Ekonomi Syariah Tetap Bertahan Sampai Kini, Ini Alasannya

Fiona Ramadhini
Mahasiswi IPB University
Konten dari Pengguna
24 Maret 2022 21:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fiona Ramadhini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : shutterstuck.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber : shutterstuck.com
ADVERTISEMENT
Ekonomi Syariah mengalami pertumbuhan positif yang bergerak cepat selama sepuluh tahun terakhir. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset keuangan Syariah telah mencapai US$ 132,7 atau setara dengan Rp 1.901,1 triliun per September 2021. Jumlah ini merupakan peningkatan atau pertumbuhan positif sebesar 17,32% yoy. Global Islamic Economic Report (2020) mencatat bahwa total aset keuangan Syariah global adalah sebesar US$ 2,88 trilliun. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia memiliki total 4,6% aset keuangan syariah dunia.
ADVERTISEMENT
Prinsip Ekonomi Syariah Sebagai Salah Satu Penyeimbang Perekonomian Suatu Negara
Fakta bahwa sektor keuangan syariah tumbuh positif dengan angka pertumbuhan yang cukup besar menunjukan keberhasilan sistem keuangan syariah. Dalam pelaksanaan, keuangan syariah dan praktik lain penerapan ekonomi syariah memiliki prinsip khusus yang secara langsung maupun tidak langsung memiliki efek positif terhadap perekonomian Indonesia. Prinsip yang dimaksud adalah larangan riba atau suku bunga. Karena menurut teori Ekonomi Islam, praktik riba atau segala jenis bentuk bunga dapat merusak keseimbangan perekonomian suatu negara.
Jika suku bunga mengalami kenaikan, maka orang cenderung memiliki preferensi untuk menyimpan uangnya di bank dengan mengharapkan bunga. Akibatnya, jumlah uang tunai yang dimiliki masyarakat berkurang. Produsen akan menaikkan harga barang karena menganggap konsumen tidak memiliki cukup uang tunai untuk bertransaksi.
ADVERTISEMENT
Jika uang tunai yang dimiliki masyakat berkurang, maka dapat menyebabkan inflasi. Inflasi adalah kondisi harga barang dan jasa mengalami kenaikan secara umum secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang bersamaan. Alasan ini cukup logis untuk menjawab mengapa prinsip ekonomi Islam dapat bertahan pada banyak sektor.
Sektor Industri Halal Meningkatkan Produktivitas
Keyakinan atas prinsip Islam yang dimiliki Indonesia memberi dampak positif lain jika ditinjau dari aspek ekonomi. Keyakinan pada prinsip syariah memperlihatkan sebuah potensi ekonomi yang sangat besar yang dapat meningkatkan produktivitas. Contohnya pada sektor keuangan, ditinjau dari kondisi pasar modal syariah, jumlah investornya mengalami peningkatan sebesar 9,3 persen pada bulan Januari sampai Maret tahun 2021. Di pasar internasional, Indonesia adalah salah satu dari negara-negara kontributor utama penerbitan sukuk dunia.
ADVERTISEMENT
Dengan keberhasilan akibat pesatnya perkembangan financial technology (fintech), aset fintech syariah telah meningkat sebesar 50 kali lipat dalam 2,5 tahun terakhir yang saat ini asetnya mencapai Rp 134 miliar rupiah pada Juni 2021.
Indonesia Sebagai Pusat Ekonomi Syariah Terkemuka Dunia
Demi mewujudkan “Indonesia yang mandiri, sejahtera, dan beradab dengan menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka di dunia”, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Ekonomi Syariah (KNEKS) bersama dengan pemerintah, akademisi, pelaku pasar, LSM, dan masyarakat Bersama-sama berkolaborasi untuk meluncurkan Rencana Pelaksanaan dan Rencana Kerja 2020-2024. Rencana Pelaksanaan dan Rencana Kerja tersebut berfokus pada pengembangan dan penguatan pada sektor industri halal, keuangan syariah, keuangan sosial syariah dan bisnis serta kewirausahaan syariah.
Ketiga poin tersebut dapat menunjukan alasan kuat tentang peran serta pengaruh Ekonomi Syariah secara makro. Sistem serta prinsip larangan riba yang dibawa Ekonomi Syariah berpotensi menyeimbangkan tatanan ekonomi negara. Trend gaya hidup halal pada banyak industri juga dapat menciptakan lapangan kerja baru pagi masyarakat. Fokus pengembangan serta penguatan Ekonomi Syariah dapat menambah harapan baru mengenai kehidupan yang lebih baik, adil, dan sejahtera.
ADVERTISEMENT