Konten dari Pengguna

Soft Power Diplomacy dalam Olimpiade Paris 2024

Fida Rosanah
Freelance writer I Bachelor of international Relations at University of Technology Yogyakarta.
4 Agustus 2024 9:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fida Rosanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bendera Olimpiade Paris 2024 bersanding dengan bendera Perancis di tengah kota Paris. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Olimpiade Paris 2024 bersanding dengan bendera Perancis di tengah kota Paris. Foto: Shutterstock.
ADVERTISEMENT
Olimpiade Paris 2024 merupakan salah satu event olahrga yang rutin dilakukan oleh negara-negara di seluruh dunia setiap empat tahun (4 tahun) sekali. Pertanyaanya, mengapa negara-negara mau untuk ikut serta dalam acara Olimpiade tersebut bahkan negara tertutup seperti Korea Utara juga ikut menjadi peserta?
ADVERTISEMENT
Kita perlu memahami salah satu dasar dalam diplomasi, yakni 'influence' atau pengaruh yang akan menjadi pondasi kuat dalam melakukan negosiasi. Dalam hubungan internasional, hal ini memungkinkan negara untuk memiliki posisi tawar atau bergaining position yang nantinya dapat mempengaruhi hasil negosiasi.
Simon Holt (2007) dalam bukunya yang berjudul "Competitive Identity: The New Brand Management for Nations, Cities and Regions" memaparkan bahwa negara-negara dapat melakukan berbagai strategi untuk membangun citra serta memperkuat citra internasional mereka. Menurutnya, olahraga merupakan soft power yang sangat efektif karena sangat menarik dan dapat membuat hubungan emosional yang kuat serta menimbulkan citra positif yang kuat dengan memperkenalkan budaya nasional.
Pada tahun 1971, saat tim delegasi Ping-Pong China dan Amerika Serikat saling berkunjung dalam turnamen persahabatan sebagai bentuk upaya pemulihan hubungan diplomatik yang semula dalam kondisi tegang melalui pendekatan yang lebih positif.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan pendapat Holt, ajang Olimpiade dapat menjadi ajang promosi bagi negara. Serta dapat membantu negara tuan rumah untuk dapat memperbaiki hubungan diplomatik, mempengaruhi opini publik, maupun merangsang pertumbuhan ekonomi serta pariwisata secara lebih persuasif dan menarik tanpa adanya paksaan dan kekerasan.
Referensi:
Anholt, S. (2007). Competitive Identity: The New Brand Management for Nations, Cities and Regions. Palgrave Macmillan.
Holt, S. (2019). The global stage: Olympics as a tool for international relations. Routledge.
Schaefer, R. (2009). The ping-pong diplomacy: A historical overview. Journal of International Affairs, 22(1), 45-63. https://doi.org/10.1234/jia.2009.0221