Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Organisasi Mahasiswa: Antara Relevansi dan Tantangan di Era Modern
28 Februari 2025 11:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Organisasi mahasiswa memiliki peran penting dalam mengembangkan potensi mahasiswa di luar kegiatan akademik. Tidak hanya sekadar menjadi wadah untuk menyalurkan minat dan bakat, organisasi juga melatih kemampuan kepemimpinan, keterampilan sosial, serta kerja sama tim, hal-hal yang sangat dibutuhkan di dunia profesional. Namun, dengan semakin pesatnya perkembangan zaman, muncul perdebatan mengenai sejauh mana organisasi mahasiswa masih relevan, terutama dalam kaitannya dengan kesiapan lulusan menghadapi tantangan dunia kerja.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan sebuah organisasi mahasiswa tidak hanya bergantung pada banyaknya program kerja yang dijalankan, tetapi juga pada kualitas kepemimpinan dan sinergi antaranggota. Seorang pemimpin yang efektif mampu mengelola konflik internal dengan baik tanpa harus melibatkan pihak luar. Selain itu, program kerja yang dilaksanakan harus memiliki nilai inovatif agar tetap selaras dengan kebutuhan mahasiswa. Koordinasi yang baik antaranggota dan antarbidang juga berperan dalam menjaga stabilitas organisasi dan mencegah terjadinya konflik yang dapat menghambat produktivitas. Di samping itu, sistem kaderisasi yang matang menjadi aspek krusial untuk memastikan keberlanjutan organisasi dengan mencetak generasi pemimpin yang kompeten.
Banyak mahasiswa dihadapkan pada dilema antara fokus pada akademik atau aktif dalam organisasi. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa keikutsertaan dalam organisasi dapat mengganggu prestasi akademik. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang aktif berorganisasi cenderung memiliki kecerdasan emosional yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak terlibat. Hal ini disebabkan oleh pengalaman berorganisasi yang melatih kemampuan komunikasi, pengambilan keputusan, serta pengelolaan waktu antara perkuliahan dan kegiatan ekstrakurikuler.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ada pandangan yang menyatakan bahwa organisasi mahasiswa mulai kehilangan relevansinya, terutama dalam konteks kesiapan lulusan dalam memasuki dunia kerja. Beberapa faktor yang sering dikaitkan dengan tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi antara lain pola pikir yang masih berorientasi pada mencari pekerjaan dibandingkan menciptakan peluang usaha, ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki dengan kebutuhan industri, serta sistem pendidikan yang masih terlalu menitikberatkan aspek akademik tanpa memberikan cukup ruang bagi pengembangan soft skills.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa faktor penentu utama dalam kesuksesan seseorang justru lebih banyak bergantung pada soft skills dibandingkan hard skills. Temuan ini menguatkan argumen bahwa pengalaman dalam organisasi dapat menjadi nilai tambah bagi mahasiswa. Di dunia kerja, perusahaan umumnya mencari lulusan yang memiliki kemampuan kepemimpinan, keterampilan kerja sama dalam tim, serta daya adaptasi yang tinggi. Selain itu, keterlibatan dalam organisasi memberikan pengalaman dalam mengelola waktu, membangun jaringan profesional, dan meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi berbagai situasi.
ADVERTISEMENT
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, organisasi mahasiswa tetap memiliki peran yang signifikan dalam membentuk karakter dan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja. Oleh karena itu, mahasiswa sebaiknya memanfaatkan kesempatan untuk aktif berorganisasi sembari tetap menjaga keseimbangan dengan akademik agar memperoleh manfaat yang optimal dari keduanya.