Konten dari Pengguna

PRIMALI, Sebuah Advokasi Pemuda dalam Menyejahterakan Satwa dan Lingkungan

Fikri Asy'ari
Sarjana Hubungan Internasional - Relawan Lingkungan di PRIMALI Berdaya
8 Oktober 2023 12:06 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fikri Asy'ari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim PRIMALI Berdaya foto bersama. Sumber: Dokumentasi Pribadi PRIMALI Berdaya
zoom-in-whitePerbesar
Tim PRIMALI Berdaya foto bersama. Sumber: Dokumentasi Pribadi PRIMALI Berdaya
ADVERTISEMENT
Mega biodiversity, demikianlah sebutan negara Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah dengan 16.766 pulau dan total luas daratan mencapai 1,91 juta Km2. Menurut LIPI (2019) terdapat keanekaragaman satwa yang tinggi dengan 115 spesies mamalia, 1.500 spesies burung, 600 spesies reptile, dan 270 spesies amphibi. Demikian pula dengan keanekaragaman tumbuhan yang dimiliki hingga 31.750 jenis tumbuhan yang ditemukan pada tahun 2017 dan 25.000 tumbuhan merupakan tumbuhan berbunga dan sekitar 15.000 tumbuhan berkhasiat obat. Keragaman iklim, jenis tanah, dan faktor lingkungan lainnya menjadi pendukung keanekaragaman hayati yang tinggi. Hal ini menggambarkan bahwasanya Indonesia memiliki potensi dan tanggung jawab yang besar untuk menjaga kelestarian alam beserta didalamnya.
ADVERTISEMENT
Walaupun demikian, Indonesia mengalami ancaman kepunahan satwa dan tumbuhan dikarenakan oleh praktik perburuan dan perdagangan ilegal. Misalnya, menurut IAR Indonesia sepanjang tahun 2020 terdata sebanyak 5.182 iklan jual beli monyet ditemukan pada platform grup facebook. Dimana akhir-akhir ini monyet ekor panjang telah merubah status konservasinya menjadi terancam bahaya (endangered). Menurut Nasional Geografi Indonesia (2019), Indonesia masuk pada urutan keenam menjadi negara dengan kepunahan biodiversitas terbanyak. Selain itu, Indonesia masuk menjadi negara ke satu sebagai pengunggah video penyiksaan hewan yang terbanyak di dunia. Menurut laporan Social Media Animal Cruelty Coalition (SMACC) (2021), Indonesia mencatatkan 1.626 konten atau 29,67% dari 5.480 video penyiksaan hewan yang terbanyak dari seluruh dunia.
Disisi lain, ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor dan lainnya pun kian menerpa Indonesia. Pada Januari hingga Agustus 2022, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 2.372 bencana hidrometeorologi, angka ini naik dimana sebelumnya dengan bulan yang sama pada tahun 2021 tercatat hanya 1.805 bencana alam hidrometeorologi. Ini menandakan dimana bencana hidrometerologi kian meningkat yang didorong oleh adanya climate change akibat aktivitas manusia.
ADVERTISEMENT
Dari kedua masalah tersebut muncul disebabkan oleh perilaku manusia yang memanfaatkan peluang dan gaya hidup yang buruk, sehingga berdampak besar bagi makhluk hidup di bumi. Dengan demikian, menjadi sebuah urgensi untuk merubah perilaku agar dapat meminimalisir hingga menghilangkan terjadinya climate change maupun perburuan liar bagi satwa. Atas urgensi ini, PRIMALI Berdaya hadir sebagai gerakan advokasi kepemudaan untuk terus berpartisipasi dalam menyuarakan keresahan lingkungan dengan meningkatkan awareness di tengah masyarakat. Selain itu, ikut melakukan pelestarian satwa dan tumbuhan melalui suatu hal-hal yang kecil hingga besar.

