Konten dari Pengguna

Debat Capres: Bahan Penilaian Bagi Publik

Fiderman Gori
Penulis Merupakan Penggiat Literasi Sosial
16 Desember 2023 23:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fiderman Gori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Debat (Pixabay.com/Mohamed_hassan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Debat (Pixabay.com/Mohamed_hassan)
Debat Capres 2024 merupakan suatu momen penting dalam demokrasi politik yang ditunggu-tunggu oleh para calon presiden dan calon wakil presiden maupun para pendukungnya. Debat perdana telah diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum RI pada 12 Desember 2024 sebagai rangkaian kampanye pemilu yang kini sedang berlangsung.
ADVERTISEMENT
Momen debat ini tentu saja dimanfaatkan dengan baik oleh tiga Capres yaitu, Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang juga dihadiri oleh wakil presiden (cawapres) masing-masing, yaitu Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming dan Mahfud MD.
Seperti diketahui nomenklatur debat Capres kali ini, KPU mengusung tema: Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi. Dari tema ini calon Presiden diperuntukkan mengupas dan menyampaikan gagasan maupun perspektifnya selaras dengan visi misi mereka. Dengan dasar argumen bagaimana masalah tersebut dapat diselesaikan melalui kebijakan mereka sebagai pemimpin tertinggi negara dan pemerintahan kedepan.
Sementara, pemahaman lain dari debat ini juga menjadi medium bagi Capres-Cawapres untuk membangun citra politik kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi pemilu. Dimana Capres maupun Cawapres mendapat kesempatan menawarkan gagasan politiknya untuk meyakinkan pemilih terhadap visi-misi mereka. Pokoknya pentingnya ialah program yang ditawarkan ke publik dapat dipahami secara komprehensif dan bisa mendorong pemilih menentukan arah pilihan politiknya dengan benar dan tepat.
ADVERTISEMENT
Namun, terlepas sebagai jembatan untuk menyampaikan gagasan visi-misi kepada masyarakat, debat ini juga menjadi bahan evaluasi dan penilaian publik terhadap masing-masing Capres-Cawapres. Dimana pada kesempatan baik ini, publik (masyarakat) akan melihat dan menilai ide, pikiran, pemahaman, wawasan, hingga kepada karakter kepribadian masing-masing kandidat Capres maupun Cawapres.
Kendati demikian, masyarakat sebagai pemenang kedaulatan tertinggi dalam demokrasi politik yakni pemilu adalah orang yang paling menerima dampak dari semua proses ini. Hal yang lumrah jika kemudian debat tersebut dijadikan parameter logis dalam mengukur ketajaman berpikir kandidat dalam menyampaikan ide-ide mereka tentang Indonesia lima tahun kedepan.
Untuk itu, wajib hukumnya proses debat Capres-Cawapres harus disajikan dengan baik, agar masyarakat bisa menangkap perspektif masing-masing kandidat secara utuh. Jangan kemudian debat yang dipertontonkan di ruang publik terkesan hanya sebagai ajang saling menjatuhkan, menyerang dengan gagasan tidak berbobot. Atau dengan euforia politik belaka yang disuguhi seruan sorak-sorak, tepuk tangan dan yel-yel para pendukung garis keras.
ADVERTISEMENT
Kembali pada esensi debat, menurut Perludem seperti dikutip dari Republika.co.id, debat adalah pertukaran pendapat mengenai suatu masalah dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Jadi, perdebatan Capres-Cawapres harus disinyalir dengan gagasan konstruktif, logis dan realistis sebagai proses demokrasi politik yang berkualitas. Karena autentisitas pemahaman dan kedalaman calon kandidat terkait isu-isu penting dan kondisi faktual penting untuk menguji kapabilitas seorang pemimpin.
Maka, Capres dan Cawapres sebagai figur politik yang dipilih dari rahimnya rakyat memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan penjelasan yang konkret, aktual dan cerdas kepada masyarakat sebagai pemilih. Bukan sebaliknya perdebatan politik ini hanya sebatas penjelasan, jawaban atau tanggapan normatif belaka yang sulit ditemukan titik rasionalitasnya.
Sekali lagi debat Capres dan Cawapres adalah ajang saling adu gagasan, adu perspektif, adu ide bukan gimik atau adu drama politik seperti yang dipertontonkan akhir-akhir ini ke publik. Sebab bangsa ini, bangsa besar, bangsa yang memiliki beragam persoalan, dan untuk itu membutuhkan sosok pemimpin visioner, progresif dan punya sikap politik yang realistis alias tidak abu-abu. Kita berharap pada debat berikutnya para kandidat Capres-Cawapres dapat memberikan performa debat yang lebih argumentatif dan dialogis.
ADVERTISEMENT