Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Main-mainlah ke Pulau Ular, Kali Aja Betah
18 Juli 2017 10:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Fino Boeton tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pulau Liwutonkidi atau yang lebih populer disebut Pulau Ular oleh masyarakat Kota Baubau dan Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara kini menjadi salah satu tempat favorit untuk rekreasi khususnya di akhir pekan. Meski harus menempuh jarak yang lumayan jauh lewat jalur laut, tak mengendurkan semangat mereka yang mendambakan liburan yang mengesankan.
ADVERTISEMENT
Memanfaatkan waktu di akhir pekan khususnya saat libur atau cuti bersama hari raya sudah sampai di penghujunng, tidak boleh disia-siakan begitu saja. Hal ini pula yang membuat saya bersama ketujuh rekan saya yakni Reny, Pipin, Rendy, Anisa, Aan, Mirna dan Anton, memilih Pulau Ular sebagai tempat tujuan berwisata.
Sekitar Pukul 09.30 wita, bertempat di Dermaga Sulaa, Kota Baubau, dengan menggunakan transportasi laut tradisional yakni jonson yang terbuat dari kayu dengan ukuran panjangnya kurang lebih tiga meter serta lebarnya tidak lebih dari satu meter kami berangkat menuju Pulau Ular.
Cuaca terutama gelombang pada saat kami berangkat, nampak sangat bersahabat. Dari kapal (jonson, red) yang kami tumpangi tersebut kami bisa melihat dari kejauhan beberapa tempat seperti Terminal Transit BBM dan juga Pantai Nirwana (salah satu pantai terindah di Baubau). Kami juga bisa menikmati indahnya pemandangan lainnya.
ADVERTISEMENT
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 40 menit, kami pun tiba di Pulau Ular. Nampak ada dermaga yang di buat oleh pemerintah setempat yang kurang begitu terawat namun kondisinya masih layak.
Deburan ombak dan pasir putih dihiasi jejeran pohon kelapa seolah menyambut ramah kedatangan kami. Juru kemudi jonson setia menunggu kami di dermaga untuk mengantar kami pulang kembali usai puas menikmati indahnya pulau yang nampaknya tidak sesuai jika dinamakan Pulau Ular, karena pulau itu begitu eksotik.
Hamparan pasir putih mengelilingi hampir keseluruhan pulau ini. Meski tak berpenghuni, namun nampak ada beberapa orang seperti nelayan yang mencari ikan di sekitar pukau tersebut. Pulau ini juga pernah dikunjungi beberapa artis ibukota diantaranya Julia Perez atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jupe saat dulu masih bersama kekasihnya pesepak bola Gaston Castano.
ADVERTISEMENT
Di pulau ini, sama sekali tidak ada bangunan selain dermaga. Otomatis tempat berteduh dari sinar matahari hanyalah di bawah jembatan dermaga tersebut. Kami pun menyimpan bekal dan barang bawaan kami di situ, untuk selanjutnya mulai menyusuri pulau. Kami pun berpencar, sebagian nampak asik bermain di pinggir pantai dan sebagian lagi memilih untuk menyisir ke dalam pulau tersebut.
Rendy, mengungkapkan jika ia pernah mendengar cerita bahwa di dalam pulau ini ada sebuah lubang besar yang di dalamnya terdapat ular. “Mungkin karena lubang yang ditempati ular tersebut, makanya dinamakanlah pulau ini Pulau Ular,” ungkapnya.
Kami pun penasaran ingin pergi dan melihat lokasi lubang tersebut. Namun jarak dan teriknya matahari membuat kami mengurungkan niat untuk pergi ke tempat itu.
ADVERTISEMENT
Pemandangan yang disajikan di pulau ini tidak henti-hentinya membuat kami terkagum-kagum. “Acara” foto-foto tentunya tidak boleh terlewatkan. Beberpa tempat di pulau tersebut menjadi latar yang sangat bagus untuk mengambil gambar. Mulai dari dermaga, tepi pantai, laut dan juga di padang rumput tak luput dari sasaran.
Teriknya matahari tidak menghalangi kami untuk berenang, karena biru dan jernihnya air laut begitu sangat menggoda dan sayang untuk melewatinya.
“Jika pulau ini dikelola dengan baik, saya yakin akan menambah penghasilan daerah. Dan saat berada di pulau ini, kita seakan-akan ada di pulau dalam film "Beach" yang diperankan Leonardo Dicaprio,” kata Pipin.
Usai berenang, kami pun makan siang di pulau itu dengan bekal yang sudah kami siapkan. Dan setelah kami makan siang, berbaring dibawah jembatan menjadi pilihan terbaik untuk istrahat sejenak. Setelah berada, kurang lebih tiga jam di pulau itu, kami pun mengakhiri petualangan wisata di Pulau Ular pada pukul 13:00 WITA. Deburan ombak dan angin nampak sudah berubah menjadi sedikit kencang. Meski jonson yang kami tumpangi digoyang oleh ombak, tapi kami tiba kembali dengan selamat di Dermaga Topa. Kami pun membayar ongkos sewa jonson pergi pulang sebesar Rp 160 ribu. Untuk selanjutnya kami pulang ke rumah masing-masing.(***)
ADVERTISEMENT