Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Cerpen: Sepintas di Yogya
4 Juni 2020 15:06 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Ferryal Abadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Matahari bersinar dengan cerahnya pada hari ini. Aku akan kembali ke Jakarta beberapa hari. Masih terasa dia memegang erat tanganku dari sudut Malioboro. Berjalan menyusuri romantisme Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
“Jadi mau ke mana Ra ?” kataku
“Aku mau les piano dulu” jawab Ara
“Lho kirain aku,kamu mau jalan ternyata ada les piano”
“Iya mas di Malioboro Mall, tapi mampir dulu ya di McDonald's. Aku lapar”.
Tibalah sampai di McDonald's.
“Halo mba Ara” !! kata pelayanan yang melayani dengan ramahnya.
“Aku pesen biasa mas Indra paket 1, mas Ferr mau enggak?”
“Hmm mau deh sama dengan kamu aja” (sambil mikir kok anak ini di kenal di McD )
“Itu pelayan pada kenal kamu, temen kamu semua Ra?” tanyaku
Dengan senyum manisnya dia menjawab…..”aku hampir tiap hari ke sini mas jadi pada kenal semua deh sama Ara”.
“Walllahh tiappp hari ??” ternyata anak Jakarta kalah juga ya soal McD hehehehe.
ADVERTISEMENT
Dilahapnya McDnya, secara dari pagi pasti belum sarapan, pagi-pagi sudah mengedor-ngedor pintu kamarku untuk minta diantar ke sekolah jam 6 kurang sudah sampai depan kamar ku.
Ini pertama kali aku nganter dia ke Malioboro cuman berdua. Biasanya bertiga sama adik sepupuku Rani. Dari sekolah siang-siang aku pikir diantar ke rumah ternyata minta ke Malioboro.
“Udah nih makannya terus les yaa” aku mengingatkan dia agar ngak lupa.
“Kayaknya ngak jadi les mas” sambil melahap burgernya
“Lho kenapa?”
“Jalan-jalan aja yuk mas” pintanya
“Kemana?”
“Ke kaliurang aja yuk” wajahnya Ara semeringah
“Jauh amat ke sana” akunya males
“Iya nanti dari kaliurang aku antar pulang deh mas daripada mas anter aku” seru Ara
ADVERTISEMENT
“Ya deh boleh kalo begitu,” dengan terpaksa
Setibanya di Kaliurang dia bercerita tentang banyak hal dari mulai teman-temannya di sekolah sampai tentang pacarnya.
“Eh mas aku sudah putus lho sama pacarku” wajahnya malah happy.
“Emang kenapa putus?” pura-pura nanya.
“Habis pacarku enggak gaul kayak mas” kata Ara sambil melihat pemandangan Gunung Merapi
“Laaah namanya juga taruna mana boleh dong gaul kayak kita-kita mahasiswa yang bebas sebebasnya bisa tiap hari jalan ke mal dan nongkrong di cafe cafe” ( walau aku juga jarang ke cafe hehehe )
****
Pagi ini habis salat subuh tidur lagi….ya maklum lah namanya anak kos semester 1 baru menikmati kebebasan. Jam 6 lagi-lagi ada kehebohan. “Mas…mas hayooo antar Ara lagi” teriak Ara dari ruang makan kos ku.
ADVERTISEMENT
“Masih ngantuk berangkat sendiri aja !!!” aku pun teriak sambil terpejam mataku.
“Kalo ngak mau antar ya udah aku ngak sekolah.!!”! Tiba-tiba udah ada di sampingku sambil tiduran.
“Ya jangan Ra kamu harus sekolah” terpaksa bangun deh
“Habis mas enggak mau antar Ara sekolah” dengan nada memelas.
Dengan terpaksa aku bangun karena kalo enggak berangkat sekolah bisa masalah nanti.
Habis cuci muka langsung berangkat karena kalo mandi pasti bisa telat masuk sekolah dia. Babarsari ke Bantul itu bisa 1 jam kalo pagi-pagi. Dengan kecepatan penuh akhirnya sampai ke SMA 1 Bantul.
“Yaaaa ngak telat padahal Ara berharap telat” wajahnya menjadi murung.
“Hahahaha kamu harus sekolah yaa biar jadi anak pinter, masa cantik-cantik ngak pinter," kataku sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
“Ini mobil mas Fer bawa aja nanti siang jemput yaa ke tempat ku”.
“Yaaa aku ke Bantul lagi….jauh ra..mending aku pulang naik taksi ini mobil aku taruh tempat kamu”
“Daaah mas Fer sampai ketemu nanti siang”….ya ampun malah kabur dia.
Akhirnya aku balik ke kos-kosanku membawa mobil Ara. Menikmati keindahan dan keramaian pagi hari di kota Bantul. Berhubung ada kuliah aku langsung ke kos-kosanku untuk mandi dan siap-siap kek ampus.
***
“Dik…mba Ara sudah pulang ?” tanyaku ke adiknya Ara
“Sudah mas ada dikamar masuk aja ke kamar” jawab adiknya Ara
Sampai di kamar dianya yang lagi tiduran santai-santai
“Hayoo anter mas pulang ada kuliah sore nih mas !”
“Mampir dulu ya ke temanku mau pinjam catatan”
ADVERTISEMENT
Sebelum balik ke kampus kita mampir ke temannya Ara. Di tengah jalan tiba-tiba, “mas Fer aku ikut kuliah ya ke kampus mas!”
