Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Hidup Sehat, Ekonomi Sehat
18 Januari 2021 17:13 WIB
Tulisan dari Ferryal Abadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjaga kesehatan adalah suatu hal yang murah dan mudah namun banyak orang yang lalai. Menjaga kesehatan tidak memerlukan modal yang besar tapi hanya kemauan dan niat. Salah satu kiat hidup sehat yang sering kita tahu adalah dengan berolahraga.
ADVERTISEMENT
Banyak olahraga yang murah meriah namun mempunyai manfaat yang besar seperti jalan sehat, jogging atau senam. Tidak usah memaksakan harus mengikuti trend seperti membeli sepeda yang mahal atau membeli sepatu lari sampai jutaan.
Sewaktu kita sekolah kita diajarkan makan empat sehat lima sempurna. Sebagai negara yang subur banyak sayuran dijual dengan harga murah atau bahkan menanam di halaman rumah dengan pot juga bisa.
Harga ikan dan jenis ikan beraneka ragam dengan harga yang terjangkau termasuk ikan air tawar. Jumlah konsumsi makan ikan kita masih sangat rendah dibanding dengan negara lain. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), konsumsi ikan di Indonesia per Oktober 2019 baru mencapai 93,5% dari target.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia mengonsumsi 50,49 kg ikan per kapita dari target 54 kg. Meski mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya namun di banding negara lain masih jauh seperti Malaysia 70 kg, Singapura 80 kg bahkan Jepang sekitar 100 kg per kapita per tahun. Belum lagi konsumsi susu dan telur masyarakat Indonesia masih rendah.
Kebiasaan Hidup Sehat
Pola Hidup Bersih dan Sehat (PBHS) jauh sebelum ada pandemi Covid-19 sudah dikampanyekan oleh pemerintah. Dari mulai cuci tangan menggunakan sabun hingga tidak merokok ditempat umum sudah sering disosialisasikan dari mulai usia dini.
Namun kebiasaan ini memang belum menjadi suatu kesadaran yang tinggi bahwa sehat itu penting. Ketika kita terkena diare atau muntaber baru teringat betapa pentingnya cuci tangan. Ketika kita terkena penyakit paru-paru baru teringat betapa pentingnya tidak merokok.
ADVERTISEMENT
Biaya pengobatan yang seharusnya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus digunakan berobat. Tabungan yang dikumpulkan bertahun-tahun habis untuk berobat. Biaya berobat bisa saja di tanggung oleh BPJS Kesehatan atau asuransi namun biaya lain seperti biaya transportasi, sandang, pangan dan papan tidak ditanggung apalagi jika yang sakit kepala rumah tangga atau tulang punggung ekonomi.
Pola hidup bersih dan sehat sangat penting khususnya di daerah rawan penyakit. Tidak hanya di pemukiman namun di tempat bekerja/kantor, pasar tradisional, bandara atau tempat lainya juga harus menjaga kebersihan dan kesehatan. Jangankan di tempat umum, kamar mandi dirumah sendiri saja tidak bersih dan sehat.
Pandemi & Ekonomi
Pandemi Covid-19 mengingatkan hidup sehat itu penting. Sakit bisa meruntuhkan ekonomi suatu rumah tangga bahkan saat ini bisa meruntuhkan ekonomi suatu negara. Negara-negara di dunia banyak yang terkena resesi dan krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 menyadarkan kita bahwa harga sebuah kesehatan adalah barang yang mahal. Apalagi pandemi ini sebuah pandemi yang sangat menyedihkan jika korban tersebut meninggal dunia. Tidak boleh dimandikan, disalatkan hingga dimakamkan oleh keluarga kita sendiri. Kita hanya bisa menyaksikan dari jauh.
Mengutip laporan Work Bank 2015 dengan judul The Socio-Economic Impacts of Ebola in Liberia dari kasus ebola di Liberia tidak mudah membangkitkan perekonomian pasca epidemi.
Masyarakat masih khawatir bekerja dan bersekolah dikarenakan takut tertular dari virus yang mematikan tersebut. Jika bekerja penghasilan pekerja menurun dari sebelum ada epidemi karena perusahaan belum pulih mendapatkan pendapatan.
Ekonomi melambat, usaha kecil dan menengah akan paling berat untuk bangkit kembali. Kekurangan modal dan kehilangan pelanggan menyebabkan kendala utama untuk kembali berwirausaha.
ADVERTISEMENT
Tingkat pengganguran dan kemiskinan akan meningkat. Dalam artikel The HIV/AIDS pandemic in South Africa: sectoral impacts and unemployment ( Arndt dan Lewis 2001) menjelaskan bahwa pandemi dapat mempengaruhi sejumlah variabel ekonomi dan non-ekonomi.
Vaksin yang sudah tiba di tanah air memberikan secercah harapan untuk kita bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala dalam waktu yang tidak lama. Tapi jika semua sudah kembali normal maka kita tetap membudayakan pola hidup bersih dan sehat. Mencuci tangan, memakai masker, berolahraga, tidak membuang sampah sembarang dan makan makanan yang sehat harus menjadi budaya masyarakat Indonesia.
Negara yang sudah punya budaya hidup bersih dan displin saja terkena virus apalagi negara yang tidak peduli dengan kesehatan. Karena itu harapan kita semua akan segera berakhir. Dengan hidup sehat maka kita tidak mengeluarkan biaya yang mahal dan uang kita bisa ditabung untuk peningkatkan kesejahteraan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Ferryal Abadi, Dosen FEB, Universitas Esa Unggul, Jakarta.
.