Konten dari Pengguna

Bahasa yang Baik Membuat Orang Tertarik

Rifqy Fikrun Najahy
mahasiswa STIABI Bahasa dan Sastra Arab
4 April 2022 16:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rifqy Fikrun Najahy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Rifqy Fikrun Najahy
Photo by Skylar Kang: https://www.pexels.com/photo/german-text-on-pieces-of-paper-6045366/
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Skylar Kang: https://www.pexels.com/photo/german-text-on-pieces-of-paper-6045366/
Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki makhluk hidup untuk berkomunikasi dengan makhluk hidup lainnya menggunakan simbol, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiahnya disebut ilmu linguistik. Berbagai macam bahasa kita ketahui, baik itu bahasa negara sendiri maupun bahasa internasional.
ADVERTISEMENT
Semua orang memahami dan mengerti akan bahasa yang disepakati di negaranya masing-masing. Tidak semua orang bisa menguasai bahasa dengan lancar karena banyaknya bahasa di dunia ini. Melihat data yang terdapat dalam laman UNESCO, terdapat sekitar 6.700 bahasa yang digunakan penduduk dunia. Yang mana lebih dari setengahnya sedang dalam keadaan bahaya karena akan punah. Sementara, menurut laman etnologi saat ini terdapat 7.099 bahasa yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Karena bahasa yang baiklah yang akan terus tumbuh dan tidak akan punah, bukan bahasa yang terkenal di zamannya saja.
Dalam berkomunikasi bahasa yang baik harus diutamakan. Bukan untuk dipuji atau dihargai tapi untuk menjaga perasaan orang tersebut. Membedakan gaya bahasa untuk anak kecil, sederajat, dan yang lebih dewasa ada tata caranya. Tidak bisa seseorang berkata terhadap anak kecil dengan bahasa orang dewasa, karena maksud yang akan disampaikan tidak akan bisa dipahami. Contoh, anak kecil meminta bantuan kepada ibunya. Ibunya merespons dengan menggunakan bahasa yang ramah. Tidak mungkin berkata kasar karena watak tiap orang itu berbeda terutama anak kecil. Sehingga sangat diperlukan bahasa yang baik agar seseorang tertarik dan maksud yang ingin disampaikan seseorang dapat dipahami dengan baik.
ADVERTISEMENT
Hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi adalah kejelasan pesan yang ingin disampaikan, gaya bahasa dalam menyampaikan pesan tersebut, dan yang terakhir menerima dan mendengarkan pesan dari lawan bicara. Kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh juga harus diperhatikan. Tapi yang paling inti dari komunikasi adalah bahasa yang dipakai. Hal ini yang membuat orang tertarik yaitu bahasa yang baik.
Dengan bahasa seseorang dapat berkawan dan dengan bahasa pula seseorang dapat menjadi lawan. Hal tersebut tergantung bahasa yang digunakan. Jadi, kita harus berhati-hati dalam berbicara dan memerhatikan bahasa yang diucapkan. Karena dengan ketidaksengajaan dalam berbicara dapat menjerumuskan ke dalam sebuah malapetaka.
Photo by Markus Spiske: https://www.pexels.com/photo/javascript-code-1972464/
Kesalahpahaman timbul karena bahasa yang digunakan kurang baik. Contoh, orang yang sempat viral di media sosial kala itu yaitu Ade Londok. Dia pernah terjerumus ke dalam omongannya sendiri perihal 'Odading Mang Oleh' yang beredar video endorsenya di media sosial. Videonya beredar di Twitter sampai Instagram. Bahasa yang digunakannya dengan suara yang berapi-api sampai akhirnya terkenal. Kemudian digunakan dalam suara latar oleh para pengguna Tik Tok. Dia juga pernah bermasalah dengan seorang pelawak senior, Malih. Karena bahasanya yang kasar sampai terjadi percekcokan. Dia merasa bersalah dan akhirnya meminta maaf atas kejadiannya di atas panggung kepada semua orang yang disakitinya kala itu.
ADVERTISEMENT
Dengan bahasanya, Ade Londok memikat banyak orang di media sosial. Dan mereka terjerumus juga ke dalam omongannya sendiri. Oleh karena itu kita harus menjaga bahasa supaya tidak menyakiti perasaan orang lain dan berkata dengan bahasa yang baik.