Environtmental Security

Menurut United Nations Trust Fund for Human Security (2016) dalam "Human Security Handbook" ketidakamanan lingkungan (environmental insecurity) merupakan salah satu pilar dari ketidakamanan manusia (human insecurity), dimana disebabkan oleh degradasi lingkungan, menipisnya sumber daya alam, dan munculnya bencana alam. Nyatanya climate change terjadi secara meningkat dari zaman ke zaman, seperti melelehnya es di kutub, pergeseran musim dan iklim, naiknya permuaan air laut, meningkatknya gelombang panas, badai yang lebih sering, banjir dan kekeringan yang parah, kelangkaan sumber daya air dan tanah untuk pertanaian atau pun peternakan, hingga terjadinya penurunan kualitas udara, khususnya bagi wilayah perkotaan. Semua kejadian tersebut awalnya disebabkan oleh perilaku manusia yang tidak menjaga lingkungan dan makhluk hidup lainnya, sehingga berakibat kepada keberlangsungan manusia sendiri, satwa dan tumbuhan. Dengan demikian, konsep environmental security menganggap bahwa aktivitas manusia merupakan ancaman utama terhadap integrasi ekologi, sehingga ekosistem dan proses ekologi menjadi hal yang penting untuk diamankan. Karenanya PRIMALI Berdaya hadir untuk berupaya secara preventif untuk menangkal kerusakan lingkungan yang berlebih.
ADVERTISEMENT

