Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Mencari Jeda Duniawi Sampai ke Gunung Andong
8 Januari 2025 13:16 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Fildan Aditya Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Munculnya rasa bosan terhadap sesuatu yang terus dilakukan itu manusiawi, terlebih menjadi mahasiswa magang yang setiap hari selalu dihantui deadline tugas sesuai jobdesk masing-masing. Rutinitas tekanan yang sudah menjadi makanan wajib sedikit tersingkirkan ketika notifikasi email dari pemerintah muncul perihal pemberian biaya bantuan hidup. Senyum sumringah muncul diantara kepenatan teman-teman yang sudah mempunyai angan-angan, "Enaknya buat apa ya duit sebanyak ini?"
ADVERTISEMENT
Selang beberapa hari, seorang wanita yang kerap disapa Naila menginisiasi sebuah rencana liburan ke Gunung Andong yang cukup mendadak. "Mendaki tuh sebuah misi yang pasti jadi kenangan bagi setiap orangnya. Maka dari itu, aku milih Andong jadi jalan tengahnya. Aku ngerasa mendaki bukanlah hal yang mudah, pasti jadi momentum berharga buat setiap orangnya buat menjalin kedekatan yang lebih bermakna." Begitu ucap Naila, dengan alasan yang begitu menyentuh untuk mengajak teman-temannya menapaki jejak menuju Gunung Andong. Kata-katanya seperti angin yang lembut, menyentuh hati, mengundang langkah-langkah penuh harapan, seolah mengingatkan bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang puncak, tapi tentang kebersamaan yang tercipta di setiap langkah. Tanpa berfikir panjang, akhirnya terkumpulah 10 manusia yang bersedia untuk menerjang dinginnya magelang yang sangat asing dirasakan oleh warga jogja. Persiapan alat, fisik, dan segala kebutuhan lainnya dilakukan serba mendadak, sebuah langkah yang sebenarnya jauh dari ideal, terutama bagi pendaki pemula seperti mereka.
ADVERTISEMENT
Perjalanan Jauh yang Dadakan Sudah Dimulai
Persiapan yang hanya memakan waktu sepekan, mungkin malah kurang, akhirnya direalisasikan dan bukan menjadi angan-angan semata. Perjalanan panjang akhirnya terlampaui dengan lima motor yang masing-masing membawa dua jiwa, menembus jarak dan waktu. Sedikit rasa letih pasti ada karena sebenarnya sore itu, aktivitas kantor masih tetap berjalan seperti biasanya. Rasa takut akan fisik yang belum sepenuhnya siap masih mengganjal di hati, tetapi melihat kegigihan teman-teman lainnya membuat semangat menjadi memuncak dibanding ketakutan akan raga yang meragukan.
Singkat cerita, sampailah di Basecamp Gunung Andong Taruna Jaya Giri Sawit. Rasa lapar muncul disertai angin dingin pada tengah malam itu. Beberapa dari rombongan akhirnya memutuskan untuk mengisi tenaga sebelum berburu sunrise. Bukannya mengantuk setelah kenyang, rasa kantuk seketika hilang entah karena apa. Tidur yang dipaksakan dan terasa tidak tulus itu akhirnya membangunkan diri karena rombongan harus adu kecepatan dengan terbitnya matahari.
ADVERTISEMENT
Pendakian yang Memeluk Kantuk, Namun Apa Boleh Buat?
Entah pukul dua atau tiga dini hari saat itu, yang teringat hanyalah rasa ingin menidurkan diri di kasur kostan yang hangat dan harum karena parfum laundry. Namun, perjalanan harus tetap dilaksanakan karena apa boleh buat? Hutan gelap yang disinari headlamp dilalui, langkah demi langkah mulai berubah menyerok karena sakit yang mulai dirasakan kaki. Beberapa dari rombongan mulai merasakan api asam lambung membakar, akibat tubuh yang tak cukup dipersiapkan dan udara tipis yang menurunkan nafas, menyisakan rasa pahit dalam dada yang tak terelakkan.
Keringat yang mulai berceceran tak meruntuhkan kegigihan rombongan untuk mencapai puncak. Sedikit canda tawa dilontarkan oleh masing-masing personal agar ketegangan dalam perjalanan sedikit berkurang. Tangan yang saling bahu-membahu membuat satu sama lain menjadi kuat. Tak terasa, langit mulai merubah warnanya, jalanan sudah mulai terlihat tanpa alat bantu. Namun, kabut dan angin yang menyelimuti pandangan membuat perjalanan ini terasa pilu, jauh dari harapan yang terlukis di benak. Kesedihan yang dialami hanya dilalui seperti angin berlalu, yang terpenting semua rombongan selamat dan melangkah bersama menuju puncak serta membawa kebersamaan yang tak ternilai.
ADVERTISEMENT
Matras dan Langit menjadi Kamar Ternyaman Saat Itu
Sedari awal, rombongan ini tidak membawa tenda karena tidak berniat untuk mendirikan camp di ketinggian 1726 mdpl. Akhirnya, matras digelar dengan seadanya dan atap langit andong yang masih tertutup kabut saat itu. Beberapa dari rombongan mulai menyiapkan sarapan sederhana dengan bahan yang dibeli secara mendadak. Beberapa dari lainnya masih ingin memejamkan mata sembari menikmati kesunyian alam di puncak sana.
Matahari semakin menunjukan jati dirinya, langit berubah menjadi biru yang cerah. Handphone yang selalu sedia di tangan menangkap beberapa momen penting demi sebuah kenangan yang abadi.
Canda tawa dan keusilan yang terjadi sangatlah singkat. Tak terasa, matahari sudah memberi isyarat untuk segera turun dari puncak Gunung Andong. Rombongan segera bergegas menata kembali barang-barangnya untuk kembali melawan hiruk pikuk dunia magang.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan perjalanan menuju puncak, langkah menurun terasa begitu cepat berlalu, seakan waktu pun ikut berlari. Namun, tubuh tak bisa berbohong. Kaki yang gemetar, lelah oleh otot-otot yang belum terbiasa, mengingatkan untuk tetap berhati-hati, meski tanah di bawah terasa ringan. Sembari berjalan, menangkap momen sudah menjadi autopilot.
Langit mendung menunjukan jati dirinya kembali setelah rombongan turun. Bersyukur, saat di puncak alam masih bersahabat dengan rombongan. Es krim gerobak terlihat menggiurkan ketika sampai ke daerah basecamp. Rombongan memutuskan untuk membeli eskrim sesuai selera masing-masing. Tidak sampai situ, setelahnya jajanan es degan menjadi tujuan lain untuk melepas letih. Intinya, rombongan ini memang benar-benar kelelahan dan lapar.
Akhir dari Perjalanan, Terima Kasih.
Sejenak, rombongan mengistirahatkan diri di basecamp, menikmati makanan dari warung yang sederhana, mengisi tenaga untuk perjalanan pulang ke rumah atau kost masing-masing. Tawa dan cerita mengalir, mengingatkan pada momen-momen lucu yang tak tertulis dalam kisah ini, karena ada hal-hal yang lebih baik tetap menjadi kenangan pribadi dan disimpan dalam hati.
ADVERTISEMENT
Gunung Andong bisa menjadi destinasi wisata untuk pemula yang ingin mencoba mendaki gunung. Namun, tetaplah menyiapkan fisik dan mental serta alat yang dibutuhkan agar pendakian berjalan dengan lancar tanpa hambatan.