Upaya Pelestarian Budaya Lokal oleh Generasi Muda di Banyumas

Fifin Milla Felice Daeli
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
19 Mei 2022 12:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fifin Milla Felice Daeli tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan keanekaragaman. Menurut data, saat ini jumlah pulau di Indonesia mencapai 17.000 pulau yang dihuni oleh lebih dari 360 suku bangsa. Hal ini membuat Indonesia berada di posisi keempat dengan penduduk terbanyak di dunia, yakni sebanyak 273,8 juta orang. Kekayaan ini membuat Indonesia memiliki keanekaragaman alam, budaya, ras, agama, bahasa, maupun etnis.
ADVERTISEMENT
“Bhinneka Tunggal Ika” merupakan semboyan yang sampai saat ini selalu dipegang erat oleh seluruh masyarakat Indonesia. Semboyan ini memiliki arti bahwa Indonesia tetap satu kesatuan walaupun bangsa ini memiliki banyak perbedaan. Dengan segudang keragaman tersebut, kita sebagai warga Indonesia tentu saja harus menjaga dan melestarikannya dengan baik. Hal ini dilakukan supaya kebudayaan yang kita miliki tidak terlupakan dan semakin dikenal oleh masyarakat asing.
Kemajuan teknologi dan informasi di era globalisasi ini menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih maju dan juga modern. Hal ini membuat masyarakat lebih memilih kebudayaan baru daripada kebudayaan lokal yang sudah ada sejak lama. Untuk mempertahankan kebudayaan lokal tersebut dibutuhkan kerja sama dari seluruh generasi muda dalam melestarikan budaya yang ada di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh kebudayaan yang ada di Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan adalah Tari Lengger Lanang Banyumas. Tari Lengger Lanang lahir sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewi Kesuburan. Lengger memiliki arti “dikira leng, ning jengger” yang dalam bahasa Indonesia berarti “aku kira perempuan, tetapi ternyata laki-laki.” Pelaku dari tarian ini adalah laki-laki yang berpenampilan seperti perempuan, sehingga tarian ini dikategorikan sebagai cross gender.
Tarian ini terkadang dipandang sebelah mata karena adanya bias gender dalam kesenian tersebut. Padahal, kebudayaan ini sebenarnya memiliki makna-makna yang sangat mendalam. Kurangnya minat dari generasi muda untuk melestarikan tarian tersebut membuat para seniman khawatir akan lunturnya kebudayaan Tari Lengger Lanang Banyumas. Hal ini membuat salah satu seniman internasional, yaitu Rianto dan beberapa tokoh lainnya berinisiatif untuk mendirikan Rumah Lengger Banyumas.
ADVERTISEMENT
Rumah Lengger merupakan salah satu bentuk semangat anak muda untuk melestarikan Tari Lengger Lanang Banyumas. Mereka ingin tarian tersebut tetap bertahan dan terus berkembang hingga bisa melahirkan Tari Lengger yang kontemporer di era globalisasi saat ini. Rianto berpendapat, bahwa sebagai generasi muda kita harus bisa lebih mencintai budaya kita sendiri. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat inovasi baru dan menumbuhkan kreatifitas kita dalam berbudaya.
Keberagaman budaya yang ada di Indonesia merupakan warisan budaya yang harus kita jaga dengan baik. Hal ini dikarenakan keberagaman tersebut merupakan identitas diri negara kita. Pelestarian budaya lokal harus dimulai dari diri kita sendiri. Jangan pernah malu dengan kebudayaan yang ada disekitar kita. Tetapi, banggalah dengan kebudayaan tersebut dan terus tunjukkan kekayaan negara kita kepada seluruh dunia. Dengan begitu, kebudayaan lokal yang ada di Indonesia akan terus bertahan dan semakin dikenal secara luas oleh masyarakat asing.
ADVERTISEMENT