Cuitan yang Merusak Hubungan NBA dengan Tiongkok

Fikry Ismail AN Lambogo
Pelajar di Universitas Mulawarman
Konten dari Pengguna
28 November 2022 10:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fikry Ismail AN Lambogo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi oleh Fikry Ismail AN Lambogo
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi oleh Fikry Ismail AN Lambogo
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui bahwa Amerika Serikat menjadi pusat dari olahraga basket, mulai dari tingkat sekolah menengah sampai universitas, olahraga ini sangat digandrungi oleh banyak orang. Pada tahun 1898, National Basketball League (NBL) didirikan sebagai liga untuk para profesional, namun tidak dapat menarik perhatian pasar karena tim-tim yang ada berasal dari wilayah yang miskin dan secara finansial tim tersebut tidak stabil, juga diperparah dengan adanya The Great Depression pada tahun 1930-an. Kemudian, pada tahun 1946, Walter A. Brown mendirikan organisasi liga profesional yang ia namakan Basketball Association of America (BAA), dan ternyata BAA ini lebih stabil karena dipenuhi dengan tim-tim dari kota-kota besar. Rivalitas kedua tim ini berakhir ketika mereka bersatu dalam satu induk olahraga pada 3 Agustus 1949, dan mendirikan National Basketball League atau NBA yang kita kenal pada saat ini.
ADVERTISEMENT
Ketenaran basket tidak hanya di Amerika saja, tetapi sudah sampai ke seluruh dunia, tak terlebih di kawasan Asia contohnya di Tiongkok. Olahraga basket di Tiongkok diperkenalkan oleh para lulusan YMCA (Young Men's Christian Association) yang juga penemu olahraga basket, yaitu James Naismith merupakan guru di YMCA. Saking terkenalnya olahraga basket di Tiongkok, ketika Revolusi Budaya yang dilakukan oleh Mao Zedong pada tahun 1949 basket tetap bertahan dan dari kalangan tentara lah yang paling menyukai olahraga ini. Kemudian pada tahun 1995, liga profesional Tiongkok berdiri dengan nama Chinese Basketball Association atau CBA.
Terbukanya Tiongkok atas pengaruh dari luar untuk basket, NBA yang merupakan organisasi terbesar tidak ingin melewatkan momen atas hal ini. Terkenalnya NBA di Tiongkok terjadi pada tahun 2002 ketika atlet basket Tiongkok, yaitu Yao Ming, menjadi bagian dari tim Houston Rockets. Dan telah banyak juga pemain-pemain asal Tiongkok yang berhasil bermain di NBA setelahnya. Contohnya seperti Zhou Qi yang juga bermain di Houston Rockets (2016-2017) dan juga Jeremy Lin pemain Amerika-Tiongkok yang telah berkarir di NBA sejak 2010 sampai 2019. Sejak itu NBA telah menjadi aktor dalam perkembangan olahraga basket di Tiongkok, dan juga menjadi rekan bisnis NBA.
ADVERTISEMENT
Namun, semuanya tidak berlangsung manis. Pada 4 Oktober 2019 sebuah cuitan bergambar dengan tulisan "Fight for Freedom, Stand with Hong Kong" dari mantan Direktur Umum Houston Rockets Daryl Morey, ia menyatakan dukungannya atas demonstran di Hong Kong, demonstrasi ini dilakukan oleh demonstran pro-demokrasi atas adanya rencana ekstradisi dari Hong Kong ke Tiongkok. Tentu saja ini mengundang amarah masyarakat Tiongkok karena ia secara tidak langsung mengganggu kedaulatan negara Tiongkok dengan mendukung demonstran.
Tidak diragukan lagi cuitan ini menimbulkan banyak kemarahan dan banyak kekecewaan. Terlebih lagi cuitan ini berasal dari tim yang menjadi tempat awal berlabuhnya Yao Ming sang legenda basket Tiongkok, yang pada saat itu juga menjadi kepala direksi dari CBA. Cuitan tersebut mengakibatkan banyak kemitraan NBA yang berada di Tiongkok terlebih lagi dengan tim Rockets.
ADVERTISEMENT
Pemilik dari tim Brooklyn Nets yang juga co-founder dari Alibaba, Joe Tsai juga berkomentar atas cuitan Morey, ia menerangkan:
Sebagai Komisioner NBA, Adam Silver memberikan tanggapan serta klarifikasinya, melalui Shams Charania:
Dengan kata lain, pernyataan yang Morey lemparkan tidaklah mempresentasikan NBA, dan NBA tidak dapat mengatur apapun perkataan atau perlakukan dari para pemain, karyawan, dan pemilik tim di NBA.
Kemudian, bagaimana masa depan antara NBA dan Tiongkok?
Setelah cuitan pada tahun 2019, yang memberikan ketegangan antara dua pihak. Banyak investasi yang NBA lakukan di Tiongkok terhambat, banyak pemutusan kontrak dengan mitra-mitra yang berpusat di Tiongkok.
Namun, pada tahun 2020, NBA sudah terlihat lagi di masyarakat Tiongkok ketika pelaksanaan laga gim 5 Final NBA antara Los Angeles Lakers melawan Miami Heat.
ADVERTISEMENT
Adam Silver melalui juru bicara NBA Mike Bass, berkomentar:
Ini menunjukkan perbaikan hubungan antara kedua pihak, yang berangsur-angsur membaik, dengan dibukanya kembali toko-toko waralaba NBA di Tiongkok, dan normalisasi hubungan antara NBA dan Tiongkok berangsur-angsur pulih.
Menutup tulisan ini, saya mengingat sebuah perkataan di ranah hubungan internasional dan juga dunia politik bahwa,
Serta dari kasus cuitan ini saya mengingat pepatah,