Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
'Rawon Rampal', Kuliner Legendaris Khas Kota Malang Sejak Tahun 1957
18 Agustus 2019 15:24 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Fery Arifian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berkunjung ke Jawa Timur, khususnya Kota Malang, tidak akan lengkap jika tidak mencicipi kuliner yang satu ini. Rawon, kuliner khas Jawa Timur ini, adalah masakan tradisional dengan kuah berwarna hitam yang dihasilkan dari kluwek atau keluak.
ADVERTISEMENT
Selain memiliki ciri khas kuahnya yang berwarna hitam, cita rasa gurih yang berpadu dengan rempah-rempah Nusantara membuat rawon bisa disantap dan dinikmati semua kalangan. Ditambah lagi, daging sapi empuk yang membuat kuah rawon semakin spesial.
Kali ini, saya kembali mencoba mencicipi salah satu kuliner legendaris yang ada di Kota Malang. Terkenal dengan nama Rawon Rampal, kuliner yang sudah ada sejak tahun 1957 ini masih jadi primadona warga Malang dan wisatawan luar Kota Malang. Terlebih, kuliner yang satu ini sangat cocok untuk disantap sebagai menu sarapan atau makan siang.
Rawon Rampal yang berlokasi di Jalan Panglima Sudirman No. 71A, Kecamatan Klojen, Kota Malang, ini selalu ramai pengunjung. Lokasinya juga tak jauh dari Stasiun Kota Malang dan hanya berjarak beberapa meter dari Lapangan Rampal. Karena itulah, kenapa kuliner yang satu ini dikenal dengan sebutan Rawon Rampal.
Rawon Rampal didirikan oleh sepasang suami-istri bernama Sangadi dan Sariah. Dan kini, diteruskan oleh anak-anak dan keluarganya. Cita rasa yang disuguhkan Rawon Rampal juga terkenal tidak pernah berubah sejak awal berdiri.
ADVERTISEMENT
Sebab, cara memasak kuah rawonnya pun masih menggunakan cara tradisional, yaitu dimasak dengan menggunakan bahan bakar arang, sehingga rasa yang dihasilkan lebih autentik dan begitu pula dengan bumbu-bumbu yang digunakan sebagai bahan campuran pembuatan rawon.
Untuk satu porsi nasi rawon dibanderol dengan harga Rp 41.000 (sudah termasuk nasi). Satu porsi nasi rawon di sini benar-benar penuh dan mengenyangkan. Pengunjung juga bisa memesan setengah porsi nasi rawon dengan harga Rp 20.000 saja.
Pengunjung bisa meminta nasi dan kuah rawon yang dicampur atau dipisah. Namun saya lebih suka memesan nasi rawon yang sudah tercampur menjadi satu. Rasa kuah rawon yang gurih dan beraroma, sangat cocok di lidah saya. Ditambah lagi tekstur daging yang empuk dan lembut saat digigit dan masuk ke dalam mulut.
Pengunjung pun juga bisa mencoba tambahan lauk pauk lain seperti empal, babat, paru, dan otak dengan harga Rp 35.000 untuk setiap mangkuknya. Selain rawon, tempat ini juga menyediakan menu lain yang tidak kalah nikmat, yaitu nasi soto dengan harga Rp 41.000 saja (sudah termasuk nasi). Menu alternatif lain yang bisa dipesan di sini, seperti nasi pecel, nasi campur ayam, nasi campur daging, dan nasi campur empal, babat, paru, atau otak.
Terkenal dengan cita rasanya yang khas dan enak, tidak heran jika Rawon Rampal ini juga pernah menjadi rujukan mantan Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, beserta keluarga. Bahkan Presiden Joko Widodo juga suka.
ADVERTISEMENT
Hal itu bisa dibuktikan dari beberapa foto yang dipajang di dinding warung Rawon Rampal ini. Selain itu, Rawon Rampal juga kerap jadi langganan para pejabat pemerintahan baik daerah maupun provinsi.
Pastikan juga kamu mencicipi Rawon Rampal saat berkunjung ke Malang. Jangan lupa ajak keluarga, teman, dan sahabat kamu untuk berkunjung dan menikmati cita rasa khas dari Rawon Rampal. Tertarik untuk mencicipi kuliner legendaris yang satu ini bukan? Share di kolom komentar ya!