Konten dari Pengguna

Pro Kontra Mahasiswa Menanggapi Keberlanjutan Perkuliahan Online

Febby Aprily Firanda
Mahasiswa-Universitas Islam Negeri Syariff Hidayatullah Jakarta-Jurusan Akuntansi
21 Mei 2021 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Febby Aprily Firanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustasi ketika kuliah online. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustasi ketika kuliah online. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Pada saat pandemi Covid-19 menyerang Indonesia. Covid-19 menjadi topik yang sering diperbincangkan dan banyak televisi yang menampilkan informasi kasus-kasus seputaran Covid-19. Hal tersebut yang mejadi pemicu adanya rasa ketakutan yang dihadapi masyarakat. Setiap hari terjadi peningkatan jumlah masyarakat yang terpapar, hingga peningkatan angka kematian akibat tidak bisa terselamatkan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi risiko penyebaran virus ini. Menerapkan kebijakan social distancing dan mewajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan. Aktivitas yang sebelumnya dilakukan di luar rumah, harus mengalami sedikit perubahan yaitu dari rumah. Seperti yang sudah diterapkan sampai saat ini seperti berkerja, beribadah, dan aktivitas belajar mengajar semuanya dari rumah.
Hal ini berpengaruh cukup kompleks terhadap sektor pendidikan. Sudah satu tahun lebih perkuliahan secara online ini kami jalankan. Banyak hal yang sudah dirasakan, baik itu keunggulannya dan kerugiannya. Ketika kami mendengarkan informasi bahwa akan diberlakukan perkuliahan secara online pada seluruh Perguruan Tinggi. Namun, pada saat itu belum adanya ketetapan secara pasti sampai kapan masa itu.
Surat Edaran Rektor keluar dan semua mahasiswa bergembira, ternyata kebijakan itu memang diterapkan. Pada saat itu, kami sebagai mahasiswa bergembira karena kami pikir perkuliahan akan sangat santai, tidak harus datang ke kampus dan mengikuti perkuliahan bisa dalam keadaan apa saja. Ternyata hal itu salah, sangat berbeda dari ekspetasi kami. Tugas yang banyak, dengan tenggat waktu yang singkat.
ADVERTISEMENT
Sudah lama Covid-19 berada di Indonesia, akhirnya pemerintah mengadakan program vaksinasi. Orang yang pertama kali disuntik vaksin buatan Sinovac adalah Presiden Joko Widodo, pada Rabu (13/1).
Kelompok pertama yang diprioritaskan dalam vaksinasi adalah yang menjadi garda terdepan seperti tenaga medis yang berjuang menangani pasien Covid-19 dan pelayan publik seperti TNI, Polri, dan aparat hukum.
Kelompok kedua merupakan masyarakat yang terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, perangkat daerah, dan sebagian pelaku ekonomi di daerah.
Kelompok ketiga adalah tenaga pendidik, seperti guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), guru Taman kanak-kanak (TK), guru Sekolah Dasar (SD), guru Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga guru Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tenaga pengajar di Perguruan Tinggi.
ADVERTISEMENT
Ketika vaksinasi sudah dilakukan, adanya isu bahwa perkuliahan semester ganjil pada tahun 2021 akan dilaksanakan perkuliahan offline. Namun, jika kembali kepada tahun sebelumnya. Banyak juga yang memunculkan isu bahwa perkuliahan offline, ternyata kenyataannya perkuliahan online tetap dilaksanakan sampai sekarang. Maka dari itu, untuk hal ini memunculkan pro dan kontra mahasiswa akan pandangan bagaimana sistem pembelajaran yang cocok dimasa pandemi saat ini.
Ketika saya menanyakan kepada teman-teman saya bagaimana jika semester ganjil pada tahun 2021 ini perkuliahan masih menggunakan sistem online. Ternyata ada yang tidak keberatan jika perkuliahan online. “Saya sama sekali tidak apa-apa jika perkuliahan masih online. Itu lebih baik, daripada harus melaksanakan kuliah tatap muka. Kalau kuliah tatap muka, kapan Covid-19 ini akan menghilang. Risiko yang ada terlalu besar, orang tua saya tidak akan setuju dan angka Covid-19 akan terus meningkat,” kata Fefe salah satu mahasiswa UNJ.
ADVERTISEMENT
Keunggulan Perkuliahan Daring
Perkuliahan yang dilaksanakan secara online memang memiliki keunggulan. “Selama saya berkuliah secara online, keunggulan yang saya rasakan adalah saya bisa belajar di mana saja dan kapan saja, materi perkuliahan bisa diakses ketika saya inginkan, dan saya bisa lebih mudah untuk melakukan pekerjaan yang lainnya,” kata Febrino salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
“Pandangan positif yang bisa saya sampaikan adalah saya bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga di rumah,” kata Sarah yang merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Jakarta.
Kekurangan Perkuliahan Daring
“Jika dibandingkan dengan keunggulannya, saya lebih merasakan dampak negatifnya. Saya rasa perkuliahan ini sangat bergantung pada internet, jika susah sinyal akan menganggu proses pembelajaran. Apalagi ketika ujian sedang berlangsung, dan bermasalah pada pengumpulan ujian. Perkuliahan online ini juga menghambat interaksi sosial antara mahasiswa dengan dosen. Ada hal yang membuat saya merasa dirugikan, saya harus membayar uang kos. Padahal saya berada di daerah asal,” tutur Sarah.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama, yang saat ini saya rasakan. Pembelajaran online ini kurang efektif, mahasiswa dituntut harus memahami materi dan konsep yang disajikan melalui video, dan powerpoint. Adanya tekanan baik secara pikiran hingga fisik, rasa lelah menatap layar telepon genggam dan laptop setiap harinya. Itu bisa berdampak tehadap kesehatan mata, dan lelah pada otak. Selain itu dosen tidak mengetahui kemampuan mahasiswanya, terutama mahasiswa yang malu untuk aktif di kelas. Mahasiswa juga tidak pernah bersalaman dengan dosennya, selama perkuliahan online.
Belum lagi kasihan terhadap teman-teman yang kesulitan dalam mengakses internet dan tidak bisa aktif dalam perkuliahan. Pengeluaran uang untuk pembelian paket internet. Namun, hal yang paling terasa adalah kesulitan dalam memahami materi. Lebih enak untuk berdiskusi secara langsung dengan teman. Kalau sekarang berdiskusi dengan aplikasi google meet dan zoom meeting. Belum lagi cara mengajar setiap dosen berbeda-beda. Tidak tau harus menyalahkan siapa ketika keadaan seperti ini, yang ada hanya harus bisa beradaptasi dengan semua situasi yang ada.
ADVERTISEMENT
Pro Terhadap Perkuliahan Tatap Muka
Jika dilakukan perbandingan, lebih banyak mahasiswa yang setuju apabila perkuliahan online diganti dengan perkuliahan tatap muka. Alasannya adalah sebagai mahasiswa kita perlu adanya interaksi dan sosialisasi terhadap lingkungan kampus. Selain itu lebih mudah untuk memahami pelajaran yang diberikan dengan penjelasan langsung oleh dosen secara tatap muka. Perlunya untuk membangun relasi dan interaksi sesama teman. Selain itu perkulihan tatap muka merupakan pilihan terbaik.