Konten dari Pengguna

Sekjen PSSI Berharap Indonesia Tembus Piala Dunia

Fikram Al-Bantani
Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Universitas La-Tansa Mashiro
3 Februari 2018 22:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fikram Al-Bantani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sekjen PSSI Berharap Indonesia Tembus Piala Dunia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Serang - Pengembangan kompetisi dalam hal Sepak Bola di Provinsi Banten diharapkan menganut sistem Football Development atau Priodeisasi. Demikian disampaikan Sekretaris Jendral (Sekjen) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Ratu Tisha, saat mengahadiri kongres PSSI Banten di Hotel Horison, Kota Serang, Sabtu 3/2/18.
ADVERTISEMENT
Alasan tersebut diutarakan agar pemain atau atlet memiliki waktu latihan dan bertanding "Tidak boleh yang namanya jadwal bertanding dipadatkan, satu bulan atau dua bulan selesai. Harus dilakukan dalam waktu yang panjang, itulah sistem football Development, karena itulah yang memebedakan PSSI dari lainnya. Apalagi kita bertanggung jawab terhadap pembinaan. Nah, caranya seperti itu," Kata Tisha kepada Wartawan .
Beranjak pada jenjang kompetisi di liga 3 disebutkan Sekjen PSSI, ada 5 kompetisi, diantaranya U-23, U-17, U-15, U-13 dan Piala Pertiwi. Khusus non pertiwi , ke empatnya harus Kick off dibulan april ini, agar target selesai pada bulan september dan oktober, sehingga bisa masuk di babak Nasional.
ADVERTISEMENT
Mengenai time line tersebut Sekjen PSSI berharap, agar dipatuhi Asprov Banten untuk kepentingan bersama. Apabila time line-nya lewat dari bulan April ditingkat provinsi, maka jenjang waktu kompetisi akan sebentar, dan hal itu tidak akan bisa menyaingi provinsi lain yang memiliki priodeisasinya sudah berjalan panjang dan lama.
"Mari dikawal time line-nya, jumlah pertandingannya. Satu club itu harus bertanding sekurang-kurangnya 12 kali pertandingan, sebelum mereka mencapai kekancah nasional. Kalau hanya bermain 3 atau 4 kali tidak akan pernah bisa bersaing di nasional. Jadi berharap programnya, semoga Asprov Banten bisa mematuhi standarisasi PSSI tersebut," Tuturnya
Saat ini, dikatakan Ratu Tisha, PSSI menargetkan menjadi konsorsium Asean Football Federation (AFF) untuk bidik World Cup 2034, alasan tersebut tentunya dikarenakan mimpi Indonesia untuk lolos di Piala Dunia tahun 2034. Apabila ditarik mundur pada tahun 2024 merupakan waktu akan digelarnya Olimpiade, ajang tersebut tentunya akan menjadi pembuktian pertama Indonesia untuk bisa masuk dalam World Cup 2034. Mengingat proses bidik dilakukan 8 tahun sebelumnya, artinya dilakukan pada tahun 2026.
ADVERTISEMENT
"Saat ini program PSSI ditahun 2018, sedang Fokus pada kompetisi U-17 dan U-15. Hal ini dilakukan karena usia seperti inilah yang kelak akan bertanding di tahun 2024 mendatang mewakili Indonesia untuk lolos Olimpiade, dan mimpi kita lolos Piala Dunia 2030 akan menjadi kenyataan," Ucapnya.
Dalam perjalanannya, sepak bola Indonesia sendiri sudah malang-melintang dan menjadi studi kasus pada saat Ratu Tisha mengambil Football Master di Swiss. "Negara kita menjadi satu-satunya yang menjadi studi kasus didalam satu mata kuliah selama satu semester yang bernama football and Humanity, kultur sepak bola yang berhubungan dengan kebangsaan,"
Lanjut Tisha, "Kasus tersebut dikupas habis oleh 24 Negara, dan hasilnya mereka kagum tanpa menyindir. Hal itu dikarenakan, bagaimana sepak bola Indonesia ditengah kesulitan yang ada, tetap bisa bertahan dan menunjukan jalannya sendiri. (Fikram)
ADVERTISEMENT