6 Langkah Penerapan Green Productivity

Ficky Augusta Imawan
Instruktur Produktivitas (Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Prov DKI Jakarta)
Konten dari Pengguna
29 Desember 2021 19:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ficky Augusta Imawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gaya hidup ramah lingkungan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gaya hidup ramah lingkungan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kebiasaan membawa kantong belanja sendiri atau eco-bag, menghindari penggunaan sedotan plastik sekali pakai, dan membeli produk dengan kandungan organik, kita rasakan telah menjadi eco-lifestyle di masyarakat belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Semakin kesini, preferensi konsumen dalam pembelian sebuah produk mulai bergeser pada produk yang ramah lingkungan (green product). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh PWC tahun 2021, setengah dari responden global merupakan tipe konsumen yang mempertimbangkan faktor sustainability dalam purchasing decision. Hal ini menunjukkan sisi positif pola perilaku konsumen akan kesadaran yang tinggi untuk turut andil dalam pelestarian lingkungan.
Fenomena ini tentunya tidak luput dari pengamatan para pelaku industri yang terdorong untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan menciptakan produk yang lebih hemat energi, ramah lingkungan, mengurangi tingkat polusi dan emisi, serta inovasi produk yang dapat dikelola kembali. Berbagai alternatif eco-design diadopsi oleh pelaku industri, antara lain penggunaan bio-degradable material dan daur ulang plastik pada kemasan, meniadakan uji coba produk pada hewan, serta berbagai penerapan standar dan sertifikasi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pelaku industri juga dituntut turut serta dalam pencapaian pengurangan emisi global yaitu net zero emission akibat perubahan iklim dunia. Berbagai kebijakan dan peraturan harus dipenuhi oleh pelaku industri dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia melalui pemeliharaan dan pelestarian lingkungan. Mau tidak mau hal tersebut akan berpengaruh terhadap strategi bisnis dan perbaikan proses bisnis secara keseluruhan agar dapat meningkatkan daya saing.
Konsep penerapan green productivity dapat mengintegrasikan adanya perubahan preferensi konsumen terhadap green product, kewajiban pemenuhan peraturan terkait aspek lingkungan hidup dalam proses bisnis namun dengan tetap mempertahankan profitabilitas usaha melalui penggunan energi dan sumber daya secara efektif dan efisien.
Lantas apa saja yang harus dipersiapkan oleh pelaku industri agar dapat menerapkan konsep green productivity?
ADVERTISEMENT

Success in Six Concept

Setidaknya terdapat 6 langkah yang dapat ditempuh pelaku industri untuk memulai penerapan Green Productivity sesuai Handbook on Green Productivity yang diterbitkan oleh Asian Productivity Organization, apa saja itu?
Gambar 1: Success in six concept (Sumber: Pribadi, Diadopsi dari Handbook on Green Productivity APO)
Getting Started, merupakan tahap pertama yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah membentuk tim yang melekat dalam pelaksanaan green productivity dengan mengalokasikan key person dari unit yang terlibat dalam proses bisnis. Setelah membentuk tim (GP team), langkah berikutnya adalah mengumpulkan data dan informasi untuk memetakan perbaikan pada proses bisnis yang dinilai kurang atau tidak memenuhi kriteria green productivity, misalnya data terkait efisiensi penggunaan sumber daya, jumlah limbah produksi yang tidak ramah lingkungan, proses pengolahan limbah, data kinerja keuangan termasuk struktur biaya, dan/atau tingkat kecelakaan kerja.
ADVERTISEMENT
Kemudian tahap kedua adalah Planning. Tahap ini dilakukan dengan mengidentifikasi permasalahan yang timbul disertai dengan penyebabnya berdasarkan hasil observasi dan informasi yang telah dikumpulkan serta menentukan sasaran utama dan target yang harus dicapai. Selain itu, perlu menyusun sistem indikator kinerja, misalnya tingkat penggunaan energi per produk yang dihasilkan, recycling index, tingkat pengurangan emisi dan efek gas rumah kaca, atau rasio penjualan terhadap biaya yang ditanggung akibat dampak lingkungan.
Selanjutnya tahap ketiga adalah Generation and Evaluation of Green Productivity Options. Pada tahap ini, perlu disusun alternatif opsi/program perbaikan proses bisnis untuk mencapai sasaran utama. Dari berbagai opsi yang telah disusun, perlu dilakukan pemilahan (screening) untuk menentukan opsi mana yang layak diimplementasikan oleh perusahaan dengan mempertimbangkan biaya yang diperlukan, kompleksitas dan kelayakan teknis, tingkat risiko, jangka waktu implementasi, dan tingkat manfaat yang diharapkan dari pilihan opsi tersebut khususnya dampak terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial. Setelah menentukan opsi, perusahaan harus membuat rencana implementasi secara detail sebagai guidelines dalam pelaksanaan opsi tersebut.
ADVERTISEMENT
Tahap keempat adalah Implementation of Green Productivity Options. Hal yang dapat dilakukan pada tahap implementasi atas opsi yang dipilih antara lain melakukan uji coba opsi pada skala yang lebih kecil, melaksanakan pertemuan rutin untuk mendeteksi potensi permasalahan, memastikan bahwa setiap pihak memahami perannya, mengalokasikan sumber daya pada area yang dibutuhkan, dan mengkaji perkembangan setiap tahapan implementasi. Dalam penerapan green productivity, biasanya perusahaan mengadopsi teknologi baru dan memodifikasi proses bisnis. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan pelatihan, pembaharuan kompetensi, serta membangun awareness terhadap program green producitivity.
Kemudian pada tahap kelima adalah Monitoring and Review. Untuk mengetahui sejauh apa tingkat keberhasilan implementasi opsi green productivity, perlu dilakukan pemantauan dan penelaahan antara lain dengan membandingkan hasil post-implementation dengan target dan indikator kinerja yang diharapkan, mengidentifikasi permasalahan selama periode implementasi, serta menyusun corrective action untuk perbaikan ke depan. Pada tahap ini, perusahaan dapat mengukur apakah program green productivity yang dipilih dapat berjalan baik, tepat, dan efektif untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan hidup.
ADVERTISEMENT
Terakhir yang menjadi tahap keenam adalah Sustaining Green Productivity. Tahap ini dilakukan dengan mempertahankan konsep green productivity secara berkelanjutan pada proses bisnis secara menyeluruh antara lain dengan mengimplementasikan corrective action yang telah disusun dan menerapkan kembali 6 tahapan green productivity methodology di atas sebagai sebuah siklus continuous improvement.
Keenam tahapan dalam success in six concept bagaikan mata rantai yang saling berkaitan. Perlu upaya maupun konsistensi agar penerapan konsep ini pada akhirnya dapat membuahkan hasil. Terakhir, hal yang paling penting adalah berani mengambil langkah kecil untuk mulai menerapkan green productivity dalam menjalankan kegiatan bisnis. Yuk, mulai sekarang juga.
"Success isn't always about greatness. it's about consistency. Consistent hard work leads to success. Greatness will come." (Dwayne Johnson)
ADVERTISEMENT