Konten dari Pengguna

Keagungan dan Makna Ibadah Haji dalam Kehidupan Muslim

Filza Halwa Fadhillah
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Juli 2023 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Filza Halwa Fadhillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Keagungan dan makna ibadah haji dalam kehidupan muslim (sumber: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Keagungan dan makna ibadah haji dalam kehidupan muslim (sumber: pixabay)
ADVERTISEMENT
Ibadah Haji, salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi setiap Muslim yang mampu secara fisik dan finansial, adalah perjalanan spiritual yang penuh dengan keagungan dan makna. Setiap tahunnya, jutaan jamaah dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Tanah Suci Mekah untuk mengikuti serangkaian ritual yang telah ditetapkan sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Haji bukan sekadar sebuah perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan jiwa yang menggugah hati dan merenungkan makna kehidupan. Dengan berhaji, maka diharapkan terjadi interaksi, saling kenal mengenal dan saling memperkokoh kesatuan dan persatuan sesama Muslim di seluruh dunia (Tanjung, 2010).
ADVERTISEMENT
Perjalanan ibadah Haji adalah momen suci yang mendalam bagi jutaan umat Muslim di seluruh dunia. Ibadah ini bukanlah sekadar perjalanan fisik semata, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang memungkinkan jamaah mendekatkan diri dengan Allah SWT. Dalam serangkaian ritual yang sarat dengan makna dan simbolisme, ibadah Haji memberikan kesempatan bagi para jamaah untuk memperkuat iman, memperbaiki diri, dan merasakan kebesaran Tuhan yang Maha Kuasa.
Sebelum memasuki Tanah Suci, setiap jamaah harus memenuhi rukun-rukun Haji. Persiapan ini melibatkan persiapan fisik, mental, dan spiritual yang ketat. Kesadaran akan pentingnya mempersiapkan diri secara menyeluruh menjadi dasar bagi setiap individu yang bermaksud melakukan ibadah Haji. Pada tahap ini, mereka memperdalam pemahaman tentang aturan dan tata cara Haji, mempelajari adab-adab yang harus diikuti, serta memupuk rasa kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi tantangan yang akan mereka hadapi di masa depan. Penyelenggaran ibadah haji juga memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga jemaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam (Fahham, 2015).
ADVERTISEMENT
Ketika jamaah tiba di Tanah Suci, mereka disambut oleh pemandangan yang memukau: Ka'bah yang megah berdiri di tengah-tengah Masjidil Haram, memikat mata dan hati mereka. Di sinilah mereka merasakan kekuatan spiritual yang tak tergantikan. Ketika mereka mengelilingi Ka'bah dalam ritual Tawaf, jamaah menyaksikan keragaman etnis dan budaya dari berbagai penjuru dunia yang berkumpul dalam persaudaraan agama, semua perbedaan itu lenyap saat mereka bergandengan tangan dalam upaya bersama meraih ridha Allah SWT.
Tidak hanya Tawaf, ritual lain yang menjadi inti ibadah Haji adalah Sa'i antara bukit Safa dan Marwah. Saat melaksanakan Sa'i, jamaah mengenang perjalanan Hajar, istri Nabi Ibrahim AS, yang berlari-lari di antara dua bukit tersebut dalam mencari air untuk putranya, Ismail AS. Sa'i mengajarkan tentang ketabahan, ketekunan, dan kesabaran dalam menghadapi ujian hidup. Dalam setiap langkahnya, jamaah mengingat betapa Allah SWT senantiasa menguji kesetiaan dan keikhlasan hamba-Nya dalam mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Makam nabi ibrahim (sumber: pixabay)
Ibadah Haji juga mencakup wukuf di Padang Arafah. Di sini, jamaah berdiri dalam keheningan, memohon ampunan, dan melafalkan doa-doa kepada Allah SWT. Saat itu, hiruk-pikuk dunia seakan jauh menghilang, dan fokus hanya tertuju pada pencarian kebenaran dan pengampunan-Nya. Di tengah keramaian, mereka merasakan kekuatan kebersamaan, ketakwaan, dan kerendahan hati yang melampaui batas perbedaan individu. Wukuf di Arafah mengajarkan pentingnya introspeksi diri, memahami kesalahan, dan berkomitmen untuk memperbaiki diri di masa depan.
ADVERTISEMENT
Setelah melewati wukuf di Arafah, perjalanan menuju Mina menjadi kelanjutan dari ibadah Haji yang sakral. Di Mina, jamaah melempar jumrah, yaitu melempar batu kecil sebagai simbol pengusiran setan yang menggoda. Lelehan keringat dan keletihan jamaah tidak mampu meredam semangat mereka untuk menjalankan tugas suci ini. Ketika batu-batu itu terlempar, jamaah merasakan kekuatan untuk mengalahkan godaan dan nafsu dalam hidup sehari-hari, mengendalikan hawa nafsu yang merusak dan menghalangi mereka dalam mencapai kebaikan.
