Konten dari Pengguna

Retrorika Coffee Bar & Resto, Kafe Unik di Kota Batu, Malang

Fery Arifian
Blogger based in Malang
13 Oktober 2019 11:21 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fery Arifian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu sudut foto favorit di Retrorika Coffee Bar & Resto. (Foto: Fery Arifian)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu sudut foto favorit di Retrorika Coffee Bar & Resto. (Foto: Fery Arifian)
ADVERTISEMENT
Selalu ada hal yang menarik dari Kota Wisata Batu yang membuat wisatawan tak pernah bosan berkunjung ke Kota ini. Selain banyak pilihan tempat wisata, Kota Batu juga memiliki segudang kuliner dan tempat menarik lain untuk dikunjungi.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Retrorika Coffee Bar & Resto yang berlokasi di Desa Bumiaji, Kota Wisata Batu. Kafe yang masih terbilang baru ini menawarkan suasana yang unik dan menarik. Kenapa unik? Karena kafe ini menggunakan barang daur ulang di setiap sudutnya. Dari depan saja sudah terlihat kesan vintage yang dihasilkan dari pintu dan jendela yang disusun sedemikian rupa, sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Pintu dan jendela kayu yang ada di kafe ini hampir semuanya adalah barang daur ulang.
Suasana Retrorika Coffee Bar & Resto. (Foto: Fery Arifian)
Selalu ramai saat weekend. (Foto: Fery Arifian)
Swiss Winnasis, pemilik dari Retrorika Coffee Bar & Resto adalah sosok yang ada di balik kafe ini. Memiliki latar belakang sebagai orang yang penah berkecimpung di bidang konservasi dan pelestarian alam, kemudian ia tercetus sebuah ide untuk menyulap green house yang ada di rumahnya menjadi sebuah kafe.
ADVERTISEMENT
Ide spontannya itu kemudian dituangkan menjadi sebuah karya yang unik. Selain menyulap green house menjadi kafe, ia juga memberikan sentuhan vintage pada tempat ini. Terlihat banyak tanaman seperti sukulen dan kaktus yang bersanding dengan barang-barang antik lain, seperti telepon dan mesin ketik jadul. Ada pula televisi, radio, roda besi bekas, dan pelat motor bekas menghiasi setiap sudut kafe.
Sign board Retrorika Cafe. (Foto: Fery Arifian)
Berbagai tanaman kaktus dan sukulen yang bisa dibeli pengunjung. (Foto: Fery Arifian)
Kafe ini menjadi ramai dikunjungi wisatawan baik wisatawan asal Malang maupun luar Kota Malang karena konsepnya yang unik dan instagramable. Bahkan, di setiap sudut kafe ini bisa dijadikan sebagai spot foto menarik untuk kaum milenial.
Selain suasana kafe yang unik dan menarik, konsep eco-friendly juga diterapkan di kafe ini. Tempat ini tidak menyediakan tisu, sedotan plastik, dan styrofoam untuk membungkus makanan take away-nya. Namun beberapa benda tadi diganti dengan lap kain yang bisa dicuci dan digunakan ulang, stainless straw, dan besek bambu untuk membungkus makanannya. Bahkan, jika pengunjung ingin membawa pulang minuman yang dipesan, pengunjung harus rela mengeluarkan uang tambahan sebesar Rp 10.000 untuk membeli botol kaca sebagai wadah minuman take away.
Botol kaca dan besek bambu untuk take away. (Foto: Fery Arifian)
Tempat sampah yang juga dipisahkan sesuai jenis sampahnya. (Foto: Fery Arifian)
Selain itu, Swiss Winnasis juga menjelaskan sampah makanan sisa yang dihasilkan dari kafenya ini setiap harinya dikumpulkan dan diolah kembali untuk dijadikan sebagai pupuk kompos. Namun, ia menegaskan agar para pengunjung sebisa mungkin untuk tidak menyisakan makanannya, dan memesan makanan secara bijak agar tidak food waste.
ADVERTISEMENT
Untuk menu makanannya sendiri, Retrorika Cafe ini menyediakan berbagai jenis makan dan minuman, mulai dari kopi, ayam goreng, nasi goreng jawa, mie goreng jawa, aneka snack, dan makanan ringan, jus buah, dan banyak lainnya. Harga menu yang ditawarkan pun juga terjangkau, hanya berkisar dari Rp 4.000 hingga Rp 29.000 saja. Murah bukan?
Beberapa menu makanan yang saya pesan. (Foto: Fery Arifian)
Setiap memesan makanan akan diberikan kain lap bersih sebagai pengganti tisu. (Foto: Fery Arifian)
Saat saya berkunjung ke sini, saya memesan satu porsi nasi goreng jawa, mie goreng jawa, es krim rujak, pisang bakar, dan teh poci. Nasi goreng jawa adalah menu andalan di sini, karena pemilik kafe ingin agar masakan tradisional yang satu ini tidak kalah eksistensinya dengan masakan-masakan modern dari luar negeri. Satu porsi nasi goreng jawa seharga Rp 16.000 saja. Rasanya pas dan gurihnya juga dapat. Tipikal masakan khas Jawa Timuran.
Mie goreng jawa. (Foto: Fery Arifian)
Es Krim Rujak. (Foto: Fery Arifian)
Mie goreng jawa yang saya pesan harganya juga sama, yaitu Rp 16.000. Untuk satu porsi mie goreng jawa ini menurut saya lebih dari cukup karena akan langsung membuat kenyang. Rasanya pun juga nikmat. Bumbunya pas dan kita bisa memilih sendiri tingkat kepedasan makanan yang akan dipesan.
ADVERTISEMENT
Kemudian ada lagi yang unik, yaitu menu Es Krim Rujaknya. Apa jadinya Es Krim dipadukan dengan Rujak buah? Pasti rasanya akan bercampur aduk. Tapi ternyata setelah saya mencicipinya, rasa manis yang bercampur dengan rasa asam dari rujaknya bercampur dengan nikmat. Untuk semangkuk Es Krim Rujak ini kamu cukup mengeluarkan uang Rp 14.000 saja.
Setelah puas dengan makanan beratnya, saya mencicipi teh hangat yang dituang dari dalam poci dan dipadukan dengan gula batu. Teh hangat dengan pisang bakar adalah perpaduan yang sangat pas. Ditambah lagi iklim Kota Batu sore itu cukup dingin, sehingga dua menu ini cocok untuk dijadikan santapan. Harga kedua menu ini adalah Rp 13.000 per porsinya.
Teh Poci dengan gula batu. (Foto: Fery Arifian)
Pisang bakar. (Foto: Fery Arifian)
Selain suasana tempatnya yang unik, Retrorika Cafe juga memiliki menu makanan yang lezat dan ramah di kantong. Tak heran jika wisatawan terus berdatangan ke tempat ini.
ADVERTISEMENT
Kafe ini buka setiap hari mulai pukul 11.00 WIB hingga 24.oo WIB (weekdays), dan 10.00 WIB hingga 24.00 WIB (weekend). Lokasinya berada di Barat Graha Wisata Bumiaji (Rest Area Bumiaji), dan dikelilingi oleh tanah lapang dan perkebunan. Pastikan kamu ke sini mengajak saudara, teman, dan keluarga, ya.