“Waah ini mah bikin repot lagi” gunamku
“Iyalah ngak apa-apa, Ara kan pengen tahu kampus mas” lagi-lagi merayu lagi nih
“Oke tapi jangan ribet yaa” pesanku sama Ara.
Dan akhirnya Ara ikut ke kampus, dia menunggu aku kuliah menunggu di depan kampus
Selesai kuliah tiba-tiba dia datang menghampiri ku
“Sudah selesai mas fer kuliahnya” dia mendekati aku yang sedang berjalan
“Sudah yuk pulang sudah sore mau magrib” ajakku
Tiba-tiba temen-teman aku tahu kalo bareng Ara dan teman-temanku jadinya pada bertanya
“Siapa fer ?” tanya temanku
“Hmmm ini saudara, iya saudara dari Jakarta hehehe”
ADVERTISEMENT
“Boleh enggak kenalan” kata teman-temanku.
‘Ya boleh aja" dan akhirnya mereka berkenalan dengan Ara.
***
Lagu yang sering kita dengarkan di mobil adalah lagu Siti Nurhaliza dan Group Band Stinky.
Hatiku mulai menyukai Yogyakarta awalnya terasa berat untuk menetap di Yogyakarta. Memang Yogyakarta awalnya bukan tempat tujuanku untuk kuliah sehingga secara mental aku belum siap di semester 1. Tujuanku pada waktu itu adalah kota Semarang. Tapi perlahan-lahan aku mulai mengenal Yogyakarta.
Menikmati Yogyakarta bahkan mulai merasakan kehidupan hingga saat ini. Bagiku Yogyakarta adalah kota yang penuh kenangan dan kenangan itu terus berlanjut hingga saat ini dengan banyaknya goresan cerita-cerita kehidupan.
***
“Mas Fer sepertinya Ara akan pindah ke Papua," katanya dengan suara parau dan terdengar sedih.
ADVERTISEMENT
Saat itu aku kaget dan sedih mendengarnya. Rasanya hari-hari aku sudah menyatu dengan ara. Walau dia manja dan terkadang agak sombong tapi aku menyukainya. Aku dan dia bagaikan sahabat baik atau sedekat kakak dan adik.
Terkadang aku tidak tahu kenapa aku dekat sama dia. Walau aku tahu kalo aku bukan type dia karena dia suka dengan type Taruna yang gagah sedangkan aku biasa-biasa aja heheheh.. Tapi karena pada waktu itu kita sama-sama bahagia menjalaninya.
“Mas Fer aku pamit dulu yaa…Aku sekarang udah di bandara..maafin Ara kalo ada salah”.
Aku hanya terdiam diujung telepon dan akhirnya aku bicara “kamu baik-baik aja di Papua”.
****
Saat itu malam Senin. Jam 10 malam masih duduk di KM 0. Walau malam Senin KM 0 ini tidak bertambah sepi tapi justru bertambah ramai. Menikmati malam di Yogya bagi aku adalah hal yang biasa tapi malam itu bagi aku malam yang berbeda dari malam-malam yang lain. Yogyakarta hidup 24 jam. Apalagi jika liburan maka KM 0 tumpah ruah di penuhi wisatawan yang hanya sekadar duduk menikmati suasana malam di Yogya.
ADVERTISEMENT
Lagu-lagu Sheila On 7 menjadi lagu kenangan di Yogyakarta karena memang mereka berasal dari Yogya. Dulu ketika kuliah aku sering sekali menonton konser live mereka dari kampus ke kampus atau dari panggung ke panggung padahal pada waktu itu belum terkenal se Indonesia baru terkenal di Yogyakarta. Tapi aku akui mereka mempunyai music yang bagus.
Malam hari semakin larut hingga menunjukkan jam 12 malam. Tapi aku belum ingin beranjak duduk dari KM 0. Aku sedang berbincang-bincang dengan wanita yang aku kagumi jika di ajak diskusi. Berbagai topik diskusi kita bahas dari A sd Z. Malam itu semakin syahdu dan semakin tenang karena sudah banyak orang yang kembali ke rumah atau ke tempat penginapannya.
ADVERTISEMENT
Di Yogya kini banyak tempat-tempat wisata yang menarik. Dulu tempat wisata Yogya yang terkenal hanya Keraton, Taman Sari, Pantai Parang Tritis, Kaliurang, Candi Prambanan dan Candi Borobudur walau letaknya di Jawa Tengah tapi lebih di kenal di Yogya. Kini tempat wisata baru seperti Candi Ijo, Tebing Breksi, Wisata Volcano Kaliurang, Kalibiru dan banyak pantai yang Indah lainnya.
Tempat makan pun sekarang lebih ramai dan sudah banyak tempat-tempat ngopi yang menarik. Dulu kita hanya ngopi di angkringan dan di warung burjo ( bubur kacang ijo ). Mal semakin banyak dulu hanya Malioboro Mall dan Galeria Mall.
Bandara pun pindah dari Bandara Adisucipto menjadi Bandara di Kulon Progo. Yogya semakin modern dengan banyak perubahan tapi perubahan itu tidak mengubah masyarakatnya yang suka gotong royong, ramah dan selo ( pelan-pelan asal klakon ). Tetap selalu melahirkan tokoh-tokoh nasional yang berkualitas dan kompeten. Tidak akan ada habisnya jika aku bercerita tentang Yogya karena punya sejuta kenangan.
ADVERTISEMENT