Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Dampak Proyek Terhadap Konflik Sosial
13 Desember 2024 15:07 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Safira Suryani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam era pembangunan yang pesat, proyek-proyek sering kali menjadi sorotan utama dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, di balik manfaat yang dijanjikan, terdapat potensi dampak negatif yang tidak bisa diabaikan, yaitu konflik sosial. Konflik ini dapat muncul akibat adanya beberapa faktor.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks proyek, konflik sosial sering kali muncul sebagai akibat dari perbedaan kepentingan antara berbagai pemangku kepentingan. Sebagai pihak yang langsung terdampak, masyarakat lokal biasanya memiliki kepentingan yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan, keberlanjutan sumber daya alam, dan hak atas tanah. Mereka cenderung menginginkan agar proyek tidak merusak ekosistem yang sudah ada dan menghormati hak atas tanah yang mungkin telah mereka kendalikan selama bertahun-tahun. Sebaliknya, pemerintah dan perusahaan pengembang biasanya berkonsentrasi pada hal-hal ekonomi seperti meningkatkan pendapatan, meningkatkan efisiensi operasi, dan menciptakan lapangan kerja baru. Metode ini dapat mengabaikan dampak lingkungan dan sosial yang lebih luas, yang dapat menyebabkan ketidakpuasan masyarakat. Karena masyarakat merasa terpinggirkan dan tidak menerima hak-hak mereka, risiko konflik sosial meningkat ketika proyek tidak mempertimbangkan atau mengakomodasi kepentingan masyarakat lokal. Akibatnya, penting bagi semua pemangku kepentingan untuk berbicara secara konstruktif satu sama lain untuk memastikan bahwa solusi yang saling menguntungkan dan berkelanjutan dapat dicapai dengan mengimbangi kebutuhan sosial dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Adanya proyek di lingkungan masyarakat seringkali memiliki dampak lingkungan yang signifikan, yang dapat menyebabkan masyarakat lokal tidak puas. Sumber daya alam yang berfungsi sebagai mata pencaharian masyarakat, seperti pertanian dan perikanan, dapat dirusak oleh kerusakan lingkungan seperti deforestasi, pencemaran udara dan air, serta hilangnya habitat alami. Misalnya, polusi yang meningkat dari penggunaan alat berat dan kendaraan selama konstruksi dapat mengganggu kualitas udara dan kesehatan masyarakat, sementara limbah konstruksi dapat mencemari ekosistem perairan dan mengancam kehidupan biota yang bergantung pada air. Masyarakat yang merasa terancam oleh perubahan ini cenderung melakukan protes atau tindakan lain sebagai bentuk penolakan terhadap proyek jika dampak-dampak ini tidak dikelola dengan baik melalui langkah-langkah mitigasi yang efektif. Akibatnya, untuk mengurangi dampak negatif dan menjaga keadilan sosial, pengembang dan pemerintah harus menerapkan analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang menyeluruh dan melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan.
ADVERTISEMENT
Penyebab konflik sosial selanjutnya dalam proyek besar adalah ketidakpuasan terhadap proses pengambilan keputusan. Banyak proyek tidak melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses pengambilan keputusan, sehingga kepentingan dan suara mereka sering kali diabaikan. Ketika masyarakat merasa tidak terlibat dalam percakapan tentang proyek yang secara langsung memengaruhi kehidupan mereka, mereka menjadi tidak percaya diri dan kehilangan kontrol. Hal ini dapat menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pengembang dan pemerintah, yang dianggap tidak peduli dengan aspirasi dan kebutuhan lokal. Akibatnya, masyarakat dapat merasa terisolasi dan terpinggirkan, yang dapat menyebabkan demonstrasi, protes, atau bahkan tindakan hukum sebagai bentuk penolakan terhadap proyek. Untuk menghindari ketidakpuasan ini, pengembang dan pemerintah harus membuat mekanisme partisipatif yang memungkinkan masyarakat untuk terlibat dalam setiap tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, diharapkan lebih banyak transparansi, akuntabilitas, dan rasa memiliki terhadap proyek, sehingga konflik sosial dan hubungan antara semua pemangku kepentingan akan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Safira Suryani _ 221010500672 _ Prodi Manajemen _ Fakultas Ekonomi dan Bisnis _ Tahun 2024