Esensi Makna Hari Raya Kurban Bagi Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Firli Bahuri
Ketua KPK RI
Konten dari Pengguna
30 Juli 2020 18:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Firli Bahuri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
#FirliTalks
zoom-in-whitePerbesar
#FirliTalks
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar
Walilla Ilham
Hari ini, segenap Umat Muslim didunia, kembali merayakan Hari Raya Idul Adha, hari raya kurban yang banyak memberikan syafaat dan tauladan kepada seluruh umat manusia di dunia.
ADVERTISEMENT
Meski tidak dapat dirayakan seperti tahun-tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19 yang masih mewabah di seluruh dunia, saya yakin esensi dari tiga peristiwa penting yang terjadi dalam setiap bulan Dzulhijjah, yaitu pelaksanaan ibadah haji, hari raya idul adha, dan penyembelihan hewan qurban, tetap menjadi pedoman bagi umat manusia di dunia, khususnya Umat Muslim.
Saya teringat kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang menjadi akar sejarah diperintahkannya ibadah haji dan qurban oleh Allah SWT. Satu diantara kisah 25 Nabi yang diceritakan ayah dan ibu sewaktu saya kecil, sebagai dongeng penghantar tidur dan cerita tersebut masih kuat melekat dalam ingatan saya. Satu hal makna pelajaran yang saya tidak pernah lupa bahwa hari raya qurban adalah hari penuh keikhlasan untuk menyerahkan yang kita miliki termasuk juga ikhlas memerangi hawa nafsu untuk memiliki materi yang berlebih.
ADVERTISEMENT
Dari kisah ini, banyak sekali tauladan mengenai pengorbanan, kepatuhan, ke ikhlasan serta keberanian yang dibalut tekad yang kuat seorang hamba dalam menjalankan kewajiban, menunaikan ibadah dan perintah serta menjauhi seluruh larangan-Nya, sebagai wujud kecintaan abadi kepada Allah SWT, melebihi kecintaan lainnya di dunia fana ini.
Umat manusia jangan sampai terbelenggu apalagi larut dan tenggelam kedalam surga fatamorgana duniawi yang bergelimang dosa, sehingga lupa kepada hakikat dan tujuan hidup dan kehidupan yang sejati, yakni memperoleh keridhaan ilahi.
Sama seperti binatang, tabiat tamak manusia pada hakikatnya adalah wujud nyata ketidakmampuan mengontrol dan mengendalikan keinginan, hasrat serta hawa nafsu, sehingga kehilangan moral, menjadi rakus karena tidak akan puas dengan apa yang ada, selalu kurang terhadap apa yang telah dimiliki.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Korupsi bukan hanya kejahatan yang merugikan keuangan dan perekonomian negara tapi juga termasuk kejahatan kemanusiaan dunia karena telah masuk sampai fase berjejaring dimana dampaknya sangat destruktif pada setiap tatanan kehidupan umat manusia, dan hebatnya kejahatan ini dapat dilakukan secara sistimatik, terstruktur dengan dampak sistemik.
Korupsi terbukti dapat menciptakan fantasi, mendorong kreativitas calon-calon koruptor untuk beradaptasi, berinovasi, dan memodifikasi modus-modus baru kejahatan korupsi, agar tidak terungkap apalagi tertangkap saat mereka beraksi.
Setiap individu yang minim integritas, dimana nilai-nilai kejujuran tak lagi tampak dipelupuk mata, telinga tuli dengan suara kebenaran, terhalang pekatnya selimut hitam laten korupsi yang menyuguhkan kehangatan dan kenikmatan semu surga fatamorgana, namun terlihat indah dan memukau mata hati calon-calon koruptor.
ADVERTISEMENT
Bukan penyembelihan hewan kurban kambing ataupun sapi yang menjadi esensi dari perayaan Idul Adha, hari raya kurban tahun ini. Keikhlasan, pengorbanan dan konsistensi untuk tidak korupsi adalah esensi dari makna kurban yang seharusnya terpatri dalam setiap hati sanubari seluruh anak bangsa di negeri ini.
Selamat merayakan Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriyah, mari kita rayakan dengan Semangat Anti Korupsi.