Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
KKN Kebangsaan 2021: Cegah Stunting Itu Penting
21 Agustus 2021 18:23 WIB
Tulisan dari Fiany Alifia Lasnita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Minggu, 25 Juli 2021 peserta Posko 18 KKN Kebangsaan 2021 tiba di Desa Teluk Majelis, Kecamatan Kuala Jambi. Tak satupun dari kami pernah menginjakan kaki di desa ini. Asing rasanya saat pertama kali kami berkunjung disana. Bagaimana tidak, kami semua berasal dari provinsi dan kota yang berbeda. Namun sebagai pemuda yang berani melangkah, tanpa berpikir panjang kami langsung bergegas bertemu dan bertegur sapa dengan warga sekitar pada hari pertama kedatagan.
ADVERTISEMENT
Sapaan kami dengan hangat disambut oleh warga. Tenang hati ini rasanya menerima kenyataan bahwa kami akan menetap di Desa Teluk Majelis selama satu bulan kedepan. Pak Rudihartono selaku Sekretaris Desa pun ikut menyambut kami sekaligus memberikan arahan untuk program kerja Posko 18 KKN Kebangsaan 2021 kedepannya. Tak hanya Pak Rudihartono, Kepala Dusun Desa Teluk Majelis, Karang Taruna, Ibu PKK Dasawisma hingga Ibu Lurah ikut tersenyum mengetahaui kedatangan kami di Desa Teluk Majelis.
Hari demi hari kami lewati, berbagai riset dan observasi kami lakukan. Minggu demi minggu, berbagai aksi pengabdian masyarakat kami tunjukan. Seperti pembukaan kelas private bagi anak-anak sekolah dasar, pendataan UMKM dengan SIUP, penyuluhan pemanfaatan cocopeat sebagai pot bunga, meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap situs sejarah, dan sosialisasi wawasan kebangsaan serta bahaya Covid-19 bagi masyarakat setempat. Namun ada satu lagi yang menarik perhatian kami, yaitu pencegahan stunting pada anak.
ADVERTISEMENT
Anak sebagai aset berharga untuk meneruskan cita-cita bangsa dan sebagai sumber daya manusia bagi pembangunan nasional perlu diperhatikan kesehatannya. Mungkin tidak banyak masyarakat yang sangka bahwa anak perlu mendapatkan nutrisi yang seimbang untuk pertumbuhannya. Mungkin banyak pula orang tua yang mengira bahwa tubuh pendek dan kerja otak yang lambat pada anak adalah karena keturunan. Padahal keturunan hanya salah satu faktornya, stunting dapat dicegah.
Beberapa dari kita mungkin belum mengetahui apa definisi stunting. Dikutip dari website Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis dalam waktu yang cukup lama terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Gangguan kesehatan ini akan menyebabkan pertumbuhan anak terhambat, anak akan tumbuh lebih pendek jika dibandingkan dengan anak lain seusianya. Stunting juga akan mempengaruhi perkembangan otak pada anak.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, kami melakukan riset di website resmi World Health Organization. Ternyata pada 2017 WHO menetapkan Indonesia sebagai negara ke-3 (ketiga) dengan angka prevalensi tertinggi di Asia. Pada 2018, Riset Kesehatan Dasar menunjukan bahwa jumlah penderita stunting di Indonesia terus menurun hingga 30,8%. Awalnya penurunan angka tersebut membuat hati kami sedikit kelegaan. Namun demikian, pencegahan harus terus dilakukan.
Fiany Alifia Lasnita, seorang mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret dari Surakarta sebagai salah satu Peserta Posko 18 KKN Kebangsaan 2021 memfokuskan wilayah risetnya yaitu Provinsi Jambi. Pada data Suvei Status Gizi Balita Indonesia di tahun 2019, Jambi menempatkan dirinya pada posisi ke-5 (kelima) di Indonesia dengan angka prevalensi stunting sebesar 21,03%. Dari berbagai sumber yang Fiany baca dan telusuri, tahun ini pun Penjabat Gubernur Jambi, Dr. Hari Nur Cahya Murni M.Si masih terus menggencarkan aksi pecegahan stunting pada anak. Kami rasa hal tersebut harus tetap dilakukan demi menurunkan angka prevalensi stunting serta mewujudkan target Indonesia yang diselaraskan dengan target global. Target World Health Assembly yaitu: a 40% reduction in the number of children under-5 who are stunted (menurunkan prevalensi stunting pada balita sebanyak 40% di tahun 2025).
Dengan terus mengikuti petunjuk dan teknis dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2019 tentang Penaggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat Penyakit, Posko 18 KKN Kebangsaan 2021 yang dibimbing oleh Dr. Ervan Johan Wicaksana S.Pd., M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Lapangan, mengadakan sosialisasi pencegahan stunting pada anak balita di Desa Teluk Majelis, Kecamatan Kuala Jambi. Sosialisasi ini dihadiri oleh Hanafun Febri Kris Utomo selaku Ahli Gizi dari Kecamatan Kuala Jambi yang memberikan materi berupa pencegahan dan penanggulangan terhadap anak dari stunting. Hanafun juga mengutip beberapa kata dalam pemaparan materinya, “orang tua wajib memperhatikan tumbuh kembang si kecil demi meningkatkan kualitas generasi muda di Indonesia pada masa mendatang.”
ADVERTISEMENT
Keberlangsungan sosialiasi pencegahan stunting pada anak ini dihadiri oleh Ibu-Ibu penduduk setempat dengan harap para Ibu dapat meningkatkan kepeduliannya terhadap kesehatan balitanya masing-masing. Para Ibu disarankan untuk memberikan gizi dan protein pada anak untuk perkembangan dan pertumbuhan tubuhnya. Selain itu, anak-anak dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari. Pola tidur anak juga harus diperhatikan oleh sang Ibu. Pembekalan berupa sosialisasi pencegahan stunting pada anak yang dilasanakan pada 20 Agustus 2021 di Desa Teluk Majelis oleh Posko 18 KKN Kebangsaan 2021 ini menunjukan kepedulian kami untuk turut serta menurunkan angka stunting pada anak di Indonesia.