Pemilu dan Valentine Day

Fiderman Gori
Penulis Merupakan Penggiat Literasi Sosial
Konten dari Pengguna
28 Januari 2024 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fiderman Gori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Simulasi Surat Suara Pemilu. Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Simulasi Surat Suara Pemilu. Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada yang menarik di hari pencoblosan pada pemilu serentak 2024 kali ini. Pada pemilu 2024 baik pemilihan presiden, wakil presiden, DPRD, DPR, dan DPD bertepatan di hari istimewa yakini, 14 Februari 2024. Seperti diketahui oleh lintas generasi, 14 Februari ini dikenal sebagai hari kasih sayang (valentine day).
ADVERTISEMENT
Jika menjelaskan sedikit tentang hari kasih sayang (valentine day) yang kebetulan hari pencoblosan pemilu merupakan perayaan cinta, kasih, perhatian, atau pengakuan penuh cinta dan kasih sayang. Apakah itu kasih sayang kepada pasangan, teman, keluarga atau orang-orang yang berjasa dalam hidup kita.
Dalam perkembangannya khususnya di tengah-tengah generasi milenial dan Z, hari kasih sayang ini kerap diekspresikan dengan elaborasi romantika, ucapan maupun pemberian. Hal itu tentu sebagai bentuk ungkapan kasih sayang dan upaya untuk menghargai suatu hubungan.
Jadi, tanpa saya jelaskan secara komprehensif, teman-teman pasti sudah tahu dominasi dari perayaan kasih sayang tersebut. Meski di lain peristiwa masih ada orang yang salah memahami makna hari kasih sayang tersebut, seperti halnya demokrasi kita yang kadangkala disalahartikan dan diobrak-abrik karena kepentingan kekuasaan. Tapi kita tetap optimis di hari kasih sayang sekaligus sebagai pesta demokrasi ini berjalan sesuai nilai dan etika luhur yang baik.
ADVERTISEMENT
Kembali pada kontes tulisan ini yakni, pemilu dan valentine day merupakan kolaborasi yang amat penting menuju pesta demokrasi kita. Sehingga pada kesempatan ini, saya coba ambil momentum ini sebagai integral terhadap representasi pemilu yang penuh cinta dan kasih sayang menuju hari pencoblosan. Agar pemilu 2024 melalui kedaulatan rakyat dapat menunjukkan sisi kecintaan dan kasih sayang terhadap bangsa dan negara.
Selain itu, preferensi hari kasih sayang ini juga tentu menjadi momentum dalam menentukan pilihan politik kepada sosok yang benar-benar memiliki integritas, terutama dalam mencintai bangsa, rakyat dan demokrasi. Tidak kemudian pilihan politik sebatas hari kasih suara, namun esensi pada figur politik adalah paling penting.
Pemilu tinggal menghitung jari. Kurang lebih tiga minggu ke depan kita akan berbondong-berbondong datang ke TPS menunaikan kewajiban kita sebagai warga negara. Menyalurkan hak pilih kepada orang yang akan membawa agenda besar Indonesia ke depan. Momen ini jangan dianggap perkara biasa, salah pilih kita akan mengorbankan lima tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Di tengah preferensi politik yang kian memanas hari ini tak jarang mencekoki pikiran, penglihatan bahkan personal kita. Suasana saling gesek menggesek, baik antar kandidat maupun pendukung menjadi tontonan politik. Maka menyikapi kondisi ini, kita sebagai pemegang hak suara jangan luput dan pragmatis terhadap track record masing-masing kandidat.
Ini tugas kita sebagai warga negara untuk memastikan bahwa figur yang dipilih adalah orang bersih, tidak memiliki catatan pelanggaran seperti, korupsi, nepotisme, HAM dan sebagainya. Kepemimpinan menuju Indonesia emas adalah pemimpin yang mengedepankan kepentingan kemajuan bangsa bukan kepentingan individu atau kelompok tertentu.
Maka, di hari kasih sayang (valentine day) yang merupakan hari pencoblosan pada pemilu 2024 ini, kita jadikan sebagai titik wujud mencintai demokrasi politik yang ideologis dan bermartabat. Menghargai perbedaan pandangan politik tanpa mengutuk satu sama lain. Menjaga keharmonisan bahwa cinta kepada sesama dan cinta kepada bangsa dan negara adalah cara menjaga persatuan dan kesatuan demikian sila ketiga pancasila.
ADVERTISEMENT
Untuk mengakhiri tulisan ini, saya mengutip sebuah kalimat konon diucapkan oleh Romo Franz Magnis Suseno “Pemilu bukan untuk memilih yang terbaik, tetapi untuk mencegah yang terburuk berkuasa”. Selamat hari pemilu dan selamat hari kasih sayang!