Konten dari Pengguna

KKN Tematik Desa Manggis: Panel Surya Sebagai Sumber Energi Rumah Pengering Kopi

Fikrizal Ekasastra Wibawa
Mahasiswa Fisika Universitas Diponegoro
2 Desember 2024 11:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fikrizal Ekasastra Wibawa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Pemasangan Panel Surya
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pemasangan Panel Surya
ADVERTISEMENT
Desa Manggis, sebuah desa asri yang terletak di kaki gunung, dikenal sebagai penghasil kopi unggulan seperti kopi Lanang dan kopi herbal. Di tengah pesona alamnya yang memikat, masyarakat desa ini menghadapi tantangan besar dalam proses pascapanen kopi, khususnya pengeringan biji kopi yang membutuhkan waktu lama dan sangat bergantung pada cuaca. Ketika musim hujan tiba, proses pengeringan terhenti, kualitas biji kopi menurun, dan pendapatan petani pun terdampak. Melihat permasalahan ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Diponegoro hadir dengan inovasi berbasis energi terbarukan: instalasi panel surya sebagai sumber energi untuk rumah pengering kopi.
ADVERTISEMENT
Program KKN ini dilaksanakan dengan semangat untuk menjawab kebutuhan masyarakat secara nyata dan berkelanjutan. Langkah awal dilakukan dengan survei lapangan guna memahami kondisi desa secara mendalam. Tim mahasiswa berinteraksi langsung dengan kepala desa, petani kopi, dan masyarakat setempat untuk mengidentifikasi masalah utama. Dari hasil diskusi, terungkap bahwa ketergantungan pada metode tradisional dan kurangnya akses energi yang stabil menjadi hambatan terbesar dalam meningkatkan efisiensi proses pengeringan kopi. Di bawah tema “Teknologi Ramah Lingkungan untuk Kemandirian”, mahasiswa merancang solusi berupa rangkaian panel surya yang dapat mendukung kebutuhan energi rumah pengering kopi sekaligus meningkatkan produktivitas produsen kopi.
Desain Rumah Pengering Kopi dan Rangkaian Listrik
Sistem panel surya yang dirancang mencakup panel fotovoltaik untuk menangkap energi matahari, inverter untuk mengonversi daya, serta baterai penyimpanan energi guna memastikan sistem tetap berjalan saat cuaca mendung atau malam hari. Namun, keberhasilan proyek ini tidak hanya bergantung pada teknologi. Mahasiswa Universitas Diponegoro menyadari bahwa partisipasi aktif masyarakat adalah kunci utama keberlanjutan program. Oleh karena itu, sebelum instalasi, diadakan pelatihan intensif yang melibatkan kelompok tani, pemuda desa, dan perwakilan rumah tangga. Pelatihan ini mencakup pemahaman teknis tentang cara kerja sistem, metode perawatan, serta manfaat jangka panjang dari energi terbarukan.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan instalasi menjadi momen kolaborasi yang sangat berkesan. Mahasiswa dan masyarakat bergotong-royong memasang panel surya di atap rumah pengering kopi, memanfaatkan posisi strategis untuk menangkap sinar matahari secara optimal. Proses ini tidak hanya menjadi simbol kolaborasi teknologi dan kearifan lokal, tetapi juga mencerminkan semangat gotong-royong yang menjadi identitas masyarakat Indonesia. Setelah instalasi selesai, panel surya mampu menghasilkan hingga 80% kebutuhan energi rumah pengering, memberikan solusi nyata atas permasalahan energi di Desa Manggis.
Dampak dari inovasi ini sangat terasa. Rumah pengering kopi berbasis panel surya ini tidak hanya mempercepat proses pengeringan, tetapi juga memastikan produksi kopi menjadi lebih higienis. Dengan sistem pengeringan yang dilakukan secara tertutup, biji kopi terlindungi dari debu, kotoran, dan kontaminasi lingkungan luar, sehingga kualitas kopi yang dihasilkan semakin terjaga. Selain itu, proses yang lebih terkendali ini turut meningkatkan nilai jual kopi di pasar, memberikan keuntungan lebih besar bagi petani. Inovasi ini juga memperlihatkan bahwa teknologi tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga menjamin standar kualitas produk yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Tantangan selama pelaksanaan program juga menjadi bagian dari pembelajaran. Cuaca mendung sering kali mengurangi efisiensi panel surya, namun tantangan ini diatasi dengan penggunaan baterai penyimpan energi. Di sisi lain, kurangnya pemahaman awal masyarakat terhadap teknologi baru ini menjadi tantangan sosial yang berhasil dijawab melalui pendekatan personal dan pelatihan berulang. Lambat laun, masyarakat mulai merasa percaya diri untuk mengelola sistem ini secara mandiri.
Keberhasilan program ini membawa dampak positif yang meluas. Bu Chusnul, selaku produsen kopi dari UMKM Berkah, mengungkapkan, “Dulu, kami selalu cemas saat musim hujan karena kopi sering terkontaminasi kotoran saat dijemur di tempat terbuka. Sekarang, dengan rumah pengering kopi tertutup, hasil panen kami tetap higienis dan siap dipasarkan lebih cepat," ujar Pak Sumarno, seorang petani kopi. Bu Chusnul pun memberikan apresiasinya kepada tim KKN Tematik Universitas Diponegoro, "Inovasi ini bukan hanya meningkatkan kualitas dan kebersihan kopi kami, tetapi juga menjadi langkah besar menuju desa yang lebih mandiri dan modern.”
ADVERTISEMENT
Lebih dari sekadar program KKN, inovasi ini menjadi simbol perubahan di UMKM Berkah Desa Manggis. Dengan integrasi teknologi sederhana yang relevan dengan kebutuhan lokal, desa ini kini berdiri sebagai contoh nyata bahwa energi terbarukan dapat diterapkan di pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Indonesia, terutama dalam pemanfaatan energi surya untuk mendukung sektor agribisnis.
Seiring dengan program kerja multidisiplin yang dikerjakan bersama-sama oleh tim KKN Tematik Universitas Diponegoro. Dalam memajukan UMKM yang ada, mahasiswa Universitas Diponegoro juga melakukan program kerja monodisiplin yang memberikan banyak dampak positif terhadap UMKM yang ada. Secara rinci, program kerja yang dilakukan oleh anggota tim KKN Tematik Universitas Diponegoro adalah sebagai berikut:
Melalui program ini, mahasiswa Universitas Diponegoro tidak hanya belajar mengaplikasikan ilmu pengetahuan mereka tetapi juga menciptakan dampak nyata yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. UMKM Desa Manggis kini telah menyalakan cahaya baru di tengah keterbatasannya, membuktikan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang penuh makna. Dengan sinergi antara teknologi modern dan semangat gotong-royong, masa depan yang lebih cerah kini berada dalam genggaman mereka.
ADVERTISEMENT