Konten dari Pengguna

Tradisi Adat Pakaja Mantu Oleh Dayak Ngaju Kalimantan Tengah

Fina
MAHASISWA PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
15 Oktober 2023 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari Fina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tampung tawar adalah ritual doa suku Dayak dari Kalimantan Tengah. Yang dilakukan saat momen tertentu, seperti bayi yang baru keluar rumah, pakaja manantu (ngunduh mantu) untuk pengantin pada acara adat.
ADVERTISEMENT
Proses pelaksanaan tampung tawar untuk pengantin dilakukan bersama laki-laki dan perempuan dengan doa agar semoga pasangan pengantin tersebut tetap selalu bersama dalam segala hal dan sehati sepemikiran. Proses ngunduh mantu biasanya dilakukan setelah acara pernikahan,
sumber foto : Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto : Dokumentasi Pribadi
yang mana orang tua dari pihak laki-laki yang menerima kedatangan menantu perempuan untuk pertama kali. Sebelum masuk ke dalam rumah, kedua mempelai terlebih dahulu mencuci kaki kanan secara bersamaan kedalam ember yang berisi air yang sudah disiapkan.
Kemudian orang tua dari pihak laki-laki memberikan perhiasan emas, berupa kalung atau cincin kepada menantu perempuan yang sudah ada di perjanjian nikah,
Sumber foto : Dokumentasi Pribadi
yang mana boleh di pasangkan langsung oleh mempelai laki-laki atau dari orang tua pihak laki-laki, dengan hakikatnya bahwa menantu perempuan dianggap bukan menantu lagi melainkan anak sendiri.
sumber foto : Dokumentasi Pribadi
Proses tampung tawar dilaksanakan setelah pemberian perhiasan kepada menantu perempuan.
ADVERTISEMENT
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan tampung tawar adalah :
1.) Air , yang bermakna dingin, sejuk mengalir
2. ) Beras, dalam bahasa Dayak mangkar manyuh, yang artinya lambang keberhasilan, kaya harta, dan hidup terus berkembang.
3.) Telur, bermakna hidup aman terlepas dari masalah.
4. ) Minyak parfum yang berbau harum bermakna hidup lepas dari Fitnah.
sumber foto : dokumentasi sendiri
Pelaksanaan Tampung tawar di mulai dari kaki hingga kepala, dengan harapan agar hidup selalu baik, rejeki naik, panjang umur dan sehat sejahtera.
Memulai ritual tampung tawar dari belakang telapak kaki, dengan harapan agar kaki selalu berjalan diatas tanah dayak (petak kasambuyan) atau tanah kehidupan yang subur. Dilakukan di lutut agar kemanapun berjalan dan sejauh apapun tidak lelah, tidak terjatuh dan bisa sampai ke tujuan.
ADVERTISEMENT
Dilakukan di telapak tangan, agar selalu menyambut rejeki kekayaan dan yang baik-baik. Dilakukan di dada, agar dada (hati) senantiasa menyimpan kasih sayang, hormat, bijak dan lain lain. Dilakukan di Bahu, sebagai tanda tempat mengangkat rejeki, jabatan, harta dan kesejahteraan.
Di Ubun-ubun, dengan pengharapan agar bijak, pintar, dan berhikmad. Beras ditabur di kepala, sebagai simbol pengharapan pada umur yang panjang, kesehatan, Rezeki, hagatang gantung untung ukur.
Basewut belum (populer terkenal dan disegani orang). Dan yang yang terakhir pengolesan minyak kelapa, bermakna agar bisa seperti minyak yang licin bisa melepas rambut kusut, begitu juga bisa menyelesaikan segala perkara apapun.