Konten dari Pengguna

KKN-K 189: Desa Sebanen, Kalisat. Indah, Namun Lemah

Fevi Meyta Kusumaning R
Mahasiswa FK UNEJ
31 Juli 2022 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fevi Meyta Kusumaning R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi pribadi.jpg
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi pribadi.jpg
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Desa Sebanen berada di Kecamatan Kalisat, Jember. Desa ini memiliki visual yang indah, ciamik, menyegarkan, namun jika ditelisik lebih dalam, akan terasa menyakitkan. Walaupun begitu, Desa Sebanen tidak dapat dijadikan Desa Wisata, karena lahan yang dipakai sangat dibutuhkan warga untuk dijadikan lahan pertanian.
ADVERTISEMENT
Ketika pergi menuju Desa Sebanen, atau ketika sampai di Desa Sebanen, mata akan sangat dimanjakan dengan pemandangan hijau dan udara segar khas pedesaan. Lahan tani yang dikonstruksi dengan metode terasering menjadi dekorasi tambahan untuk visualisasi mata yang sehari-hari dibakar oleh cahaya ponsel dan komputer. Di tanah ini, mahasiswa KKN Kolaborasi Kelompok 189 tahun 2022 melaksanakan tugasnya mengabdi.
Hari pertama KKN-K 189 terjun ke Desa Sebanen, kami benar-benar terkejut bukan main tatkala melihat beberapa warga sedang buang air di sungai. Tidak hanya demikian, mereka juga mencuci baju, memandikan ternak, mengambil wudhu untuk beribadah, dan kegiatan lain yang membutuhkan air, termasuk memasak. Padahal, setelah ditelisik lebih lanjut hingga ke hulu sungai, aliran sungai melewati sawah dan pastinya bercampur dengan pestisida.
ADVERTISEMENT
“Semua ya di sini, Cong. Mandi di sini, wudhu buat sholat, nah itu, ada tempat sholat di pinggir sungai. Jadi bisa wudhu, langsung sholat di sana dah,” kata salah satu warga ketika diwawancara, mengenai kegunaan sungai bagi mereka. “Sudah lama juga ini, Cong. Saya kecil dah biasa sudah,” imbuhnya sambil geleng-geleng kepala.
Kegiatan yang mereka lakukan dan kebiasaan yang tidak berubah tersebut ternyata sudah lama dan mengakar dari orangtua kepada anak, lalu cucu dan cicit. KKN-K 189 merasa prihatin bercampur bingung, tentang bagaimana bisa mereka tidak sadar bahwa yang mereka lakukan adalah tidak baik bagi mereka, yang ternyata, jawabannya adalah, ketidaktahuan.
KKN-K 189 berniat untuk mengadakan sosialisasi bagi warga tentang bahaya mereka menggunakan sungai dengan air berpolusi pekat, namun, mereka mengindahkan tawaran kami dan tidak tertarik untuk mengikuti sosialisasi yang rencananya akan dilakukan di Balai Desa Sebanen. Maka dari itu, dengan adanya program DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) dari pemerintah, kami akan mengadakan sosialisasi door-to-door sambil mengambil data keluarga untuk dicatat di DTKS. Sambil menyelam, minum kopi.
ADVERTISEMENT