Mengenal Konsep Triple Bottom Line dalam CSR

Fildan Aditya Ramadhan
Communication Student
Konten dari Pengguna
8 Juni 2022 14:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fildan Aditya Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Konsep Triple Bottom Line. (Sumber : Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Konsep Triple Bottom Line. (Sumber : Pribadi)
ADVERTISEMENT
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan program suatu perusahaan sebagai bentuk perhatian dan tanggung jawab kepada masyarakat yang berada di lingkungan perusahaan itu berdiri. Seiring berkembangnya zaman, konsep CSR saat ini sangat beragam dan terus berkembang. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, salah satunya adalah mindset individu atau kelompok yang berubah seiring berjalannya waktu. CSR bukan lagi sekadar program yang wajib dilakukan oleh perusahaan, CSR menjadi program perusahaan yang sifatnya berkelanjutan dan bisa menjadi investasi perusahaan dalam jangka yang panjang.
ADVERTISEMENT
Mindset yang terus berkembang menghasilkan Konsep Triple Bottom Line digunakan oleh banyak individu maupun kelompok. Konsep Triple Bottom Line terdiri dari : People, Planet, dan Profit. Jadi, apa maksud dari Konsep Triple Bottom Line ini?
Sejarah Terbentuknya Triple Bottom Line
John Elkington, seorang penulis yang berasal dari Inggris ini adalah pencetus Teori Triple Bottom Line tersebut. Dalam buku 'Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business', John Elkington dianggap sebagai penolong bagi perusahaan - perusahaan dalam mengkombinasi CSR dengan kegiatan bisnis utamanya.
John Elkington mengatakan, bahwa perusahaan harus menyiapkan 3 hal utama dalam menjalankan kegiatan bisnis dan CSR secara bersamaan. Antara lain : People, Planet, Profit
ADVERTISEMENT
Penjelasan 3 Poin Triple Bottom Line
Masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan itu berdiri merupakan stakeholder yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan. Karena, masyarakat adalah salah satu kunci keberhasilan dari kegiatan CSR ini. Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan masyarakat sekitar agar kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan akan terus berlanjut.
Lingkungan juga menjadi faktor utama selanjutnya setelah masyarakat. Jika kebutuhan masyarakat terpenuhi namun lingkungan di sekitar masyarakat tidak diperhatikan oleh perusahaan, maka teori ini tidak berlaku dan kegiatan CSR perusahaan akan terhambat. Perusahaan juga harus memperhatikan kelestarian lingkungan masyarakat sekitar agar masyarakat tidak merasa dirugikan dengan keberadaan gedung perusahaan yang berdiri di sekitar lingkungan mereka. Salah satu cara untuk melestarikan lingkungan sekitar adalah perusahaan harus memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan agar tidak terjadi pencemaran yang mengakibatkan kerusakan lingkungan masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
Tidak bisa dipungkiri, bahwa semua pelaku usaha bekerja dengan tujuan ingin mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mendapatkan profit, perusahaan harus menggunakan biaya yang efisien di setiap usaha yang dilakukannya. Pengeluaran biaya bisa diminimalisir dengan cara mengurangi penggunaan material yang tidak perlu. Serta meningkatkan produktivitas perusahaan dengan cara membangun hubungan jangka panjang dengan stakeholders itu sendiri.