Pada tahun 2019, Presiden mengeluarkan Perpres Nomor 63 Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia. Pada Pasal 2 ayat 1 Perpres tertulis bahwa “Penggunaan bahasa Indonesia harus memenuhi kriteria bahasa Indonesia yang baik dan benar”. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik tidak dapat dipisahkan dari konteks berbahasa yang selaras dengan kesepakatan masyarakat, yaitu nilai dan norma.
Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang mematuhi kaidah atau aturan. Dalam tulisan kita perlu memerhatikan ejaan yang baku, seperti: ‘telanjur’ atau ‘terlanjur’. Selain itu, kalimat “Ibu saya makan, ya” tentu tidak sama dengan kalimat “Ibu, saya makan, ya”. Kalau tidak ada tanda koma, sebuah kalimat dapat memiliki makna yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Perihal ejaan dan tanda baca tidak begitu diperhatikan dalam ragam nonformal bahasa lisan. Tapi perlu kita ingat, kaidah atau aturan juga berhubungan erat dengan struktur dan logika tata bahasa. Kita pernah mengucapkan “Saya es teh manis, Mas” ketika sedang berada di sebuah restoran. Mari kita memerhatikan dengan saksama ucapan tersebut, sebetulnya kalimat tersebut benar-benar aneh. Terkadang pelayan restoran mengiyakan maksudnya memesan es teh manis, bukan sebuah pernyataan bahwa yang memesan itu es teh manis. Sehingga jangan memandang pengertian baik dan benar sebagai sesuatu yang kaku.
Karena bahasa adalah sistem yang manasuka, baiknya bahasa juga digunakan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Selain itu, kalau saja kata struktur kalimat yang berantakan atau tidak logis, pesan tentu akan sulit dipahami dan tidak akan tersampaikan dengan utuh. Maka penting penggunaan bahasa yang baik sesuai kondisinya.
ADVERTISEMENT
Perlu kita ketahui, dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar dengan kaidah atau aturan yang berlaku bukan untuk mempersulit dalam berkomunikasi. Hal ini dapat memudahkan seseorang agar dapat berbicara atau berkomunikasi dengan baik dan benar. Ketika bahasa kita mudah untuk dipahami seakan-akan orang yang kita ajak bicara terkena sihir dengan bahasa yang kita ucapkan, berarti bahasa kita telah memenuhi kaidah. Tetapi jangan lupa untuk tetap mengedepankan perasaan orang lain, jangan sampai kita doktrin seseorang ke jalan yang salah, tapi tuntun orang-orang dengan bahasa kita yang baik menuju jalan yang benar.
Seorang proklamator di negara Indonesia, Bung Karno, bisa menjadi Presiden pertama di negara ini tidak lain dengan bahasanya yang baik dan benar. Sehingga rakyat Indonesia terkesan dan tertarik untuk menerima beliau menjadi Presiden pertama di negara Indonesia. Dan juga masih banyak tokoh-tokoh di dunia ini yang dengan perkataan dan bahasanya membuat orang-orang mengikuti dan tertarik dengannya.
ADVERTISEMENT
Bagi kita yang masih malas dalam membaca atau mendengar nasihat orang-orang atau perkataan mereka belum tentu bisa berbicara dengan bahasa yang baik dan benar. Karena sebelum berbicara secara tidak langsung kita akan mempertanggungjawabkan apa yang telah diucapkan, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya dia berkata baik atau diam” (HR. Muslim 222). Dari petikan hadis Nabi saw tersebut kita dapat memahami bahwasanya saat tidak bisa berbicara baik maka kita harus diam. Bagi pemeluk agama Islam berkata baik adalah bagian dari keimanan dan saat tidak bisa berkata baik maka kita harus diam.
Mari kita sama-sama memperbanyak membaca buku ilmu pengetahuan dan juga mendengar serta menerima nasihat orang-orang supaya kita bisa berbicara dan berkomunikasi dengan bahasa yang baik. Karena dengan bahasa yang baik orang di sekeliling kita akan tertarik. Berbeda dengan orang pendiam yang jarang berbicara, belum tentu orang-orang akan tertarik. Tapi jangan merendahkan atau menghinakan mereka karena setiap orang memiliki kelebihan di bidangnya masing-masing.
ADVERTISEMENT