Golput, Sedotan McD, Budaya Beres KFC, dan Lelaki Bergaji Rp 30 Juta

Konten dari Pengguna
21 Januari 2019 16:07 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Firdza Radiany tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jokowi & Prabowo di KPU. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi & Prabowo di KPU. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Suatu sore menjelang azan magrib dikumandangkan di dunia 'Game of Thrones', Sir Jorah Mormont mengungkapkan cintanya pada Daenarys Targaryen.
ADVERTISEMENT
Sir Jorah Mormont: "Khaleesi, I love you."
Daenarys Targaryen: "Thank you."
Sir Jorah Mormont: "Khaleesi, I love you very much."
Daenarys Targaryen: "Thank you very much."
Ma'ruf Amin: "Cukup."
Ira Koesno: "WAKTU ANDA HABIS. SAYA PERINGATKAN WAKTU ANDA HABIS!"
---
Kita sampai di sebuah fase di mana kecantikan Ira Koesno di umur 50 tahun dinilai karena Ira belum punya beban memiliki anak. Netizen pun meributkan kata 'beban memiliki anak' tidak tepat karena anak adalah anugerah, bukan beban. Padahal, di sisi lainnya, kecantikan Ira inilah yang menjadi beban para wanita yang sudah memiliki anak untuk melakukan treatment kecantikan.
Kita juga sampai di sebuah fase di mana ada seorang fashion designer bernama Selphie Usagi yang memiliki pekerjaan paruh waktu sebagai selebtwit membuat keributan di timeline dengan mengungkapkan standar laki-laki berumur 30 tahun yang layak dinikahi adalah yang memiliki gaji/pendapatan minimal Rp 30 juta. Padahal, karier seseorang ditentukan dari macam-macam hal, yaitu bapak kamu siapa. (Eh kok cuma satu ya.)
ADVERTISEMENT
Semua ribut menjelaskan tentang takdir, kondisi, networking, kompetensi, pendidikan, list gaji pilot di atas Rp 40 juta, dan list pekerjaan bergaji Rp 80 juta. Untuk Mbak Selphie Usagi dan rekan-rekan netizen yang santun, kalian semua harusnya merasa bersyukur bahwa masih bekerja dan punya penghasilan, ingat bahwa di luar sana banyak orang yang punya pekerjaan tapi uangnya tetap banyak.
Kita juga telah sampai di sebuah fase di mana restoran cepat saji McDonald's tidak menyediakan sedotan lagi untuk minumannya, tetapi kotak penyedia sedotan masih diletakkan di sebelah pencetan saus sambal. Lha kan saya emosi dan kesal, memencet kotak sedotan 5 kali tapi enggak keluar sedotan.
Dan tolong Manajemen McDonald's Indonesia juga agar memperhatikan perasaan kotak penyedia sedotan tersebut karena dia pasti merasa useless tidak berguna (sama aja ya artinya useless dan tidak berguna). Si kotak penyedia sedotan ini bakal merasa minder banget sama si pencetan saus sambal. Soalnya sudah dipencet-pencet tapi enggak keluar apa-apa. Nirfaedah.
ADVERTISEMENT
Restoran cepat saji lainnya, KFC, baru-baru ini mengampanyekan gerakan #budayaberes, yaitu ajakan membereskan makanan sendiri di meja dan membuangnya ke tong sampah. Sontak, para netizen yang budiman menerapkan standar dualismenya dengan mengatakan, "Ya kali makan di warteg aja tinggal pilih makan dan enggak perlu mencuci piring".
Ada juga netizen yang berucap, "Kita datang ke rumah makan itu karena tidak mau masak, mau nyaman dan tidak mau repotlah intinya". Sementara netizen yang sama jika makan di restoran semacam Hanamasa atau Shabu Hachi atau Kintan malah rela memasak sendiri. Sudah memasak sendiri, bayarnya biaya lebih mahal pula.
Ada juga berita 'Wanita Pemangsa Buaya'. Oh terbalik ya, 'Buaya Pemangsa Wanita'.
---
ADVERTISEMENT
Dunia dan masyarakat Indonesia terjebak di halusinasi algoritma dunia social media. Algoritma social media akan menyediakan timeline akun social media kita berdasarkan hal-hal yang kita sukai. Timeline yang disediakan oleh algoritma akan membuat 'deepening' dari hal yang kita suka akan semakin dalam ke bawah.
Perspektif kita hanya ada satu dan knowledge kita akan semakin dalam ke bawah, bukan ke samping. Sehingga seolah-olah ada dinding tebal nan bias bahwa hal yang tidak kita benci adalah sama. Kenapa? Karena semakin dalam kita berpengetahuan saat kita scrolling timeline, kita hanya akan diskusi, berteman, berbincang, dan mendengarkan opini yang hanya kita suka (dan hanya yang ingin kita dengarkan saja).
Alangkah berbahayanya manusia-manusia yang hanya memiliki satu sudut pandang saja.
ADVERTISEMENT
Kita seolah menggunakan kacamata kuda, pun ditambah ada 'dinding' tebal bias jika kita tidak mencoba mendengarkan dan mempelajari perspektif lainnya. Ibaratnya, para penggemar Boyzone akan semakin memuja buta Ronan Keating dan rekan-rekan. Penggemar militan Boyzone akan sangat membenci Backstreet Boys, pun sebaliknya. Tapi ada kemungkinan sih penggemar Boyzone masih bisa menyukai Aaron Carter.
Dari hiruk pikuk semua hal di atas, seperti terkaget karena ternyata Lucinta Luna adalah Chris Jenner-nya Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) tiba-tiba membebaskan Abu Bakar Ba'asyir karena alasan kemanusiaan. Kemanusiaan yang adil dan bermotif.
Netizen-netizen penyuka keributan di social media pun bingung karena dihadapkan pada pillihan:
Roy Kiyoshi (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Roy Kiyoshi (Foto: Munady Widjaja)
Perjalanan euforia politik Indonesia sangat melelahkan karena masing-masing pihak dan pendukung merasa benar. Karena para pendukung masih berekspektasi terhadap sosok yang sempurna yang menjalankan sebuah jalan politik yang benar-benar bersih, which is itu enggak mungkin. Ibaratnya kayak anak Jaksel bicara enggak pakai 'which is'.
ADVERTISEMENT
Semakin melelahkan juga karena beberapa pendukung terlihat sangat militan. Wajar sih militan karena telah mengorbankan banyak hal seperti ego, rasa malu, waktu, akal sehat, hubungan pertemanan/persaudaraan, dan entah berapa Gigabyte (GB) kuota internet yang dihabiskan. Mereka menyesal karena sebaiknya kuota internet ini dihabiskan untuk menyaksikan film dan serial di indoxx1.com (yang filmnya lebih lengkap daripada Netflix).
Sebagai penutup, sebaiknya kita jangan Golput, jangan pula bingung memilih Paslon 01 atau Paslon 02. Saran saya sebaiknya anda memilih pasangan idaman di bawah ini, yang jelas-jelas tidak punya beban masa lalu, tidak ada jejak korupsi dan tidak dituduh mendukung terorisme. Monggo.
Adegan film 'A Star Is Born' (Foto: IMDb)
zoom-in-whitePerbesar
Adegan film 'A Star Is Born' (Foto: IMDb)
---
Artikel oleh @firdzaradiany