Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Indonesia Emas 2045: Harapan dan Tantangan
30 September 2024 12:01 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Firman Fery Irawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Indonesia Emas 2045: Mimpi atau Nyata?
ADVERTISEMENT
Tahun 2045 kerap disebut sebagai tonggak penting bagi Indonesia untuk mewujudkan generasi emas atau yang disebut Indonesia Emas 2045, seiring dengan peringatan satu abad kemerdekaannya. Namun, pertanyaan mendasar muncul: mampukah visi ini menjadi kenyataan, ataukah hanya tinggal angan? Para ahli memiliki beragam pandangan, mulai dari optimisme hingga skeptisisme. Sementara itu, sejumlah media bisnis global turut menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia. Di sisi lain, data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai peningkatan literasi saat ini menjadi indikator penting untuk mengukur kesiapan Indonesia dalam mencapai cita-cita tersebut pada tahun 2045.
Berdasarkan data di atas, terlihat jelas masih ada PR atau tugas rumah dalam capaian kita untuk mencapai kondisi ideal diatas 95% sudah melek mengenai literasi khususnya menurunkan tingkat buta aksara menjadi capaian di bawah 5% secara nasional. Mayoritas masyarakat Indonesia masih perlu meningkatkan literasi baca-tulis dasar ini meski sudah mencapai diatas 90% rata-rata tapi di beberapa provinsi masih terdapat di kalangan usia tertentu hampir 2 digit yang masih mengalami buta aksara. Tantangan ke depan bukan hanya sebatas menguasai huruf abjad, tetapi juga kemampuan membaca bahasa pemrograman IT, baik dalam bahasa pemrograman konvensional maupun dalam kontrak pintar (smart contract).
ADVERTISEMENT
Kondisi Talenta Indonesia di persaingan Trend Global
Saat ini, Kepentingan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 tidak lepas dari persaingan talenta di ranah global dimana saat ini talenta Indonesia masih berada pada tahap awal dalam pengembangan pengembang Web3 (Apa itu Web3? ) jika dibandingkan dengan negara-negara berpenduduk besar lainnya seperti Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brasil, dan Pakistan. jumlah pengembang Web3 di Indonesia masih relatif kecil, bahkan kurang dari 1% dari total global. Berdasarkan laporan terbaru ET Edge Insight Negara-negara seperti India 11% dan disusul Amerika Serikat mendominasi pasar Web3 dengan kontribusi sekitar 20% dan 15% dari total global, sedangkan kontribusi Indonesia jauh di bawahnya.
Hal ini sejalan dengan pandangan CEO Pintu saat diwawancarai di Coinfest Asia pada 24 Agustus 2023 . Bahwa tantangan talent yang masuk ke dunia Web3 di Indonesia yang masih sangat minim terutama dari sisi teknologi.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, potensi pertumbuhan di Indonesia sangat besar mengingat adopsi teknologi blockchain yang semakin pesat dan dukungan regulasi yang semakin kondusif. Seiring dengan semakin banyaknya inisiatif dan program pelatihan terkait Web3, peluang Indonesia untuk meningkatkan kontribusi dalam ekosistem ini masih terbuka lebar.
Tantangan penegakan Hukum di Indonesia saat ini : No Viral, No Justice
Fenomena "No Viral, No Justice" ini sebenarnya adalah cerminan dari keinginan masyarakat untuk mendapatkan keadilan yang cepat dan transparan. Namun, kita semua harus bekerja sama baik itu aparat penegak hukum, pemerintah dan peran aktif masyarakat untuk memastikan bahwa fenomena ini tidak disalahgunakan dan justru dapat meningkatkan kualitas penegakan hukum di Indonesia.
Mengutip pernyataan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Soedirman Hibnu Nugroho pada portal berita online instansi Komisi Yudisial , beliau berpendapat bahwa fenomena "no viral no justice" juga karena kecepatan informasi di media sosial dan media massa. Fenomena ini juga ada kalanya membuat pemerintah cenderung menjadi khawatir untuk mempertahankan sistem atau kebijakan yang menimbulkan polemik apabila sudah viral.
ADVERTISEMENT
Tentu di era kemudahan akses informasi saat ini menjadi dua belah mata pisau yang memiliki potensi bermanfaat untuk akselerasi respon terhadap masalah yang ada, atau menjadikan bias antara informasi yang benar dan salah. Ingat, adagium hukum Romawi, "Fiat justitia ruat caelum" yang artinya "Hendaklah keadilan ditegakkan, walaupun langit akan runtuh". Dari kutipan tersebut pentingnya penegakan hukum di atas segalanya apalagi dalam mewujudkan generasi Indonesia Emas di tahun 2045.
