Konten dari Pengguna

Siapa Bilang Anak Bungsu Selalu Dimanja?

Ficka Destriana Putri
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
18 Desember 2023 10:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ficka Destriana Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak bungsu. Foto. Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bungsu. Foto. Pexels
ADVERTISEMENT
Jadi anak bungsu katanya enak. Image yang sering melekat pada anak terakhir adalah manja dan nggak mandiri karena segala keinginannya selalu terpenuhi. Aku yang sudah merasakan selama 19 tahun nggak setuju akan hal itu.
ADVERTISEMENT
Memang suatu keistimewaan tersendiri lahir sebagai anak bungsu karena banyak mendapat perhatian dan kasih sayang dari kakak-kakak. Tapi bukan berarti menjadi ‘anak emas’.
Jadi stop membuat stereotip tentang anak bungsu seperti tadi ya. Nyatanya anak bungsu juga memiliki banyak tanggung jawab dan tekanan.
Dibandingkan dengan Kakak
Nasib jadi anak bungsu dan punya banyak kakak yang berprestasi sudah biasa sering dibanding-bandingkan. Misalnya terkait pendidikan, kakak bisa sekolah di negeri sementara aku tidak.
Dijaga Terlalu Ketat
Jadi anak bungsu memang banyak disayang karena selalu dianggap paling kecil. Masalahnya, bukankah sesuatu yang berlebihan itu tidak baik? Banyak tekanan hingga tidak ada kebebasan karena apa-apa tidak boleh.
Tidak Bisa Menentukan Pilihan
Untuk hal satu ini sepertinya hampir semua dirasakan anak bungsu. Entah itu urusan hidup atau pendidikan, sangat jarang dikasih kesempatan untuk menentukan pilihan sendiri karena orang tua menganggap keputusannya selalu benar dan bilang “Ini yang terbaik buat kamu!”.
ADVERTISEMENT
Harus Mau Disuruh-suruh
Nasib jadi si bungsu harus terima risiko jika orang yang lebih tua menyuruh untuk melakukan ini dan itu. Seringkali hal ini menjadi sebuah tekanan dan merasa tidak adil.