Konten dari Pengguna

Family Resilience di Tengah Krisis

Firman
Akademisi dan Peneliti PUSAD UMSurabaya
25 Agustus 2021 13:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Firman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi dikutip dari istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi dikutip dari istockphoto.com
ADVERTISEMENT
Setiap keluarga memiliki cara masing-masing, dalam merespons satu persoalan yang dihadapi, ada yang berusaha dengan baik mengatasi masalah, ada juga yang cenderung menghindar, dan bahkan tidak sedikit justru mengalami stres hingga depresi.
ADVERTISEMENT
Kemampuan untuk bisa survive dan berhasil mengatasi persoalan, tergantung bagaimana tingkat ketahanan keluarga atau Family Resilience yang dimiliki. Ketahanan keluarga secara singkat dijelaskan oleh Walsh, (2013), merupakan satu kemampuan keluarga untuk beradaptasi dan berkembang dalam situasi yang sulit.
Dengan demikian, keluarga yang dapat mengatasi masalah dengan baik, adalah mereka yang memiliki Family Resilience yang lebih baik, sementara mereka yang tidak mampu mengatasi masalah hingga mengalami stres, sebab mereka tidak memiliki ketahanan keluarga yang baik.
Sehingga sebuah keluarga penting memiliki ketahanan yang baik, untuk bisa survive dalam kondisi apa pun, terutama ketika dihadapkan pada situasi krisis, lalu bagaimana cara untuk membangun sebuah ketahanan keluarga yang baik, nah di sinilah kita akan ulas lebih jauh.
ADVERTISEMENT
Keluarga Sebagai Benteng Pertama
Anak yang terlibat dalam pergaulan bebas, sudah pasti yang disorot adalah kehidupan keluarga mereka, entah dibilang gagal atau justru, kesalahan yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga, boleh jadi dianggap cukup memberikan gambaran, tentang bagaimana kehidupan keluarganya.
Akibatnya satu keluarga akan menanggung, apa yang terjadi pada salah satu keluarga kita. Untuk itu keluarga dibilang tempat pendidikan pertama, atau bahkan sebagai banteng pertahanan pertama, bagi setiap anggota keluarga, sebelum terjun pada kehidupan yang lebih luas di tengah masyarakat.
Membangun satu nilai yang bisa dipahami, dan dilaksanakan oleh setiap anggota keluarga, menjadi awal dan sangat penting, salah satu di antaranya yang termasuk pada aspek Family Resilience, adalah spiritual, aspek ini akan memberikan tuntunan pada setiap orang, bagaimana memaknai sebuah kehidupan.
ADVERTISEMENT
Pemaknaan terhadap kehidupan secara luas, akan memberikan satu pondasi yang kuat terhadap apa yang ada, dan sedang terjadi, termasuk pemaknaan terhadap satu persoalan yang dihadapi, dengan aspek spiritual yang dimiliki, anggota keluarga akan selalu memiliki pandangan positif.
Komunikasi Untuk Saling Menguatkan
Aspek berikutnya dalam membangun Family Resilience adalah, pola hubungan dan komunikasi dalam sebuah keluarga. Hubungan yang erat dan harmonis, akan menciptakan satu suasana yang tenang dan tentram, yang juga mempengaruhi psikologis setiap anggota keluarga.
Membangun satu komunikasi yang baik, menjadi sangat penting terutama dalam sebuah keluarga, adanya komunikasi yang baik satu sama lain, menjadi satu modal penting, untuk membangun keluarga yang baik, dan memiliki ketahanan yang baik pula terhadap berbagai kondisi yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Komunikasi yang cair dan fleksibel, juga berdampak pada hubungan dan kedekatan antara individu, sehingga akan memudahkan terjalinnya kerja sama yang baik, untuk mengatasi satu kesulitan yang dihadapi, sehingga satu keberhasilan menyelesaikan persoalan, akan menghasilkan keberhasilan lainnya.
Hal ini tentu berbeda, dengan hubungan dan komunikasi yang kaku, mereka akan dibuat berjarak, dan sulit untuk saling memahami peran, dan tanggung jawab masing-masing, akibatnya justru akan menimbulkan konflik, yang sulit diselesaikan.
Sementara jika komunikasi itu terjalin dengan baik, akan meminimalisir terjadinya konflik, namun walaupun tetap ada, pasti akan mengupayakan negosiasi secara bersama-sama. Sehingga dengan begitu akan memberikan pelajaran dan pengalaman, untuk mengatasi persoalan kehidupan yang lebih besar.
Ada beberapa aspek lain, juga penting dalam membangun Family Resilience, di antaranya dukungan social pendidikan, keduanya menjadi penting karena, dari beberapa penelitian dinilai berperan terhadap terbentuknya ketahanan keluarga yang baik.
ADVERTISEMENT
Dukungan social secara luas, atau dukungan keluarga dalam lingkup lebih kecil, berdampak terhadap terbentuknya optimisme dan harapan positif pada seseorang, sehingga akan memacu semangat, untuk berusaha keras mengatasi krisis yang dialami.
Demikian juga pendidikan, orang yang memiliki pendidikan/ pengetahuan yang lebih baik, akan menunjukkan tingkat adaptasi yang lebih baik pula, ketimbang individu atau keluarga dengan pendidikan yang lebih rendah, sehingga akan membentuk tingkat Family Resilience lebih baik.