Fondasi Dasar Indonesia Emas 2045 : Pendidikan
Indonesia terus berupaya mewujudkan visi Generasi Emas 2045. Akses pendidikan berproses ke arah yang membaik, ditandai dengan peningkatan angka partisipasi sekolah dan melek huruf. Namun, kualitas pendidikan masih menjadi tantangan besar. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) , angka partisipasi sekolah di Indonesia terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir, dengan angka partisipasi kasar (APK) di jenjang pendidikan dasar mencapai lebih dari 90%. Di jenjang pendidikan menengah, angka partisipasi juga mengalami peningkatan, meskipun masih di bawah 80% di beberapa wilayah pada tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Hasil survei PISA menunjukkan rendahnya kemampuan literasi siswa Indonesia. Secara survei PISA pada tahun 2022 Indonesia dalam peringkatnya memang naik seperti laporan Kemendikbud pada laman resminya , namun menurut analisa mendetail dari BEM - Universitas Muhammadiya Jakarta menyatakan pada skor kemampuan rata-rata siswa Indonesia pada kemampuan membaca atau literasi berada di skor 359 dari skor rata-rata dunia 469, matematika dengan skor 366 dari skor rata-rata dunia 358, dan sains dengan skor 383 dari skor rata-rata dunia 384 justru menurun dari tahun 2018. Upaya peningkatan kualitas pendidikan terus dilakukan, seperti penerapan Kurikulum Merdeka dan penguatan pendidikan vokasi. Untuk mencapai visi Generasi Emas, Indonesia perlu terus meningkatkan kualitas pendidikan agar mampu menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global.
ADVERTISEMENT
Kurikulum level 5 dan Pembelajaran Masa Depan : Artificial Intelligence & Information Technology
Indonesia sedang mempersiapkan generasi muda untuk masa depan yang penuh dengan teknologi. Caranya adalah dengan mengubah cara belajar mengajar di sekolah. Sekarang, anak-anak sekolah mulai belajar tentang komputer, pemrograman (coding), dan kecerdasan buatan (AI). Ini semua dilakukan agar anak-anak Indonesia bisa lebih siap menghadapi dunia kerja yang semakin canggih.
Indonesia tengah berupaya meningkatkan literasi digital siswa melalui Kurikulum Merdeka, terutama dengan fokus pada teknologi informasi (IT) dan kecerdasan buatan (AI). Kurikulum ini telah mulai diterapkan di beberapa sekolah, dengan materi seperti pemrograman (coding) dan pengenalan AI. Tujuannya adalah mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi era digital yang semakin maju.
Namun, masih ada tantangan yang harus diatasi, seperti kesenjangan digital antara kota dan desa, serta kurangnya kesiapan infrastruktur di beberapa daerah. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah perlu meningkatkan investasi dalam pelatihan guru, penyediaan perangkat teknologi, dan perbaikan infrastruktur pendidikan.
ADVERTISEMENT
Indonesia di 2045 : Apakah sudah siap menjadi Negara Adidaya?
Berdasarkan data dan fakta yang ada, untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai negara dengan generasi emas pada tahun 2045 masih memiliki potensi dan harapan itu selalu ada, namun jikalau penulis berpendapat maka berikut beberapa langkah strategis perlu diambil oleh Pemerintah maupun Masyarakat secara aktif:
Meskipun angka partisipasi sekolah terus meningkat, kualitas pendidikan di Indonesia masih perlu ditingkatkan secara signifikan. Oleh karena itu, pentingnya kesadaran Masyarakat untuk aktif memberikan edukasi terbaik maupun memanfaatkan kesempatan yang ada (Pendidikan mulai dari Rumah dan tanamkan nilai-nilai sosial yang budi pekerti) serta kehadiran pemerintah melalui reformasi kurikulum yang berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, literasi digital, dan pemecahan masalah dari taraf sekolah dasar hingga sekolah tinggi.
ADVERTISEMENT
Dengan pertumbuhan pasar energi terbarukan yang pesat dan potensi menciptakan jutaan lapangan kerja, Indonesia harus segera berinvestasi secara agresif dalam teknologi hijau untuk mengamankan masa depan energi yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan pandangan yang disampaikan oleh pihak Lestari KG Media bahwa adopsi energi terbarukan masih rendah dan perlu ditingkatkan. Contoh, pembangkitan listrik bertenaga surya dan angin di Indonesia hanya mencapai 0,2 persen pada 2022. Padahal, negara ASEAN seperti Vietnam telah mencapai 13 persen listrik dari tenaga surya dan angin pada 2023. Begitu juga peran masyarakat untuk beralih dari penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak menjadi kendaraan listrik dengan sumber-sumber energi listrik yang hijau.
ADVERTISEMENT
Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, diperlukan penegakan hukum yang adil dan tanpa pandang bulu, didukung oleh reformasi lembaga penegak hukum, perbaikan sistem hukum, serta kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga serta menegakkan hukum.
Dengan melaksanakan langkah-langkah di atas secara konsisten, negara Indonesia diharapkan semakin dekat untuk mempersiapkan generasi emas yang mampu membawa bangsa ini menuju kemajuan yang lebih pesat.