Kenapa Korban KDRT Masih Balikan dengan Pelaku?

Fikri Adie Fadhillah
Mahasiswa Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
26 Desember 2022 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fikri Adie Fadhillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kamu tahu gak sih? Meskipun sudah disiksa, korban tidak akan bisa semudah itu melepas hubungan yang toxic. Mungkin orang lain tidak akan mudah percaya dengan janji manis mereka. Tetapi, untuk korban yang memiliki kedekatan emosional dengan pelaku, hal ini bisa menjadi pilihan yang sangat sulit karena korban bisa merasa sangat bersalah kalau dia memilih untuk berpisah. Terkadang, mempunyai anak juga merupakan faktor utama yang memberatkan karena banyak ibu yang memilih bertahan untuk anaknya agar memiliki keluarga yang utuh. Nah, Karena sudah terbiasa bersama, korban menjadi sulit untuk membayangkan dirinya untuk hidup tanpa pasangan. Faktor kurangnya dukungan dan masalah finansial juga dapat menjadi penghalang untuk korban, karena tekanan tidak hanya datang dari pelaku tetapi juga dari lingkungan sekitar. Untuk itu, perlu satu dunia termasuk kita untuk mendukung dan menjauhkan korban dari pelaku kekerasan. Inilah yang disebut hubungan KDRT. Mau tahu pembahasan lebih lengkap? Yuk simak artikel di bawah ini!
ADVERTISEMENT
Apa sih hubungan KDRT itu?
Hubungan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan perbuatan kekerasan yang dilakukan secara psikologis seperti seksual maupun verbal. Faktanya KDRT lebih sering terjadi pada perempuan, tetapi tidak dipungkiri kalau laki-laki juga bisa mengalami hal tersebut. Selain itu, KDRT memiliki dampak yang negatif terhadap kesehatan mental seperti:
Kenapa KDRT dapat terjadi?
Penyebab hubungan KDRT dapat terjadi ketika pelaku ingin mengendalikan atau mendominasi korban. Mereka bisa bertindak agresif ketika apa yang mereka harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Namun, ada faktor utama yang menjadi penyebab KDRT lho!
1. Terdapat gangguan mental pada pelaku
Pelaku yang melakukan KDRT bisa memiliki gangguan mental seperti Stres, depresi, bipolar, dan skizofrenia.
ADVERTISEMENT
2. Adanya perasaan cemburu dan curiga yang berlebihan
Karena rasa iri dan cemburu terhadap pasangan, bahkan masalah yang kecil dapat diperbesar untuk mereka jadikan sebagai alasan untuk menyerang.
3. Tidak adanya keseimbangan peran dalam rumah tangga
Karena adanya kultur di masyarakat yang beranggapan bahwa laki-laki memiliki otoritas yang penuh daripada perempuan. Standar dibentuk dari persepsi laki-laki mengenai perempuan, mereka dituntut untuk mengikuti apapun yang diinginkan oleh suami dan dijadikan seperti pelayan rumah yang tidak manusiawi.
Bagaimana cara mencegah dan menangani kasus KDRT?
Makin hari angka kasus KDRT semakin meningkat. Hal tersebut disebabkan karena kurang pedulinya masyarakat dengan korban KDRT sehingga itulah yang menyebabkan tingginya jumlah pelaku kasus KDRT. Nah, takutnya korban untuk melapor karena ancaman yang diberikan pelaku juga menjadi faktor kasus KDRT tidak dapat terselesaikan lho! Lalu bagaimana ya cara mencegahnya? Hal yang harus kita lakukan untuk mencegahnya adalah dengan mengajarkan pasangan ataupun anak-anak untuk saling menyayangi dan berempati kepada sesama manusia. Dengan begitu mereka akan sadar kalau melakukan kekerasan adalah tindakan yang seharusnya tidak dibenarkan dan melanggar HAM.
ADVERTISEMENT
Lalu kalau misalkan KDRT sedang terjadi pada kita, tindakan seperti apa untuk menanganinya? Jika KDRT terjadi pada kita, maka tindakan yang harus diambil adalah dengan melaporkan pelaku kepada pihak yang berwajib. Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga yang berisi "Bahwa segala bentuk kekerasan, terutama kekerasan dalam rumah tangga, merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk diskriminasi yang harus dihapus" .