Selama perjalanan Haji, jamaah juga mengunjungi tempat-tempat suci lainnya, seperti Muzdalifah dan Jabal Rahmah. Di Muzdalifah, mereka mengumpulkan batu untuk melempar jumrah di Mina. Sementara di Jabal Rahmah, jamaah mengenang saat Nabi Adam AS dan Hawa bertemu kembali setelah terpisah di dunia. Semua tempat ini memberikan pengalaman spiritual yang mendalam, memperkuat ikatan jamaah dengan sejarah dan keteladanan para Nabi serta peristiwa-peristiwa suci yang telah terjadi sepanjang masa.
ADVERTISEMENT
Perjalanan Haji juga mencakup ziarah ke tempat-tempat yang berkaitan dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW, seperti Masjid Nabawi di Madinah. Mengunjungi makam Nabi merupakan momen penuh keharuan dan kebersamaan, di mana jamaah berdoa untuk mendapatkan syafaat dari Baginda Nabi dan merenungkan perjuangan dan teladan beliau dalam menyebarkan agama Islam. Ziarah ini mengingatkan jamaah tentang pentingnya mengikuti jejak beliau dalam menjalani kehidupan dengan keikhlasan dan kesabaran.
Ibadah haji adalah pengalaman yang benar-benar mengubah hidup. Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala godaan dan rintangan (Idawati, 2017). Jamaah kembali ke rumah mereka dengan hati yang lebih penuh cinta dan pengertian, dengan semangat untuk mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Mereka membawa pulang ketenangan dan rasa kedamaian dalam diri mereka, serta semangat untuk berbagi pengalaman mereka dengan orang lain. Ibadah haji bukanlah sekadar kewajiban agama, tetapi juga ladang spiritual yang mengembangkan dan memperdalam hubungan seseorang dengan Allah SWT.
Ka'bah sebagai kiblat umat islam (sumber: pixabay)
Seiring berjalannya waktu, ibadah Haji terus berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan kemajuan zaman. Di masjidil Haram sudah hadir metaverse. Ka’bah di metaverse ini digagas oleh pemerintah Saudi, Abdul Rahman al Sudais, tujuan nya adalah memberikan kesempatan umat Islam bisa menyentuh hajar aswad secara virtual, tidak harus rebutan dengan ribuan orang lain nya (Abdillah & Fahri, 2023).
ADVERTISEMENT
Namun, esensi dan tujuan utama ibadah Haji tetap tak berubah. Ibadah Haji mengajarkan umat Muslim untuk saling mencintai, menghormati, dan menjaga persaudaraan dalam kehidupan sehari-hari. Ia meneguhkan nilai-nilai kesederhanaan, kerendahan hati, dan keikhlasan dalam menghadapi ujian dan cobaan yang datang
Dalam kesimpulannya, ibadah haji adalah perjalanan spiritual yang luar biasa dan penuh makna. Ia mengajarkan nilai-nilai kesabaran, ketekunan, pengorbanan, dan persatuan. Setiap langkah dalam ibadah haji membangkitkan getaran spiritual yang menyatukan umat Muslim di seluruh dunia. Ibadah haji adalah momen di mana jamaah memperkuat iman, mencari pengampunan, dan memperbaiki hubungan mereka dengan Allah SWT. Melalui ibadah haji, jamaah menelusuri keagungan dan makna hidup, serta menyatukan diri mereka dengan sejarah Islam yang agung.
ADVERTISEMENT
Referensi
Abdillah, & Fahri, D. S. (2023). Fenomena Praktik Ibadah Haji Secara Virtual Melalui Teknologi Metaverse : Perspektif Ulama Kontemporer. Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab Dan Hukum, 04(1), 72–87. https://doi.org/10.24252/shautuna.vi.32581
Fahham, A. M. (2015). Penyelenggaraan Ibadah Haji: Masalah dan Penanganannya. Kajian: Menjembatani Teori Dan Persoalan Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan, 20(3), 201–218. https://doi.org/10.22212/kajian.v20i3.625
Idawati, M. (2017). Persoalan - Persoalan Kontemporer yang Terjadi dalam Pelaksanaan Ibadah Haji. Journal of Chemical Information and Modeling, 51(9), 3–5. https://doi.org/10.46576/wdw.v0i51.242
Tanjung, H. (2010). Hikmah Ibadah Haji Terhadap Ekonomi. Al-Infaq: Jurnal Ekonomi Islam, 1(1), 6–20. https://doi.org/10.32507/ajei.v1i1.390