Konten dari Pengguna

KKN Kolaborasi 189: GENTING! Gerakan Sebanen Tingkatkan Sanitasi Cegah Stunting

Fevi Meyta Kusumaning R
Mahasiswa FK UNEJ
12 Agustus 2022 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fevi Meyta Kusumaning R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto bersama ibu-ibu di Desa Sebanen. Dokumentasi pribadi.jpg
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama ibu-ibu di Desa Sebanen. Dokumentasi pribadi.jpg
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Stunting atau kerdil adalah kondisi ketika balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Balita yang mengalami stunting termasuk ke dalam balita yang memiliki kondisi masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor; kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan mengakibatkan pertumbuhan otak dan organ lain terganggu, yang mengakibatkan anak lebih beresiko terkena diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung.
Tim KKNK 189 sedang melakukan penyuluhan pada warga sekitar. Dokumentasi pribadi.jpg
Stunting ditandai dengan anak yang menjadi lebih pendiam, pertumbuhannya terhambat, wajah terlihat muda dari anak-anak seusianya, berat badan lebih ringan untuk anak seusianya, dan tanda-tanda pubertas datang terlambat. Dampaknya, pertumbuhan anak tidak akan optimal, perkembangan otak anak tidak optimal, dan sangat mungkin anak akan mengalami kesakitan dan kematian. Jangka panjangnya, postur tubuh anak tidak optimal, menurunnya kesehatan reproduksi, menurunkan kapasitas belajar, dan meningkatkan resiko penyakit lainnya.
ADVERTISEMENT
Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan oleh WHO, Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara. Di Jawa Timur sendiri, Jember termasuk kabupaten yang berstatus kuning, dengan arti, setidaknya ada 20% - 30% pada tahun 2022. Pada tahun 2021, Jember berada di peringkat dua berstatus merah dengan angka stunting mencapai 37,08%
Kelompok KKNK 189 sedang melakukan penyuluhan bersama ibu-ibu di Desa Sebanen. Dokumentasi pribadi.jpg
Tim KKN Kolaborasi kelompok 189 yang diterjunkan di Desa Sebanen, Kalisat, mendapatkan kerikil di tengah jalan yang menghambat progres untuk melaksanakan program kerja; sosialisasi Sanitasi Untuk Mencegah Stunting (SUNTING) dan Gerakan Sebanen Tingkatkan Sanitasi Cegah Stunting (GENTING). Kerikil yang dimaksud adalah, sulitnya untuk masyarakat agar dikumpulkan di Balai Desa Sebanen, dan sulitnya mereka ditemui pada pagi hingga siang hari dikarenakan mayoritas penduduk Desa Sebanen adalah petani yang ketika pagi hingga siang, pergi ke sawah dan bertani. Namun, kerikil ini bukan halangan besar bagi Tim KKN Kolaborasi kelompok 4.
ADVERTISEMENT
“Kalo masyarakat susah datang ke Balai Desa, ya kita aja yang pergi ke masyarakat. Sambil sosialisasi, kita tetap menjalankan program kerja kita untuk survey Kartu Keluarga, nanti diinput ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial,” kata Tryo Brillian Nugraha, Koordinator Desa kelompok KKN Kolaborasi 189, ketika rapat di Posko KKN Kolaborasi, “Sambil menyelam minum ronde?” tanya Samudra yang dibalas anggukan oleh seluruh anggota Tim KKN Kolaborasi kelompok 189.
Kelompok KKNK 189 sedang menjelaskan tentang stunting dan sanitasi. Dokumentasi pribadi.jpg
Tim KKN Kolaborasi kelompok 189 pergi ke setiap Dusun sambil membawa poster sebagai media sosialisasi pada tanggal 11 Agustus, tanpa pandang bulu, mereka berhenti di setiap komplek perumahan dan mengumpulkan masyarakat yang ada di sana. Sosialisasi berjalan lancar, poin-poin penting yang harus diingat oleh masyarakat tersampaikan dengan baik. Setelah sosialisasi selesai, post-test diberikan kepada setiap warga yang ada di tempat untuk memeriksa apakah informasi yang diberikan sudah dipahami dengan baik. Total ada 43 masyarakat yang turut berpartisipasi dalam sosialisasi GENTING dan SUNTING. Dengan kegiatan sosialisasi ini, diharapkan angka stunting di Desa Sebanen, Kalisat, akan turun di masa depan.
ADVERTISEMENT