Beban Berat Bonus Demografi

Ferryal Abadi
Lecturer/Socioprenuer/Writer
Konten dari Pengguna
29 Juli 2020 22:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ferryal Abadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Prediksi Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menyatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 6-7,6 % selama tahun 2020. Sedangkan Dana Moneter Internasional ( IMF ) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia minus 4,9 % di tahun 2020. Indonesia pada kuartal ke-1 tumbuh melambat ke level 2,97 %. Sementara kuartal ke-2 di proyeksi minus 3,8 % dan kemungkinan di kuartal ke-3 masih terjadi pertumbuhan ekonomi negatif.
ADVERTISEMENT
Jika kita belajar di Fakultas Ekonomi maka negara yang resesi adalah negara yang pertumbuhan ekonominya negatif dalam 2 kuartal atau lebih secara berturut-turut. Indikator lain adalah bertambahnya pengangguran, berkurangnya produksi, terjadi inflasi atau deflasi.
Krisis akan menghantui perekonomian Indonesia dan global akibat pandemi COVID-19. PHK, bertambahnya pengangguran dan daya beli masyarakat yang lemah sudah dimulai sejak memasuki kuartal ke-2 dan kita harus bersiap-siap untuk terjun ke dalam krisis ekonomi yang lebih parah jika kita tidak mengantisipasinya dari sekarang.
Bonus demografi adalah suatu keadaan di mana penduduk produktif lebih banyak jumlahnya dibandingkan penduduk produktif (BPS, 2020 ). Jumlah penduduk usia produktif berusia 15-64 tahun lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun. Pada bonus demografi tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Bahkan puncak bonus demografi diprediksi akan terjadi pada tahun 2030-2045 mendatang.
ADVERTISEMENT
Sebelum adanya pandemi COVID-19 Indonesia sebagai negara yang akan mengalami bonus demografi akan mendapatkan manfaat yang besar. Salah satu cara untuk mendapatkan manfaat besar dari bonus demografi adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas SDM sangat penting karena jika kualitas SDM yang kita miliki sangat rendah maka salah satu dampaknya adalah masalah sosial dan ekonomi.
Perdagangan bebas akibat arus globalisasi menyebabkan adanya pertukaran barang, jasa, dan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja menjadi sangat kompetitif ketika masuknya tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. Arus investasi yang masuk dari luar dengan mendirikan perusahan-perusahaan di Indonesia menyebabkan perusahaan asing menggunakan tenaga yang berasal dari negaranya.
Tenaga kerja lokal menjadi terimpit dan tidak mampu bersaing dengan tenaga kerja asing. Kesempatan mencari kerja menjadi sulit. Ketika usia produktif pada jumlah yang besar ( bonus demografi ) maka lapangan kerja harus terpenuhi. Masalahnya saat ini di masa pandemi COVID-19 banyak perusahaan yang tutup dan banyak perusahaan yang mengurangi karyawannya sehingga tantang ke depan dalam menghadapi bonus demografi sangatlah berat.
ADVERTISEMENT
Selain tenaga kerja maka bonus demografi bermanfaat bagi pangsa pasar domestik. Memenuhi kebutuhan konsumen domestik merupakan pangsa pasar yang besar. Dalam bonus demografi yang akan menjadi konsumen potensial adalah kelas menengah. Dengan pendapatan yang relatif baik mampu menggerakkan perekonomian. Pasar property dan pasar otomotif yang dapat merasakan meningkatkan kelas menengah dalam bonus demografi kemudian masuk ke pasar pariwisata.
Pasca-Pandemi
Pandemi COVID-19 belum tahu akan selesai kapan. Bonus Demografi yang awalnya menjadi peluang kini berubah menjadi tantangan yang berat di beberapa tahun ke depan. Karena selama COVID-19 ini banyak perusahaan yang tutup. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran terjadi hampir di semua industri, investasi terhambat masuk ke Indonesia, lulus perguruan tinggi bertambah, putus sekolah juga bisa meningkat karena tidak mampu membayar uang sekolah atau kuliah dan kembalinya tenaga kerja Indonesia (TKI) menambah jumlah pengangguran semakin meningkat.
ADVERTISEMENT
Konsumsi belanja dan jadwal berpergian masyarakat berkurang jauh. Daya beli masyarakat melemah dan kebutuhan pokok pangan yang menjadi prioritas. Sandang dan papan ditunda terlebih dahulu sampai situasi benar-benar normal. Dua indikator tersebut yaitu tersedianya tenaga kerja dan konsumsi belanja ini yang harus benar-benar bisa diatasi oleh pemerintah.
Kualitas sumber daya manusia juga bisa menurun akibat Pandemi COVID-19. Banyak anak-anak yang putus sekolah karena orang tua mereka tidak mempunyai biaya untuk membayar biaya sekolah dan biaya kuliah. Anak-anak tidak mampu tidak bisa mendapatkan materi pelajaran atau mata kuliah dari guru atau dosennya karena terkendala tidak mempunyai smartphone, kuota atau buruknya jaringan internet. Serapan pelajaran akan rendah sehingga mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Padahal untuk bersaing mereka harus mempunyai soft skill dan hard skill yang memadai.
ADVERTISEMENT
Meledaknya pengangguran, penurunan kualitas sumber daya manusia dan penurunan daya beli masyarakat harus menjadi fokus utama menangani dampak bonus demografi. Jangan sampai ke depan menjadi masalah sosial dan ekonomi yang akhirnya Indonesia mengalami krisis sosial selain krisis ekonomi. Pergerakan roda ekonomi dan pendidikan harus digerakan sebaik mungkin. Stimulus yang program dari pemerintah saat ini belum terasa bagi dunia usaha. Padahal pemanfaatan pasar lokal saat ini menjadi penting. Memenuhi kebutuhan sehari-hari dari pasar lokal justru menguntungkan setiap daerah. Tidak perlu harus impor dari negara-negara lain. Salah satu pelajaran yang penting dari Pandemi COVID-19 ini adalah pemanfaatan pasar lokal karena setiap daerah mempunyai potensi yang berbeda-beda sehingga bisa menggerakkan perekonomian daerah.
ADVERTISEMENT
Untuk masalah pendidikan maka pemerintah harus melakukan terobosan dan solusi bukan hanya sekadar e-learning karena tidak semua siswa dan mahasiswa bisa melakukan e-learning yang terkendala dari banyak faktor. Bidang pendidikan bisa memanfaatkan cara belajar berbasis komunitas di daerah masing-masing sehingga mengenal dan mengetahui apakah anggota komunitas itu sakit atau tidak akibat virus COVID-19. Bonus demograsi yang menjadi ancaman karena Pandemi COVID-19 ini bisa teratasi dengan baik agar tidak menjadi masalah dikemudian hari.
Ferryal Abadi, Dosen Magister Manajemen, Kalbis Institute, Jakarta.