Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tren Bimbingan Pranikah
31 Oktober 2021 18:11 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Firman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa bilang bimbingan pra-nikah itu tidak penting? Masih banyak orang beranggapan bahwa bimbingan pra nikah itu hanya formalitas semata, tidak penting, dan buang-buang waktu saja. Padahal kalau kita tahu bimbingan pranikah dapat menurunkan angka perceraian di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di tengah berjalannya diskusi terjadi perdebatan antara peserta yang pro dan yang kontra. Tema tersebut sangat menarik dan sekarang masih menjadi tren lantaran angka statistik perceraian di Indonesia makin tinggi.
Menurut data statistik BPS (15/04/2021) jumlah total perceraian mencapai sekitar (6,4%) atau 4,7 juta pasangan dari total 72,9 juta pasangan rumah tangga di Indonesia. Angka tersebut terus meningkat dari sebelumnya tahun 2015 masih mencapai (5,89%) atau sebanyak 3,9 juta pasangan yang melakukan perceraian.
Bicara perceraian maka erat kaitannya dengan program pemerintah tentang bimbingan pranikah bagi para calon pengantin, untuk memberikan bekal pengetahuan tentang persiapan kehidupan setelah nikah. Agar kedua calon pengantin betul-betul siap secara mental, emosional, dan materi.
Selama proses bimbingan yang calon pengantin akan diberikan berbagai materi, pertama terkait bagaimana membangun sebuah rumah tangga yang kokoh. Selain itu kita akan memperoleh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, mengatur jarak kehamilan, dan manajemen keuangan rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Premarital Check Up
Premarital check-up merupakan salah satu tahapan yang dilakukan menjelang pelaksanaan akad, hal ini dilakukan bertujuan untuk memeriksakan status kesehatan calon pengantin. Upaya ini tidak serta merta berjalan mulus, sebab masih mengundang beberapa pertanyaan dan kecemasan mendalam.
Prokontra pelaksanaan pemeriksaan sebelum perkawinan dinilai dapat menimbulkan konflik baru yang akhirnya bisa berujung pada gagalnya pernikahan, pendapat seperti ini menurut saya sah-sah saja lantaran mereka belum memperoleh informasi yang benar tentang pentingnya medical check up dilakukan.
Ada beberapa manfaat penting mengapa premarital check-up perlu dilakukan, pertama semua orang tentu menginginkan mengetahui sepenuhnya tentang status kesehatannya oleh karena itu salah satu prosedur yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas layanan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Kedua ketika ditemukan hasil pemeriksaan yang menunjukkan bahwa salah satu pasangan sedang mengalami masalah kesehatan maka akan segera mendapatkan penangan secara dini sehingga kondisi sakit yang dialami tidak sampai memperparah kondisi kesehatannya,
Ketiga yaitu dengan dilakukannya medical check up juga calon dapat mengetahui bila salah satu keduanya terinfeksi penyakit menular, sehingga perlu dilakukan antisipasi dan pencegahan penularan, salah satu di antara penyakit menular misalkan HIV dan gonore/ sivilis, di mana penyakit tersebut sangat mudah menular melalui beberapa mekanisme tubuh.
Penangan dan pencegahan yang benar dan tepat dapat memutus rantai penularan penyakit tersebut, upaya yang terus dilakukan seperti penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seks di antara pasangan berisiko, kesetiaan tidak berhubungan badan dengan selain suami istri serta menghindari penggunaan ganja dengan jarum suntik.
ADVERTISEMENT
Dinamika Perkawinan
Berbagai dinamika baik susah maupun senang menjadi warna dalam sebuah rumah tangga, tidak ada perkawinan yang tidak pernah mengalami masalah rumah tangga, bahkan persoalan-persoalan itu muncul sejak menjelang acara pernikahan, iya karena menyatukan dua keluarga bukan soal mudah tetapi memerlukan satu kemampuan manajerial yang baik.
Awal-awal yang sering menjadi persoalan ketika penentuan tanggal acara pernikahan, tak jarang menjadi perdebatan lantara masing-masing keluarga memiliki pandangan yang berbeda tentang masalah perhitungan tanggal, hal ini dipicu oleh latar belakang budaya dan tingkat pendidikan yang berbeda.
Selesai penentuan tanggal acara pernikahan bukan lantas selesai, namun muncul perdebatan baru terkait adat dan tradisi yang sudah mapan di dalam keluarga, perbedaan adat dan budaya memiliki corak dan khas masing-masing, sehingga ketika dipertemukan akan berpotensi menjadi konflik yang tak berkesudahan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya setelah hajat pernikahan berhasil dilangsungkan, berikutnya masalah ekonomi sering menjadi persoalan dalam rumah tangga, maka bersyukur sekali ketika kita sudah memiliki pekerjaan tetap dan dan mapan, sehingga permasalahan ini dapat dilewati dengan baik, namun bukan tidak mungkin saling iri dan perhitungan itu kadang bisa saja terjadi.
Mengelola Konflik Keluarga
Berdasarkan beberapa persoalan yang saya sebut di atas diperlukan satu kemampuan untuk mengelola konflik yang terjadi di tengah keluarga, agar rumah tangga dapat berdiri dengan kokoh, yang diridai oleh Allah dan senantiasa diberkahi kasih sayang, damai, dan bahagia atau dalam kata lain menjadi keluarga sakinah, mawaddah warahmah.
Karena itu dalam membangun sebuah rumah tangga perlu memahami bahwa hubungan perkawinan itu adalah perjanjian yang kokoh, perkawinan perlu dibangun dengan sikap dan hubungan yang baik dan berikutnya sebuah rumah tangga harus dibangun dan dijalani dengan prinsip musyawarah.
ADVERTISEMENT
Selain itu beberapa hal perlu dibangun dalam sebuah rumah tangga yaitu kedekatan emosional, dengan terjalinnya kedekatan satu yang lainnya akan mempermudah terjalin komunikasi yang baik dan kemudian bentuk sebuah pemahaman yang sudah disepakati bersama, sehingga segala persoalan dapat diselesaikan dengan baik.
Berikutnya adalah perlu membangun sebuah komitmen, kedua pasangan suami istri mengikat satu janji untuk menjaga hubungan yang lestari dan membawa kebaikan untuk bersama. Dengan adanya sebuah komitmen untuk saling menjaga sehingga kedua pasangan akan selalu menjalin kesetiaan sepanjang hayat.
Terakhir adalah gairah, bagaimana hubungan suami istri dapat sama-sama memperoleh kepuasan dan kebahagiaan baik fisik maupun seksual. Sebagaimana dijelaskan dalam agama bahwa pernikahan adalah untuk menjaga mata dan kemaluan, sehingga dengan melangsungkan pernikahan dapat membawa kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
ADVERTISEMENT