Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Bank Indonesia (BI) Menaikkan Suku Bunga Acuan? Mengapa?
4 April 2023 7:39 WIB
Tulisan dari Ferynda Resthu Ariesta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate Bank Indonesia menjadi 6 persen pada akhir tahun 2023. Namun, akan dinaikkan lagi sebesar 50 basis poin (bps) pada kuartal pertama tahun ini. . "Kami perkirakan BI rate 6%. Ada kenaikan lebih lanjut 50 basis poin pada kuartal I 2023," ujarnya dalam konferensi pers di Menara Mandiri Jakarta, Selasa (1/10). Berdasarkan keputusan rapat direksi pada 15-16 Maret 2023 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) pada 5,75 persen.
ADVERTISEMENT
Dirjen BI Perry Warjiyo mengatakan alasan bank sentral mempertahankan BI7DRR adalah konsisten dengan kebijakan moneter yang berwawasan ke depan dan ke depan, sehingga ekspektasi inflasi ke depan akan terus turun. “Bank Indonesia menilai BI7DRR sebesar 5,75 persen cukup untuk mengendalikan inflasi indeks harga inti dan konsumen (IHK),” kata Perry dalam konferensi pers, Kamis (16/03/2023). Inflasi indeks harga konsumen (IHK) kembali ke sasaran 3,0 ± 1% pada semester II 2023. Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi impor diperkuat dengan pengendalian pendapatan ekspor melalui pemberlakuan mata uang (DHE) di bawah mekanisme pasar.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suku bunga seperti inflasi, permintaan kredit dan kebijakan bank sentral. Kenaikan suku bunga dapat menyebabkan penurunan permintaan pinjaman, sedangkan penurunan suku bunga dapat meningkatkan permintaan pinjaman. Suku bunga juga penting saat berinvestasi. Suku bunga yang lebih tinggi dapat menawarkan pengembalian yang lebih tinggi dari kendaraan investasi tetapi juga dapat lebih berisiko, sementara suku bunga yang lebih rendah dapat menawarkan pengembalian yang lebih rendah tetapi juga lebih stabil. Secara umum, suku bunga memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian dan investasi. Namun, keputusan suku bunga harus didasarkan pada analisis data yang cermat dan kebijakan yang mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi dan keuangan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2022 kuat sebesar 5,01% y-o-y, sehingga tingkat pertumbuhan keseluruhan untuk tahun 2022 menjadi 5,31% y-o-y, jauh di atas tahun sebelumnya sebesar 3,70% y-o-y. . Secara regional, tahun 2022 pertumbuhan ekonomi nasional akan tumbuh kuat di seluruh wilayah, dengan pertumbuhan terbesar di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Jawa, Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Kalimantan, dan Sumatera. Untuk tahun 2023, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi secara umum berada pada kisaran 4,5 hingga 5,3 persen. Perkembangan ekspor bisa lebih baik dari perkiraan karena efek positif dari pemulihan ekonomi di China. Pada 15 Februari 2023, nilai tukar rupiah terapresiasi sebesar 2,39% dari level akhir Desember 2022. Rupiah terapresiasi relatif lebih baik dibandingkan mata uang beberapa negara berkembang lainnya, seperti Filipina (0,99%), Thailand (0,85%), dan Malaysia (0,27%). Rupiah yang terus menguat didorong oleh masuknya modal asing ke pasar keuangan domestik. Singkatnya, kita berharap BI dapat terus menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT