Konten dari Pengguna

Berjuang Demi Tujan

Fikri Ramadhan
Mahasiswa Universitas Pamulang, Sastra Indonesia
30 Juni 2024 13:48 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fikri Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : Fikri Ramadhan
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Fikri Ramadhan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
mereka berkata “Pemerintah aneh banget si segala ada jalur zonasi sama jalur umur gitu, gua cape-cape belajar yang diterima malah yang usia nya tua dan rumah nya deket dengan sekolah yang dia daftar”.
ADVERTISEMENT
Disitu saya kasian dengan teman yang pintar dan mampu mengatasi ujian ujian yang sulit karena dari meraka kebanyakan sekolah di sekolah swasta yang sangat dihindari oleh mereka.
Tapi saya tidak memikirkan yang teman saya pikirkan karena saya ini orang nya yang sangat tidak percaya diri karena saya tahu otak saya tidak akan sanggup bersaing dengan mereka yang lebih mampu dari saya.
Suatu hari dimana semua pendaftaran sekolah SMA itu sudahingin berakhir, disitu lah saya mencari sekolah swasta yang terjangkau tetapi ada satu tarikan atau gengsi yang membuat saya ingin daftar di SMA SULUH, sekolah tersebut adalah salah satu yang terfavorit tapi sudah pasti biaya nya sangat sangat mengkagetkan kita yang ingin daftar sekolah disitu. Berbincanglah saya dengan keluarga saya. Saya pun bertanya
ADVERTISEMENT
“Kalo dede daftar di Suluh gimana” tanya saya
“itu terserah kamu gimana, kalo emang niat sekolah disitu yaudah insyallah mamah sama papa kuat biayain kamu sekolah disitu” jawab orang tua saya
tetapi kakak dan abang saya ada yang pro dan kontra.
Suatu hari saya dan abang saya yang lulusan sekolah yang mau saya daftar, berangkatlah kita berdua menuju sekolah tersebut.
Setiba nya kita disana lalu kita menuju loket pendaftaran, abang saya berbincang bincang dengan panitia pendaftaran nya cukup lama dan akhirnya saya mendapatkan formulir untuk mendaftar sekolah disitu. pulanglah kita ke rumah dan sempat ditanya tanya lagi oleh orang tua saya.
ADVERTISEMENT
“Gimana tadi udah liat sekolah nya belom, terus tetep mau disitu apa tidak” tanya orang tua saya
“Ya pengen nya si disitu tapi liat harga pendaftaran masuk situ dede masih ragu” jawab saya.
Hari berikut nya mamah saya tiba tiba berbicara ke saya “De, itu tadi ada tetanga anak nya juga baru lulus kaya kamu, dia katanya daftar di SMA KARTIKA, coba kamu liat liat kesana katanya biaya sekolah nya masih terjangkau”
akhirnya saya memutuskan untuk melihat dan juga sekalian pendaftaran langsung. kesana lah saya dengan abang saya yang berbeda lagi, kali ini abang saya yang ke dua, berangkatlah kita ke sekolah tersebut. Saya pun bergumam dalam hati.
ADVERTISEMENT
“Sekolahan nya bagus ga ya, memuaskan hati saya ga ya, memuaskan hati saya ga ya”. Gumam saya.
Tapi dari semua keraguan itu mau tidak mau ya saya harus coba mendaftar, yang sangat disayangkan sekali pada tanggal 10 itu adalah ujian psikotes saya di sekolah SULUH juga tanggal yang bersamaan saya harus mengikuti ujian psikotes di sekolah KARTIKA.
Muncul lah rasa bimbang saya antara saya mengikuti ujian psikotes sekolah SULUH atau KARTIKA. akhirnya saya mengambil ujian disekolah KARTIKA tidak tahu kenapa saya bisa mengambil keputusan itu. dengan hati yang tanpa ada nya keraguan untuk mengambil itu.
Beberapa hari kemudian saya mengikuti MPLS dan sekaligus mengikuti ujian psikotes tersebut. ada hal yang lucu bagi saya saat itu mungkin umum nya dari SMP. biasa nya meraka memakai celana atau rok berwarna biru gelap tetapi saya dengan percaya diri nya memakai celana SMP berwarna hijau karena saya dari SMPIT dan disitulah saya memakai celana yang bisa dibilang beda dari yang lain. disaat itu saya merasa kesal dengan diri saya sendiri.
ADVERTISEMENT
“Kenapa gua pake celana ijo si ah” gumam saya dalam hati.
disitu saya merasa sangat malu tapi hal itu membuat awal cerita SMA bagi saya ya cukup menarik.
Lalu hari itu sudah selesai mengikuti MPLS dan psikotes tersebut, bagi saya soal psikotes nya mungkin cukup rumit dimengerti karena otak saya sangat lola sekali, dan berapa hari berikut hanya menunggu pengumuman apakah kita lulus atau tidak, tapi saya fikir sudah pasti lulus semua.
Kemudian dikondisi yang sudah sempat memulih ada nya virus “Covid-19”, saya fikir sudah bisa berkegiatan seperti sebelum muncul virus “Covid-19” tetapi fealing saya sangat salah karena tidak lama dari itu virus “Covid-19” membludak kembali yang menyebabkan memakan korban sebanyak banyak nya semua penyakit sudah pasti dibilang “Covid-19” padahal belum tentu itu terinfeksi “Covid19”, banyak nya korban terinfeksi virus itu dan banyak nya korban yang meninggal karena virus tersebut. Terjadinya semua itu menyebabkan Pendidikan di Indonesia harus pembelajaran jarak jauh atau yang disebut dengan (PJJ ). Di keadaan itu lah saya merasa kesal harus merasakan pembelajaran jarak jauh ( PJJ ), yang apa apa harus harus melalui Zoom, yang terjadi bagi saya adalah kurang nya efektif dan sangat susah dipahami.
ADVERTISEMENT
Dan hari pertama kali saya masuk ke jenjang SMA saya fikir kita masuk dengan normal ada nya virus tersebut tetapi sangat disayangkan semua kondisi tersebut kembali melonjak satu Pendidikan di Indonesia harus melalui daring atau online, kita harus mengenal lingkungan sekolah cuman hanya melalui video yang dari pihak sekolah kirimkan saja. Kita harus mengikuti aturan pemerintah yang terapkan yaitu kita belajar dari rumah, hari terus berjalan dengan nya , Hampir cukup 1 tahun kita para siswa harus merasakan yang nama nya pembelajaran jarak jauh ( PJJ ), sangat sulit untuk memahami materi, sangat sulit bagi kita untuk bersosialisasi di lingkungan sekolah, dan yang penting kita sangat sulit sekali untuk saling mengenal satu sama lain teman kelas kita agar dapat akrab satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Setiap hari kita selalu yang nama nya zoom tidak pernah zoom itu terlewatkan oleh para guru kita, dari pelajaran pertama sampai pelajaran akhir itu sangat sangat lah padat waktunya, sangat lah sulit untuk yang nama nya istirahat sebentar saja. Tapi itu semua berjalan dengan perlahan lama kelamaan kita sudah mulai terbiasa dengan nya hal tersebut, suasana yang awalnya kita tidak kenal satu sama lain dengan berjalan nya waktu kita semua mulai lah mengakrabkan diri kita dengan yang lain, kita mengenal nama nya tetapi kita tidak tahu yang mana wajah nya, dan ada satu hal kelas kita suka yaitu kalau jaringan guru nya kurang bagus itu lah yang buat kami senang dan bisa lanjut main game, istirahat, dan ada juga yang lanjut tidur.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita hari berganti hari, tahun berganti tahun dengan begitu saja, sudah kita lewati yang nama nya pembelajaran jarak jauh ( PJJ ). Berganti lah yang nama nya masuk dengan bertahap yang dimana absen semua dibagi dua oleh dari pihak sekolah, tetapi diluar jam sekolah kita juga sudah sempat bermain dengan teman jadi kita tidak kaget dengan sifat-sifat teman sekelas kita bagaimana, lalu metode masuk dengan bertahap itu lah kita lalui juga.
Dan saat ini lah yang sangat kami tunggu sebenarnya, dimana semua siswa diperbolehkan masuk dengan sesama dan berbarengan jam nya, disitulah rasa ingin lebih akrab oleh temen sekelas muncul satu persatu kita sudah akrab yang dimana sebelum nya kita tidak mengenal nya.
ADVERTISEMENT
Ketika kita saling mengenal ada satu hal yang membuat hati saya menggebu-gebu dengan seseorang ini, seseorang ini adalah teman nya teman sekelas saya ia satu SMP dengan Arya, Alipeh, dan Meisa.
mulailah saya menanyakan Instagram dia itu, bertanya dengan teman nya akhiranya saya mendapatkan nya dan saya juga memberanikan diri untuk follow Instagram dia. beberapa lama saya follow ternyata tidak langsung difollback oleh nya, saya harus menunggu beberapa bulan untuk difollback dengan dia. Dan saya terfikir satu pepatah yaitu.
“Usaha tidak akan mengkhianati hasil”
dan benar saja tepat di bulan November saya baru di follback dengan dia. dia itu bernama Nova Ardiansyah Safitri nama yang sangat indah, tetapi Nova dengan kita berlima itu beda kelas dan beda jurusan, ketika berbincang langsung disitulah hati saya merasa senang dan bahagia.
ADVERTISEMENT
Disitulah kita memulai percakapan kita bedua, dengan jalan nya waktu kita mulai akrab satu sama lain, dan ada ketika moment dimana saya menanyakan tentang yang saya bilang tadi, tidak asing wajah nya bagi saya, ternyata setelah menanyakan hal tersebut benar perasaan saya Nova ini adalah teman kecil dan teman satu kampung kita dulu, sangat-sangat diluar dugaan, sangat sempit bukan dunia ini.
Ternyata saya dan teman kelas saya mulailah bermain dengan orang-orang ini, tidak disangka ternyata kita merasa cocok sebagai teman, bercandaan kita satu sama lain bisa dibilang yang kebanyakan humor nya terutama Arya.
Disamping saya bermain dengan teman, saya tetap chatingan dengan Nova karena tujuan saya berbeda melainkan bukan untuk berteman saja.
ADVERTISEMENT
lama kita chatingan lalu kita saling menyampaikan perasaan kita masing-masing, ternyata nova juga memiliki perasaan yang sama dengan apa yang saya rasakan kepada dia.
Singkat cerita saya dan Nova menjalani hubungan yang sudah lama kita jalin. dari awal kita masuk sekolah tatap muka sampai diujung acara yaitu akhir dari SMA.
Namun ada moment yang sangat menyakitkan bagi saya yaitu. saya dan Nova berpisah.