Konten dari Pengguna

Tim Gabungan KKN 189 - PBL FKM Unej Kelompok 4 Untuk Sebanen Tanpa Campak

Fevi Meyta Kusumaning R
Mahasiswa FK UNEJ
31 Juli 2022 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fevi Meyta Kusumaning R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi pribadi .jpg
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi pribadi .jpg
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tim KKN Kolaborasi kelompok 189 yang terdiri dari 10 mahasiswa/i dari Universitas Jember, Universitas Dr. Soebandi Jember, dan Universitas Muhammadiyah Jember, mendapatkan tugas mulia untuk mengabdi di Desa Sebanen, Kalisat, Jember. Dalam proses penyelidikan Desa Sebanen, Tim KKN Kolaborasi 189 berkesempatan untuk bertemu dengan Tim PBL FKM Unej Kelompok 4 dan menggabungkan kekuatan untuk mengalahkan teror Campak.
ADVERTISEMENT
Pada Maret 2020 silam, WHO meminta negara-negara di dunia untuk menunda program vaksinasi Polio dan mendahulukan imunisasi virus Korona. Sejak itu, wabah Polio dilaporkan muncul di 30 negara, dan tentu saja, wabah Campak dan Rubela. Ahli anak di rumah sakit anak, Great Ormond Street Hospital, Inggris, mendesak pemerintah di dunia agar secepat mungkin memulihkan program imunisasi anak. Menurutnya, kemunduran tersebut bisa memicu efek jangka panjang.
“Dampak dari apa yang sedang terjadi di satu belahan Bumi akan ikut memengaruhi seisi dunia,” katanya, mengenai pandemi Covid-19, Cacar Monyet, Difteri, Polio, Campak, dan Rubela. “Entah atas dasar moral etika atau kepentingan pribadi, kita harus menempatkan kesehatan anal-anak sebagai prioritas tertinggi,” imbuhnya dengan kalimat penuh kecemasan.
ADVERTISEMENT
Dari UNICEF, sekitar 25 juta anak-anak di dunia dilaporkan gagal atau melewatkan vaksinasi Difteri, Polio, Campak, dan Rubela, akibat terhentinya layanan kesehatan selama pandemi, terutama di India dan Indonesia. Laporan lembaga anak PBB, UNICEF, yang dirilis Jum’at, 15 Juli 2022, juga merujuk kepada misinformasi dan hoaks terkait vaksin yang menjadi penyebab utama banyaknya anak melewatkan vaksinasi.
“Situasi ini adalah tanda bahaya bagi kesehatan anak. Kita menyaksikan kemunduran besar dan konstan dalam program imunisasi anak sejak satu generasi,” kata Catherine Russel, Direktur Eksekutif UNICEF sembari menegaskan betapa daruratnya generasi di masa depan tanpa vaksinasi.
Dokumentasi pribadi .jpg
Desa Sebanen, Kalisat, adalah desa yang termasuk ke dalam golongan ‘melewatkan vaksinasi’. Namun, masih belum terlambat untuk mencegah. Karena, Tim PBL FKM Unej Kelompok 4 berhasil menemukan kelemahan di generasi mendatang Desa Sebanen, Kalisat, yaitu Campak dan Rubela. Maka, dengan keahlian Tim PBL FKM Unej Kelompok 4 dan kekuatan dari KKN Kolaborasi 189, akan berusaha menggagalkan rencana Campak dan Rubela untuk menyakiti generasi di masa depan.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang akan dilakukan cukup sederhana, namun, akan memberikan efek luar biasa dalam jangka panjang. Tim Gabungan berhasil membuat data survey mengenai jumlah orang yang akan mengikuti penyuluhan mengenari penyakit Campak dan Rubela, dan ada sekitar 60 orang lebih yang akan datang untuk mendapatkan pendidikan dan vaksinasi, yang tentu saja, didapatkan secara gratis.