Konten dari Pengguna

Pemetaan Batimetri dalam Pengelolaan Wisata Pantai yang Aman

Afillah Rizky N
Mahasiswa Departemen Teknik Kelautan ITS
9 November 2020 6:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afillah Rizky N tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Survey Batimetri. Foto : gd.fitb.itb.ac.id
zoom-in-whitePerbesar
Survey Batimetri. Foto : gd.fitb.itb.ac.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Batimetri atau kedalaman air laut merupakan ukuran kedalaman daerah perairan laut yang diukur dari atas permukaan air ke dasar laut . Peta batimetri adalah data spasial yang berisi informasi kedalaman suatu daerah perairan. Informasi batimetri dapat menggambarkan tentang kondisi struktur dan bentuk dasar perairan dari suatu daerah. Pemetaan batimetri di perairan dangkal memiliki peran penting untuk perikanan, keselamatan pelayaran serta aktivitas kelautan.
ADVERTISEMENT
Penggunaan batimetri sering diterapkan dalam penentuan pembangunan suatu proyek pengeboran minyak di laut dan juga sering digunakan dalam menentukan daerah pembangunan bangunan lepas pantai. Hal tersebut merupakan penggunaan studi batimetri dalam skala yang luas, sedangkan dalam skala kecil batimetri juga dapat digunakan dalam mengelola proyek atau usaha wisata di sekitar tepi laut.
Dalam beberapa tahun terakhir banyak sekali insiden tenggelamnya wisatawan ketika sedang berenang di pinggir pantai, bahkan dalam beberapa kasus tersebut banyak yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Penelitian WHO menunjukkan bahwa angka kasus tenggelam di Indonesia adalah 3,3 per 100 ribu jiwa, atau mendekati 9000 orang pada tahun 2016. Seperti juga di berbagai negara Asia Tenggara lain, tenggelam sangat jarang disebut sebagai penyebab hilangnya nyawa manusia karena dipercaya sebagai kecelakaan tak terhindarkan.
ADVERTISEMENT
Penyebab tenggelamnya wisatawan dikarenakan banyaknya wisata pantai di Indonesia yang belum memiliki batasan laut yang aman untuk berenang, menyelam, ataupun berselancar. Batasan untuk berenang ataupun menyelam biasanya hanya ditentukan dari pasang surutnya air laut, kebanyakan wisata di Indonesia hanya memberikan batasan laut dangkal tanpa memikirkan adanya gelombang besar yang secara tiba-tiba bisa melewati batasan tersebut dikarenakan tinggi gelombang juga dapat dipengaruhi oleh kedalaman laut itu sendiri.
Penerapan pemetaan batimetri dapat dilakukan dengan melakukan survey batimetri perairan dangkal, dimana ekosistem lamun dan terumbu karang berada di dalamnya sangat sulit dilakukan. Kapal-kapal yang membawa alat untuk pemetaan batimetri, seperti perlengkapan akustik (echosounder, sonar dan lainnya) tidak dapat masuk dan bergerak dengan leluasa untuk melakukan pemetaan karena berbahaya (dangkal) dan kondisi substrat dasarnya yang tidak beraturan. Disamping itu, perairan dangkal di Indonesia sangat luas, sehingga pemetaan dengan menggunakan metode konvensional memerlukan waktu yang lama dan biaya tinggi (Wouthuyzen, 2001). Pemaparan penggunaan teknologi penginderaan jauh merupakan teknologi yang relatif lebih murah dan sangat diperlukan dalam kepentingan pemetaan batimetri, mempunyai wilayah cakupan yang luas serta dapat menjangkau wilayah relatif sulit dan datanya dapat diperbaharui setiap saat dengan mudah. (Arief, 2012).
ADVERTISEMENT
Diharapkan dengan penggunaan pemetaan batimetri di laut dangkal dapat menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh pengelola wisata dalam memberikan batasan laut yang jelas dan aman di kawasan wisata pantai yang ada di pesisir laut Indonesia agar dapat mengurangi angka kematian akibat tenggelam ataupun terseret gelombang air laut.
Referensi :
Arief M. 2012. Pendekatan Baru Pemetaan Bathymetryc Menggunakan Data Jauh SPOT, Studi Kasus Teluk Parigi dan Teluk Popoh. Jurnal Teknologi Dirgantara. 10 (1) : 71-72.
Safitri, Dewi. (10 Okt. 2019). WHO: Satu Orang Tewas Tiap 90 Detik karena Tenggelam. Diakses pada (09 Nov. 2020), dari www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191010180657-277-438509/who-satu-orang-tewas-tiap-90-detik-karena-tenggelam
Sager, W. 1998. Measuring The Depth. Quarterdeck Online Winter 1998/Spring 1999;Vol. 6, No. 3. Dari https://oceanography.tamu.edu/Quarterdeck/1998/3/sager-2.html.
ADVERTISEMENT
Wouthuyzen S. 2001. Pemetaan Perairan Dangkal Dengan Menggunakan Citra Satelit Landsat-5 TM Guna Dipakai Dalam Pendugaan Potensi Ikan Karang : Suatu Studi di Pulau-Pulau Padaido. Jakarta : Balitbang Sumberdaya Laut, Puslitbang Oseanologi-LIPI.