Konten dari Pengguna

Tradisi dan Modernitas Mengurai Peran Monarki Inggris dan Indonesia

Fika Hidayatul Maula
Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
4 November 2024 11:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fika Hidayatul Maula tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto dibuat oleh penulis (Canva)
zoom-in-whitePerbesar
Foto dibuat oleh penulis (Canva)
ADVERTISEMENT
Fika Hidayatul Maula*
Banyak warga Inggris bertanya-tanya bagaimana monarki dapat tetap relevan di tengah tantangan zaman di tengah pembaharuan yang diupayakan. Anggaran besar yang dialokasikan untuk keluarga kerajaan sering dikritik oleh monarki Inggris, yang dianggap sebagai tantangan bagi ekonomi kontemporer. Sebaliknya, banyak orang mengapresiasi peran simbolis dan diplomatik monarki, terutama dalam mempertahankan hubungan luar negeri dan mendorong pariwisata. Anggota keluarga kerajaan seperti Pangeran William dan Kate Middleton masih sangat populer, menunjukkan bahwa monarki masih memiliki tempat khusus di masyarakat Inggris dan dunia.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, situasi Indonesia saat ini juga menunjukkan dinamika yang menarik terkait dengan sistem pemerintahan dan tradisi lokal. Nilai-nilai tradisional dan tradisi budaya Indonesia masih kuat, terutama di beberapa daerah yang masih memiliki kerajaan lokal. Ini terjadi meskipun Indonesia sekarang menjadi republik demokratis. Raja atau sultan di daerah-daerah tertentu memiliki peran yang lebih bersifat simbolis dan kultural, mirip dengan monarki Inggris, meskipun mereka tidak memiliki kekuasaan politik yang signifikan. Namun demikian, peran ini diakui dan dihargai sebagai bagian dari warisan budaya penting masyarakat Indonesia.
Bagaimana kedua negara menangani masalah memadukan tradisi dengan modernitas menunjukkan hubungan antara monarki Inggris dan keadaan di Indonesia?
Di Indonesia, pemerintah berusaha menyeimbangkan prinsip demokrasi dengan penghormatan terhadap tradisi dan budaya lokal, sementara monarki Inggris berusaha untuk tetap relevan dengan tuntutan zaman. Negara-negara ini mengalami kesulitan yang serupa saat mencoba menggabungkan warisan sejarah mereka yang kaya dengan tuntutan masyarakat modern yang berkembang cepat.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, sehubungan dengan pemilihan umum yang akan datang di Indonesia, pemerintah dan masyarakat dihadapkan pada tantangan untuk memastikan bahwa demokrasi berjalan dengan baik tanpa mengabaikan nilai-nilai kultural yang ada. Ini mirip dengan bagaimana monarki Inggris harus menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman tetapi tetap mempertahankan nilai-nilainya.
Oleh karena itu, penerapan monarki di Inggris dan dinamika pemerintahan di Indonesia mencerminkan masalah umum yang dihadapi banyak negara di seluruh dunia: bagaimana cara terbaik untuk mengintegrasikan tradisi dengan modernitas. Pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan menghadapi masalah ini. Untuk memastikan bahwa kedua negara tetap kuat dan relevan di tengah perubahan global yang terus berkembang, sangat penting untuk menemukan keseimbangan antara menghargai masa lalu dan menerima masa depan.
ADVERTISEMENT
*Penulis adalah Mahasiswa Pengantar Ilmu Politik, Prodi Kom, FISIP UNTIRTA