Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
'Warung Sate Gebug 1920', Kuliner Malang Berusia Satu Abad
8 September 2019 19:33 WIB
Tulisan dari Fery Arifian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Membahas kuliner Kota Malang tidak akan pernah ada habisnya. Mulai dari kuliner tradisional, legendaris, modern, hingga kuliner unik pun ada. Begitu pula dengan kuliner yang ditusuk dengan batang bambu dan diolah dengan cara dibakar di atas bara arang. Pasti pembaca kumparan sudah tidak asing lagi bukan?
ADVERTISEMENT
Ya, sate adalah salah satu kuliner Indonesia yang masuk ke dalam kuliner paling favorit. Karena kuliner yang satu ini sangat mudah ditemukan dan memiliki banyak versi, sate juga memiliki cita rasa yang khas dan sangat cocok dengan lidah orang Indonesia.
Salah satu sajian kuliner sate terkenal di Kota Malang ada di Warung Sate Gebug 1920 yang berada di Jenderal Basuki Rahmat 113A, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Warung ini ternyata sudah ada sejak tahun 1920 dan hampir berusia satu abad.
Sebelum mengulas lebih detail menu satenya, saya akan membahas sejarah singkat dan keunikan tempatnya. Awalnya, bangunan yang ada di dalam warung berukuran sekitar 3x4 meter ini adalah sebuah gardu listrik yang dibangun pada masa kolonial Belanda. Kemudian bangunan ini dibeli oleh Yahmon dan istrinya Karbuwati pada tahun 1920 dari pemilik sebelumnya yang merupakan orang Belanda.
Sebelum bangunan ini dibeli dan digunakan sebagai tempat untuk berjualan sate, bangunan ini merupakan sebuah toko es batu milik orang Belanda. Kini, Warung Sate Gebug ini diteruskan oleh generasi ketiga.
ADVERTISEMENT
Warung Sate Gebug menyajikan menu utamanya, yaitu Sate Gebug. Sate ini dibuat dari daging sapi dan hanya menggunakan bagian daging lulur dalam saja. Cara pengolahannya yang menjadi cikal bakal sebutan Sate Gebug ini. Daging sapi digebuk atau ditumbuk hingga halus dan ditambahkan bumbu kecap dengan campuran rempah kemudian dibakar di atas bara arang. Unik bukan?
Soal rasa, saya akui memang nikmat. Selain tekstur daging yang begitu lembut, rasa daging sate yang sudah dibumbui dengan resep rahasia ini pun juga sukses menggoyang lidah saya. Ditambah lagi jika sate dicampur dengan saus yang juga disediakan sebagai bumbu tambahan, rasanya benar-benar sukses membuat saya tidak ingin meninggalkan sisa-sisa daging sedikit pun.
Warung Sate Gebug ini ternyata menggunakan daging sapi berkualitas yang hanya dibeli di beberapa pemasok daging yang sudah dipercaya. Bahkan jika stok daging sapi yang dibeli habis, warung legendaris ini rela tutup. Inilah yang membuat rasa daging benar-benar nikmat, karena hanya menggunakan bahan-bahan yang berkualitas bagus saja.
ADVERTISEMENT
Warung ini juga menyediakan menu lain sebagai pendamping menu Sate Gebug seperti Rawon, Soto, dan Sayur Sop. Semua menu tersebut juga wajib dicoba saat berkunjung ke sini.
Untuk harga satu tusuk Sate Gebug dibanderol Rp 25.000, dan Rp 30.000 untuk sate tanpa lemak. Sedangkan menu rawon seharga Rp 25.000. Pengunjung tidak akan kecewa karena daging yang ada di dalam mangkuk rawon juga banyak dan tak kalah nikmat.
Biasanya dalam sehari, warung ini menghabiskan sekitar 20 hingga 40 kilogram daging sapi. Warung yang buka dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB ini lokasinya sangat mudah untuk dijangkau karena berada di pusat Kota Malang.
Pastikan Warung Sate Gebug 1920 ini masuk ke dalam wish list kamu jika ingin berkunjung ke Kota Malang. Tertarik mencicipi kuliner yang satu ini bukan? Share komentarmu di bawah ya!
ADVERTISEMENT