Gerakan Advokasi PRIMALI Berdaya

Sebelumnya, Indonesia memiliki upaya dalam menangani terjadinya ancaman tersebut dengan menjadi salah satu negara yang ikut mendatangani kesepakatan CITES. Dengan demikian Indonesia terikat secara hukum untuk melaksanakan dan mematuhi ketiga Apendiks yang berisikan tingkatan ancaman kepunahan pada tumbuhan dan satwa liar yang boleh dan tidak diperjualbelikan. Kesepakatan ini kemudian menjadi ketetapan di dalam negeri melalui Keputusan Presiden (KEPRES) Republik Indonesia No.43 Tahun 1978 tentang pengesahan Convention On International Trade In Endangered Species of Wild Fauna and Flora, 1973.. Dalam hal climate change Indonesia sadar akan dampaknya yang menerpa. Dalam melanjutkan Perjanjian Paris, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention on Climate Change. Kemudian, menerapkan target penurunan Gas Rumah Kaca (GRK) dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia yang berisikan menurunkan emisi sebesar 29% dengan upaya sendiri dan 41% melalui dukungan internasional dengan rentang hingga 2030.
ADVERTISEMENT
Dalam kedua upaya pemerintah tersebut dibutuhkannya andil masyarakat dalam mensukseskan program tersebut, khususnya generasi muda. Menjadi sebuah keuntungan bagi Indonesia dimana mayoritas komposisi penduduk Indonesia diisi oleh generasi Milenial dan Z yang dinilai sebagai generasi produktif. Terhitung pada sensus Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2023, generasi Z (1997 - 2012) dan Milenial (1981 – 1996) berturut-turut dengan total 74,93 juta jiwa (27,94%) dan 69,38 juta jiwa (25,87%). Kedua generasi tersebut merupakan generasi yang terpapar oleh perkembangan digital yang signifikan sehingga aktivitasnya kebanyakan melibatkan digital, salah satunya berkomunikasi melalui digital (media sosial), seperti Instagram, Facebook, Twitter dan sebagainya. Menusut Statista (2021) terhitung 64,8% pengguna media sosial di Indonesia adalah pemuda (18 – 34 tahun). Hal ini lah yang kemudian dimanfaatkan oleh PRIMALI Berdaya untuk dapat mengkampanyekan melalui digital (Campaign Digital).
ADVERTISEMENT
PRIMALI Berdaya sendiri merupakan organisasi advokasi pemuda non-profit yang bergerak di bidang kesejahteraan satwa dan lingkungan di Indonesia, dengan bertujuan untuk menyuarakan kesadaran kaum dewasa muda untuk peduli terhadap lingkungan dan satwa. Dimana ini sejalan dengan slogannya, yaitu “Masyarakat Berdaya, Lingkungan Satwa Terpelihara”. Organisasi yang berkolaborasi dengan International Animal Rescue Indonesia (IAR Indonesia) ini memprioritaskan bentuk preventif dalam menangkal ancaman lingkungan yang berlebih. PRIMALI Berdaya mencoba untuk membuka ruang bagi pemuda untuk dapat berkontribusi dalam membangun kesadaran sosial (bewuestein) pada masyarakat Indonesia. Bergerak melalui media sosial Instagram (@primali.berdaya) dengan membentuk digital campaign.
PRIMALI berhasil menggaet 50 lebih anak muda untuk ikut serta dalam berkampanye digital dalam kegiatan POSCONPRIB (Poster Contest of PRIMALI Berdaya) 2023 dengan tema besar "Peran Pemuda dalam Membentuk Masa Depan Bagi Alam" dimana tiga kegiatan menjadi satu. Pertama ialah lomba poster dengan delapan orang pemenang dari berbagai sekolah dan universitas di Indonesia. Dilanjutkan dengan webinar bertema "Peran Pemuda dan Pemudi Perkotaan Terhadap Keberlangsungan Hidup Orangutan" oleh Fajar Saputra dari FORINA. Ditutup dengan workshop dengan tema "Membangun Kreativitas Pemuda Pecinta Lingkungan dengan Desain Grafis" oleh Rais Maslimudin Jamil sebagai Content Creator di @hayyah.id.
ADVERTISEMENT
Selain melalui daring, terakhir PRIMALI Berdaya bergerak secara luring pada Januari 2023 dengan mengunjungi MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah untuk mengedukasi lingkungan dan satwa melalui Social Initiative 2023. Kegiatan tersebut diadakan melalui tiga cara, yaitu pemaparan terkait SDGs, Campaign.com, dan Hari Primata Indonesia, kemudian ditutup dengan menanam tanaman secara bersama. Program ini bertujuan agar para siswa dan siswi untuk dapat mengetahui satwa dan lingkungan agar membentuk perilaku dalam melestarikan alam beserta isinya.
Tidak hanya berfokus pada lingkungan, PRIMALI Berdaya pun tidak luput berbagi kepada sesama melalui PRIMALI Berbagi yang berhasil mengumpulkan donasi Rp 4 juta lebih, boneka, dan perlengkapan anak dan balita. Donasi ini diberikan kepada Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa, Jakarta sebagai buah pembelajaran dalam membentuk sifat welas asih agar dapat merasakan keprihatinan antar sesama manusia. Program ini bertujuan untuk senantiasa selalu mengingat dan bergerak untuk memberikan bantuan kepada sesama manusia.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, PRIMALI Berdaya berkarakter kepemudaan yang selalu bersemangat, rela berkorban, pekerja keras, progresif dan mendahulukan kepentingan sesama di atas kepentingan pribadi. PRIMALI Berdaya juga bersangkut paut dengan SDGs pada tujuan 13 tentang penanganan perubahan iklim dan tujuan 14 dan 15 tentang menjaga ekosistem darat dan laut. Harapannya, PRIMALI Berdaya terus bergerak untuk terbangun dan berkembang dalam menciptakan ide dan inovasi agar terjalinnya keberlangsungan lingkungan. Tidak menutup kemunginan, dibutuhkannya pembibingan dan pembinaan agar selalu aktif dan sesuai jalur dalam memerankan fungsinya sebagai motor penggerak di bidang lingkungan. Selain itu, diperlukannya kolaborasi atau kerja sama dengan komunitas, LSM, pemerintah, organisasi dan sebagainya agar tercapainya tujuan bersama dan terjalinnya persaudaraan.