Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kiai Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon Wajibkan Santri Nonton Film "Ayat-ayat Cinta 2"
29 Desember 2017 0:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Media Center Pesantren Bina Insan Mulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kenapa Seluruh Santri dan Wali Santri Pesantren Bina Insan Mulia Wajib Menonton Ayat Ayat Cinta 2?
ADVERTISEMENT
Sejak sepuluh tahun terakhir ini, industri fim nasional mulai diramaikan oleh film-film berbasis nilai-nilai kemanusiaan, pendidikan, perjuangan, dan religi. Sebut saja misalnya Ayat Ayat Cinta (1), Laskar Pelangi, Sang Pencerah, Guru Bangsa, Sang Kyai, dan yang terbaru adalah Ayat Ayat Cinta 2 yang telah dirilis sejak 21 Desember 2017 kemarin.
Tiga hari dirilis, penonton film ini menembus angka di atas 500 ribu. Bahkan sebelum tayang saja, jumlah penonton yang sudah membeli tiket mencapai 40 ribu. Guntur Soeharjanto, sang sutradara, yakin bahwa filmnya ini akan mengulangi kesuksesan Ayat Ayat Cinta (1) yang sampai bisa mendulang 3.5 juta penonton di Indonesia.
Ini tentu sangat menggembirakan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang menginginkan hadirnya film bukan saja hiburan, tetapi juga tuntunan yang bisa memotivasi generasi muda untuk menatap masa depan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Hadirnya film-film nasional yang bermuatan dakwah bagi generasi muda ini rupayanya mengusik perhatian serius KH Imam Jazuli, Lc., MA, Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia. Beliau rupanya sangat concern memperhatikan geliat industri film nasional.
Sebagai bukti riil perhatian serius itu, Kyai Muda yang banyak melakukan terobosan di dunia pendidikan ini mewajibkan seluruh santri dan santriwatinya untuk menonton film Ayat Ayat Cinta 2 selama mengisi liburan.
"Bagi yang tidak bisa menunjukkan tiketnya nanti, mohon jangan masuk ke pesantren dulu", tegas KH Imam Jazuli, Lc. MA, dalam ceramahnya menutup rangkaian acara Haul KH. Anas Sirojuddin yang disambut tepuk tangan hadirin.
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia ini juga sangat mengharapkan santri dan satriwatinya saat menonton didampingi orangtua.
ADVERTISEMENT
Dengan jumlah santri seribu, diperkirakan Pesantren Bina Insan Mulai telah berkontribusi 3000 penonton selama masa pemutaran Film Ayat Ayat Cinta 2.
Jika langkahnya ini diikuti oleh pesantren lain atau sekolah-sekolah Islam lainnya, maka KH Imam Jazuli yakin sekali industri film nasional akan tumbuh subur dan menjamur.
"Kalau bukan kita, lalu siapa yang mau memajukan film nasional?", tandasnya di hadapan 8000 jama'ah yang hadir memperingati Acara Haul tersebut.
KH Imam Jazuli, Lc., MA., menambahkan bahwa berdakwah melalui jalur seni terbukti sudah pernah dilakukan oleh Wali Songo dan hasilnya sangat bagus. Islam mulai disebarkan di tanah Nusantara ini melalui jalur kultural sehingga tidak ada gejolak apa-apa di masyarakat, bahkan sebaliknya. Jika dulu medianya menggunakan wayang dan berbagai pertunjukan tradisional lain, maka sekarang ini perlu melihat film sebagai media dakwah juga.
ADVERTISEMENT
"Harapan saya, dari seribu santri Bina Insan Mulia saat ini akan lahir generasi muda Indonesia yang berkomitmen untuk mendakwahkan ajaran agama dengan berbagai cara dan media, dan salah satunya lewat film", pesan Kyai Imam Jazuli kepada santri-santrinya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Di tempat terpisah, KH Imam Jazuli Lc., MA., menjelaskan bahwa sebelumnya santri-santrinya juga telah diwajibkan nonton film 99 Cahaya di Langit Eropa. Alasan mendasar kenapa dirinya mewajibkan santri-santrinya untuk menontoh film yang bermuatan pendidikan dan dakwah, bahkan hukumnya wajib "ain" secara pendidikan, adalah untuk menanamkan nilai-nilai positif pada generasi muda, selain juga untuk mendukung perfilman nasional.
Menurut Kyai lulusan Al-Azhar Kairo ini, menanamkan nilai-nilai positif melalui audio visual dirasakan sangat membantu pendidikan sekolah yang sebagian besar hanya menggunakan metode verbal. Dengan melihat kisah, mendengarkan, dan mengikuti alur cerita melalui film maka nilai-nilai yang ditanamkan akan lebih menancap.
ADVERTISEMENT
Bukankah Al-Quran sendiri menggunakan kisah-kisah sebagai cara mendidik manusia? Tentu ini tantangan bagi industri film bagaimana memproduksi film-film yang berbobot bagi generasi muda sekaligus juga menghibur mereka.