Konten dari Pengguna

Angka Putus Sekolah Meningkat? Apa Solusinya?

Ferynda Resthu Ariesta
Universitas Negeri Malang
3 Oktober 2023 7:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ferynda Resthu Ariesta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar perpustakaan. Sumber foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Gambar perpustakaan. Sumber foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Pendidikan merupakan kunci utama terbentuknya sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas sehingga mampu bersaing dengan negara maju. Pemerintah terus memberikan perhatian penuh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Presiden Jokowi juga menekankan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Pembangunan pendidikan mencakup peningkatan pemerataan akses, mutu, relevansi, dan daya saing.
ADVERTISEMENT
Alokasi anggaran pada fungsi pendidikan mencerminkan upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang pendidikan dan merupakan upaya melaksanakan ketentuan konstitusi bahwa alokasi anggaran pada bidang pendidikan harus mencakup paling sedikit 20% belanja negara.
Anggaran pendidikan tahun 2019-2023. Sumber foto: DJPb-Kementerian Keuangan
Alokasi anggaran pendidikan terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, anggaran pendidikan tahun ini mencapai Rp612,2 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp237,1 triliun, transfer ke daerah sebesar Rp305,6 triliun, dan pendanaan sebesar Rp69,5 triliun. Anggaran ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp574,9 triliun.
Laju pertumbuhan anggaran pendidikan pada tahun 2022 meningkat tajam hingga mencapai 19,9% dibandingkan tahun 2021, hanya meningkat 1,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pada tahun ini, pertumbuhan anggaran pendidikan mencapai 5,8% dibandingkan anggaran tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Pada tahun ajaran 2022/2023, jumlah siswa putus sekolah tingkat SD mencapai 40.623 orang, SMP 13.716 orang, SMA 10.091 orang, dan SMK 12.404 orang. Padahal pada tahun ajaran 2021/2022 angka putus sekolah mengalami penurunan sebesar 9,3% dibandingkan tahun ajaran 2020/2021. Jumlah siswa putus sekolah pada tahun ajaran 2021/2022 sebanyak 75.876 orang. Jenjang SD sebanyak 38.716 orang, jenjang SMP sebanyak 15.042 orang, jenjang SMP sebanyak 10.055 orang, dan jenjang SMK sebanyak 12.063 orang. Upaya peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan pada semua jenjang secara menyeluruh.
Menurut data yang dipublikasikan Worldtop20.org, peringkat pendidikan Indonesia pada tahun 2023 berada di peringkat 67 dari 209 negara di dunia. Pemeringkatan tersebut didasarkan pada 5 jenjang pendidikan, yakni angka partisipasi PAUD sebesar 68%, angka tamat SD sebesar 100%, dan angka kelulusan SMP sebesar 91,19%. Tingkat kelulusan SMA sebesar 78% dan tingkat kelulusan perguruan tinggi sebesar 19%.
Ilustrasi anak putus asa. Sumber foto: Pixabay.com
Putus sekolah merupakan masih menjadi fenomena yang masih belum bisa terselesaikan di Indonesia. Bahkan angka putus sekolah semakin meningkat, ternyata penyebab siswa putus sekolah bukan melulu soal ekonomi saja melainkan banyak faktor lain yang mempengaruhi siswa tersebut untuk putus sekolah. Alasan lainnya karena pengaruh lingkungan yang tidak baik, pernikahan dini, bullying, kurangnya motivasi belajar, kurangnya kesadaran siswa dan orang tua akan pendidikan, faktor keluarga tidak harmonis hingga keragaman atau heterogenitas siswa yang mengarah pada perilaku maladaptive, sehingga menyebabkan putus sekolah.
ADVERTISEMENT
Perlunya kolaborasi dari semua pihak terutama orang tua dan juga guru sebagai garda terdepan dalam mengurangi angka putus sekolah. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mengidentifikasi terlebih dahulu siswa yang berisiko putus sekolah seperti melihat sikap, perilaku, dan kedisiplinan di sekolah. Selanjutnya yaitu guru melakukan pendampingan secara intensif kepada siswa. Sekolah memberikan edukasi terkait pendidikan untuk membekali siswa agar terhindar dari faktor penyebab putus sekolah. Guru juga harus melakukan pendekatan dan berdiskusi dengan orang tua siswa tentang tumbuh kembang siswa agar guru dapat mengidentifikasi dan mencegah terjadinya putus sekolah.
Peran pemerintah juga sangat diperlukan dalam mengurangi angka putus sekolah. Seperti meningkatkan kualitas guru, memberikan beasiswa, membangun komunitas pendidikan untuk membantu anak yang putus sekolah, pemerataan akses pendidikan dan juga fasilitas pendidikan terutama di daerah terpencil, serta menciptakan program mengirim pengajar ke daerah terpencil yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT