eropa dan Benua Asia, kaya akan kebudayaan kerajaan Usmani (Ottoman) dan berbagai peninggalan bersejarah bagi umat Islam. Bagi yang sudah pernah mengunjungi Istanbul, pasti akan merasa kangen untuk kembali mengunjungi kota ini.
Saya beruntung pernah tinggal di kota Istanbul selama hampir lima tahun, di saat saya mendapatkan beasiswa di Universitas Istanbul. Sejak saya lulus tahun 2014, saya selalu berusaha menyempatkan diri untuk kembali ke Istanbul, sekadar untuk bernostalgia. Istanbul memang mampu membuat siapapun yang pernah berkunjung, tak kuasa untuk tidak kembali lagi ke sana.
Pemandangan khas kota Istanbul di kawasan Eminonu. Foto: Pixabay
Tinggal dalam kurun waktu lima tahun tersebut, tentunya saya memiliki banyak kesempatan untuk menjelajahi hampir sebagian besar tempat-tempat menarik di Istanbul. Pada saat saya berkuliah di Istanbul, jumlah turis asal Indonesia masih tidak seberapa. Maklum, saat itu Istanbul belum masuk radar tempat tujuan wisata bagi warga Indonesia yang mayoritas berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas.
ADVERTISEMENT
Saat ini, hampir di setiap tempat wisata utama di Istanbul dapat dijumpai sejumlah turis asal Indonesia. Kalau tidak bertemu di Sultan Ahmet Cami; begitu orang Turki menyebut Blue Mosque; pasti akan bertemu di Ayasofia (Hagia Sophia) atau Istana Topkapi.
Di penghujung perjalanan, tidak sah rasanya kalau tidak berbelanja oleh-oleh khas Turki. Biasanya tempat belanja oleh-oleh yang wajib dikunjungi turis Indonesia yaitu Kapali Carsi (Grand Bazar) di Beyazit dan Misir Carsisi (Spice Bazar) di Eminonu. Kedua tempat ini merupakan ikon belanja oleh-oleh khas Turki.
Di Kapali Carsi terdapat sekitar 3.000 toko yang menjual berbagai jenis barang, mulai dari emas, karpet, lampu hias, lokum, pasmina, hingga gantungan kunci, dan kaos Istanbul. Sama halnya dengan jenis barang yang Misir Carsisi. Hal yang sedikit membedakannya dari Kapali Carsi adalah jumlah toko yang lebih sedikit serta harga jual yang sedikit lebih murah.
Lokum atau Turkish Delight adalah salah satu oleh-oleh khas dari Turki. Untuk yang kurang menyukai rasa manis, dapat mencoba lokum dengan pilihan rasa buah delima (asam) atau bunga mawar. Foto: Pixabay
Pasmina bercorak lale (tulip) merupakan ciri khas pasmina dari Turki. Pasmina ini selain berbahan dasar katun ada juga yang berbahan dasar sutra loh. Foto: Pixabay
Tapi, ada loh tempat belanja lainnya dengan aneka jenis barang dan harga yang lebih terjangkau dibanding Kapali Carsi dan Misir Carsisi. Tentunya, akan sangat berguna bagi turis Indonesia yang budget belanja oleh-olehnya terbatas. Mau tahu?
ADVERTISEMENT
Masyarakat lokal menyebutnya Tahtakale. Tahtakale ini sudah ada dan merupakan salah satu wilayah komersil dan perdagangan sejak zaman Bizantium dan Ottoman. Lokasinya juga sangat dekat dengan Misir Carsisi. Tepatnya dibelakang Misir Carsisi dan dapat pula diakses melalui salah satu gerbang keluar Kapali Carsi.
Banyak barang-barang menarik yang bisa kita temukan di Tahtakale. Di sana, kita bisa berbelanja mulai dari kebutuhan dapur, pakaian, makanan, hingga peralatan untuk beribadah (sajadah, perlengkapan haji, dan sejenisnya). Hampir sama seperti Kapali Carsi dan Misir Carsisi yang pengaturan tokonya berdasarkan cluster (lorong), barang-barang di Tahtakale juga dijual sesuai lokasi yang telah ditetapkan.
