Tumbuhkan Gairah Generasi Muda untuk Energi Bersih Indonesia

Firdya Nadia Silmi
Currently a last year Engineering Physics student at Gadjah Mada University. Interested in the renewable energy field.
Konten dari Pengguna
17 Februari 2022 16:06 WIB
Tulisan dari Firdya Nadia Silmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penerapan PLTS Atap di gedung untuk mendukung peningkatan penggunaan energi terbarukan. (Sumber: pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Penerapan PLTS Atap di gedung untuk mendukung peningkatan penggunaan energi terbarukan. (Sumber: pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi tren baru di dunia energi, ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda. Tidak sedikit dari mereka yang memiliki ketertarikan hingga tertantang melakukan inovasi untuk mendalami energi yang digadang-gadang menjadi primadona bagi masa depan energi Indonesia. Fakta tersebut tentunya menjadi kabar gembira, mengingat masih sedikitnya sumber daya manusia yang berkompeten di bidang EBT.
ADVERTISEMENT
Dalam mendukung semangat pengembangan EBT di masa depan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi membangun kolaborasi lintas instansi dan generasi melalui program Kampus Merdeka. Di bawah Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat, Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) dibentuk untuk memberikan wadah bagi mahasiswa yang ingin berkontribusi mengembangkan EBT. Kolaborasi dua kementerian dalam program Gerilya ini diharapkan dapat melahirkan generasi muda yang dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan kurangnya laju transisi energi terbarukan di Indonesia untuk menunjang tercapainya Net Zero Emission di tahun 2060. Transisi energi terbarukan yang difokuskan dalam program ini adalah pemanfaatan solar rooftop yang dinilai masih minim dalam penggunaannya.
Program Gerilya yang dirilis di tahun 2021 hingga saat ini sangat aktif mendorong peran pemuda sebagai key of leader masa depan energi Indonesia. Peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh generasi muda antara lain adalah aktif berpartisipasi dalam memberikan edukasi terkait pentingnya penggunaan EBT dalam masa transisi energi, memanfaatkan potensi suatu daerah menjadi sumber energi, hingga melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam pengembangan EBT.
ADVERTISEMENT
Pada awal tahun 2022, Gerilya yang berada dibawah naungan dua kementerian ini telah meluluskan sebanyak 52 mahasiswa dari 21 kampus. Mahasiswa yang tergabung dalam batch 1 itu menjalani pembelajaran selama 6 bulan yang terdiri dari 3 bulan course online bersama para mentor, ahli dan praktisi PLTS Atap, diikuti 3 bulan team based project. Sebelum terjun dalam team based project, para peserta diberikan kesempatan untuk melakukan site visit sebagai bentuk pendalaman materi pembelajaran dan praktik langsung instalasi PLTS Atap.
Kontribusi nyata para mahasiswa batch 1 dibuktikan setelah 3 bulan menjalani team based project. Berdasarkan kurikulum, mahasiswa yang tergabung dalam batch 1 ditugaskan untuk menyelesaikan pre-feasibility study PLTS Atap eksisting, survei ketertarikan pasar, merancang strategi bisnis, dan penyusunan proposal teknis dan komersial. Hal tersebut telah terealisasi melalui kontribusi peserta yang telah membantu dalam proses instalasi PLTS Atap baru sebesar lebih dari 2,3 MWp dan penyusunan dokumen pre-feasibility study PLTS Atap dengan total kapasitas lebih dari 2 MWp.
ADVERTISEMENT
Gerilya resmi melanjutkan programnya selama satu semester kedepan. Selama 6 bulan masa magang, 57 mahasiswa yang telah terpilih dari berbagai kampus akan disiapkan untuk berkontribusi dalam upaya transisi energi nasional melalui penugasan yang lebih aplikatif dan implementatif berbasis project lapangan yang hasilnya dapat dirasakan oleh berbagai stakeholder. Tidak hanya memberikan pembelajaran secara teknis, namun juga memberikan skema bussiness development di pasar PLTS Atap, khususnya perencanaan, komersialisasi dan regulasi yang berlaku di Indonesia.