Bahaya Overthinking pada Mental Remaja

fildafuady
Mahasiswi jurusan Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Konten dari Pengguna
5 Maret 2023 21:55 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari fildafuady tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi overthinking. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi overthinking. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini mungkin tidak asing lagi mendengar istilah overthinking, apalagi di kalangan remaja. Dikit-dikit nggak bisa tidur, stres, mager, badmood, dan itu semua hanya karena overthinking. Sebenarnya apa sih yang dinamakan overthinking itu? Apa semua tindakan berpikir itu bisa dikatakan overthinking? Dalam segi bahasa sendiri terdapat atas dua kata yakni over dan thinking.
ADVERTISEMENT
Over memiliki arti berlebihan, sedangkan thinking artinya berpikir, jadi arti dari overthinking adalah berlebihan dalam berpikir, penjelasan ini juga yang sering dikenal oleh banyak orang. Sedangkan definisi overthinking menurut ilmu psikologi adalah tidak hanya mengarah pada sering atau berlebihan dalam berpikir saja, tetapi lebih mengarah pada berpikir hal-hal yang negatif. Kebanyakan dari orang khususnya para remaja, mereka lebih sering memikirkan suatu hal yang belum tentu terjadi.
Memikirkan suatu hal negatif secara berlebihan dapat menyebabkan gejala stress ataupun sampai tingkat depresi. Otak akan banyak menyimpan berbagai informasi atau masalah yang kurang penting dan belum tentu akan terjadi, sehingga menyebabkan timbulnya gangguan mental. Kesehatan mental sangatlah penting untuk dijaga agar terhindar dari berbagai macam jenis gangguan mental seperti stres, cemas, depresi, dan lain-lain. Menurut Dokter Vivi selaku spesialis kedokteran jiwa yang dilansir dari laman kompas.com bahwa perkembangan kesehatan mental itu dapat dipengaruhi dari berbagai macam faktor yakni, faktor biologis, psikologis, dan sosiokultural.
ADVERTISEMENT
Misalnya ada seorang anak remaja yang memiliki hormon kurang seimbang kemudian dari segi psikologisnya ia mendapatkan pola asuh keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan mentalnya dan ditambah lagi dengan lingkungan sosial yang memberikan body shaming atau semacamnya, akibatnya mental anak tersebut akan terganggu dan dapat memicu munculnya gejala-gejala gangguan mental.

Penyebab Overthinking

Overthinking tentunya tidak datang dengan sendirinya, namun pasti terdapat faktor yang memengaruhinya, menurut Theodorus Alkino Rifaldo Sebo, Dkk di dalam artikelnya yang berjudul Pandangan Masyarakat terhadap overthinking dan relasinya dengan Teori Rational Emotive Brief Therapy dijelaskan bahwa terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan overthinking, di antaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup pada diri sendiri seperti kondisi fisik, motivasi dan kepribadian. Sedangkan faktor eksternal mencakup lingkungan sekitar seperti keluarga ataupun pekerjaan. Lingkungan sangat memengaruhi dalam memunculkan overthinking pada diri seseorang, sebanyak 74,83% sudah dibuktikan bahwa lingkungan dapat memicu adanya overthinking yang dapat menimbulkan rasa cemas, stres, hingga depresi.
ADVERTISEMENT

Kebiasaan yang Dapat Memicu Remaja Overthinking

Rutinitas yang sering dilakukan oleh para remaja saat ini adalah scrolling media sosial dengan membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Perilaku tersebut sudah menjadi habit tersendiri bagi kalangan remaja. Media sosial kini menjadi tempat eksistensi bagi semua orang, seperti perihal kekayaan, kecantikan, keberadaan, kesuksesan, dan lain-lain.
Ada juga yang memandang media sosial hanya dijadikan tempat memamerkan tentang kehidupan, namun itu semua kembali kepada pandangan masing-masing. Ada juga yang menjadikan media sosial menjadi tempat dakwah dengan menyalurkan berbagai macam ilmu. Bagi para remaja yang hanya memandang media sosial dari sisi negatif, mereka akan mudah membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain dan mereka akan merasa selalu kurang dalam berbagai macam hal. Akibatnya mereka akan mudah overthinking untuk bisa menjadi yang sempurna dan memicu adanya gangguan mental pada diri seperti cemas, stres, bahkan depresi.
ADVERTISEMENT

Dampak Overthinking bagi Remaja

Ibarat mendorong meja yang terhalang dinding, sangat menguras tenaga dan sia-sia. Seperti halnya ketika memikirkan suatu hal yang berlebihan dan penuh akan kecemasan. Hal tersebut ternyata juga mengganggu sistem kinerja fungsi kognitif dalam otak, kemampuan mengendalikan diri dan pengelolaan pikiran yang sedang stres akan dilakukan secara bersamaan oleh otak yang berfungsi kognitif. Akibatnya pikiran yang berlebihan itu akan merampas semua konsentrasi yang ada hingga berakhir habis. Lebih parahnya lagi, ketika otak sudah mulai lelah dalam mengaktifkan fungsi kognitifnya, maka dapat menyebabkan gangguan mental salah satunya adalah stres.
Menurut para ahli, overthinking merupakan sebuah stressor yang bersifat psikologis. Stres adalah keadaan seseorang yang sedang mengalami emosi yang berlebihan. Peristiwa ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tekanan yang datang dengan kemampuan dalam menghadapi tekanan tersebut. Stres dapat menyebabkan seseorang menjadi sesak napas, mudah marah, cemas berlebihan, sakit kepala, bahkan hingga depresi.
ADVERTISEMENT

Cara Mengatasi Overthinking

Terdapat beberapa cara dalam mengatasi overthinking di antaranya; pertama, mengetahui penyebabnya. Memahami akar masalahnya akan membantu mempermudah untuk mencari solusi dalam menyelesaikan permasalahan overthinking. Kedua, mengalihkan perhatian, hal ini dapat dilakukan dengan cara menyibukkan diri dalam memikirkan suatu aktivitas yang disenangi dan dapat melupakan permasalahan yang sedang dihadapi.
Ketiga, merilekskan badan, dengan cara tarik napas dalam-dalam. Mencari tempat yang sekiranya nyaman untuk duduk, kemudian letakkan satu tangan pada dada dan tangannya lainnya di atas perut. Lalu tarik napas dan buang melalui hidung, lakukan sebanyak 3 kali per hari selama 5 menit. Keempat, berdamai dengan ketakutan diri sendiri. Menurut jurnal The psychological health benefits of accepting negative emotions and thoughts: Laboratory, diary, and longitudinal evidence dijelaskan bahwa penerimaan pikiran dan ketakutan negatif itu dapat membantu dalam meningkatkan kesehatan psikologis pada diri seseorang.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan di atas, overthinking sangat memengaruhi kesehatan mental remaja. Fokus pada kehidupan orang lain atau membanding-bandingkan diri dapat memicu munculnya overthinking, kebiasaan tersebut rentan dilakukan oleh para remaja. Dampaknya ketika remaja sering overthinking, mereka akan mudah terkena gangguan mental yang berupa cemas, mudah marah, stress, hingga depresi. Hal tersebut tentu sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, mereka akan sulit berkonsentrasi dan menghabiskan waktunya hanya dengan memikirkan sesuatu hal-hal yang kurang penting. Untuk mengatasi overthinking terdapat beberapa cara di antaranya, memahami sumber permasalahannya, mengalihkan perhatian pada aktivitas yang disukai, merilekskan badan dengan acara menarik napas, berdamai dengan ketakutan diri sendiri, dan masih banyak lainnya.