Suasana di kawasan Tahtakale yang dipenuhi masyarakat lokal Turki. Foto: Dokumen pribadi
Sajadah merupakan salah satu produk unggulan di Turki. Kualitas bahannya kuat dan lembut serta memiliki model yang sangat menarik. Foto: Dokumentasi pribadi
Foto: Dokumen pribadi
Selain teh, masyarakat Turki juga menggemari kopi khas Turki. Kurukahveci Mehmed Efendi merupakan salah satu toko kopi yang terkenal menghasilkan kopi bubuk yang sangat harum dan nikmat dan tentunya dengan harga terjangkau. Terlihat antrean panjang calon pembeli kopi tersebut. Foto: Dokumentasi pribadi
Tahtakale ini selain dikunjungi masyarakat lokal, biasanya ramai dikunjungi oleh turis dari Kawasan Eropa dan Timur Tengah. Jarang saya temui turis asal Indonesia yang berbelanja hingga ke lokasi tersebut. Padahal selain banyak bangunan peninggalan yang menarik, banyak sekali pertokoan di sepanjang Kawasan Tahtakale yang menawarkan produk khas Turki dengan harga miring.
Di sini, akan banyak kita temukan toko-toko yang menawarkan produk dengan harga miring. Jadi kita ga perlu menawar harga lagi, karena dijamin sudah murah. Foto: Dokumentasi pribadi
Foto: Dokumentasi pribadi
Ada baiknya sebelum berbelanja di Tahtakale, tukarkan dulu uang kita (dollar) ke mata uang Lira di Dovis (money changer). Jangan khawatir karena di daerah ini terdapat sejumlah Dovis dengan nilai tukar yang lebih baik dibanding nilai tukar di wilayah Sultan Ahmet dan Beyazit (Grand Bazar). Saya sendiri selalu menukarkan uang di kawasan tersebut setiap berkunjung ke Istanbul. Sekarang nilai tukar uang 1 lira seharga Rp 2.500, jadi kita bisa lumayan berhemat dengan belanja di Tahtakale.
ADVERTISEMENT
Waktu operasional di Tahtakale pada Senin-Sabtu di mulai pada pukul 07.30 hingga pukul 19.00. Sedangkan pada hari Minggu pada 08.00 hingga 16.00. Namun banyak juga sejumlah pertokoan yang memilih tutup pada hari Minggu. Jadi, disarankan sebaiknya berbelanja di sini tidak pada hari Minggu. Puncak keramaian Tahtakale adalah pada hari Sabtu sore.
Kalau ingin menyaksikan sendiri keramaian dan merasakan sensasi berdesak-desakan dengan masyarakat lokal di kawasan tersebut, coba datang ke sana pada pukul tiga hingga lima sore. Tapi, harus selalu waspada dengan dompet, ya.
Sejumlah pemilik toko di kawasan Tahtakale memilih tidak membuka toko pada hari Minggu. Foto: Dokumentasi pribadi
Ada pula toko yang dibuka hingga pukul 16.00 pada hari Minggu terutama jika pembeli masih berdatangan ke kawasan. Foto: Dokumentasi pribadi
Sepanjang kawasan Tahtakale, kita juga bakal banyak temukan pedagang kaki lima yang menjual berbagai jenis keperluan sehari-hari. Mulai dari sandal rumah, pengasah pisau, earphone, baju kaos, permen, hingga mainan anak-anak.
ADVERTISEMENT
Upayakan jangan menawar kalau tidak ingin membeli dan siapkan pula uang kecil setiap belanja di pedagang kaki limanya. Kadang mereka terpaksa harus meminjam uang kembalian dari pedagang kaki lima lainnya karena uang yang diberikan pembeli dalam pecahan besar.
Nah, buat yang mau travelling ke Istanbul, tidak ada salahnya untuk mencoba menjelajahi kawasan Tahtakale. Tapi, jangan sampai gelap mata kebablasan belanja di sana, ya.
Pastikan pula fisik kamu cukup kuat karena jalanan yang menanjak serta luasnya area tersebut. Selain itu, wajib diingat karena padatnya lokasi tersebut, hati-hati atas aksi jahil pencopet.
Selamat berbelanja!