Konten dari Pengguna

hari budaya nasional menjadi hari barbekyu nasional

4 November 2018 23:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari firmansyah kustiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
hari budaya nasional menjadi hari barbekyu nasional
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sumber foto : https://witsvuvuzela.com/2015/09/25/zisine-zadedelana-izitshudeni/
Perayaan hari nasional suatu negara biasanya dilakukan untuk memperingati sesuatu dan mencerminkan latar belakang dirayakannya hari tersebut, seperti di Afrika Selatan, setiap tanggal 24 September diperingati sebagai heritage day, hari warisan budaya Afrika Selatan yang pada tahun 1995 ditetapkan sebagai hari libur nasional yang dimaksudkan untuk memperingati budaya, adat istiadat dan bahasa yang berbeda yang dimilki oleh Afrika Selatan, terdapat 11 bahasa resmi di Afrika Selatan yaitu isiZulu, isiXhosa, Afrikaans, English, Sepedi, Setswana, Sesotho, Xitsonga, siSwati, Tshivenda, isiNdebele, kesebelas bahasa tersebut harus dibuat sebagai sebuah ketetapan hukum.
hari budaya nasional menjadi hari barbekyu nasional (1)
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto : https://bigeye.ug/south-africa-celebrates-heritage-day/
ADVERTISEMENT
Pada awalnya heritage day diperingati sebagai Shaka Day untuk mengenang Raja Shaka Zulu yang dianggap sangat berjasa dengan menjadikan suku Zulu yang sebelumnya hanya sebuah suku kecil menjadi suku yang mayoritas di Afrika Selatan, walaupun sebelumnya ada tentangan dari salah satu partai politik, namun pada akhirnya diakui sebagai hari libur resmi Afrika Selatan. Dalam memperingati heritage day, warga Afrika Selatan melakukan festival budaya dengan menampilkan tari-tarian,nyanyi-nyanian lukisan khas Afrika Selatan dan lainnya.
hari budaya nasional menjadi hari barbekyu nasional (2)
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto : http://newsfromthepienaars.blogspot.com/2013/09/national-braai-day-in-south-africa-24.html
Dimulai pada tahun 2005, peringatan heritage day secara informal juga dikenal dengan braai day yang diinisiasi oleh Jan Braai, dimana orang-orang Afrika Selatan melakukan kegiatan memanggang daging (barberque) bersama sanak family dan teman-teman diudara terbuka, baik taman-taman umum maupun di halaman rumah. Hal ini menjadi pemandangan umum di Afrika Selatan pada tanggal 24 september, keluarga-keluarga di Afrika Selatan, keluar rumah dan berkumpul di taman umum kemudian memanggang daging dan makan bersama. Tidak sedikit yang mengkritik bahwa peringatan heritage day berubah menjadi braai day. Beberapa pakar mengatakan bahwa istilah braai day membuat orang melupakan sejarah dan makna asli mengapa hari itu dibuat.
ADVERTISEMENT
Tokoh Afrika selatan Uskup Agung Desmond Tutu mengatakan bahwa ide menggunakan braai (barbeque) untuk menyatukan orang adalah hal yang sangat baik karena hal tersebut biasa dilakukan orang-orang di Afrika Selatan, yang memiliki latar belakang berbeda untuk berkumpul bersama di sekitar api untuk merayakan sesuatu. Tutu mengatakan bahwa “ Afrika Selatan memiliki hal yang luar biasa pada setiap tanggal 24 September ketika semua orang semua berkumpul di depan api yang memanggang daging, dan merupakan suatu yang luar biasa, ide yang sangat sederhana. Terlepas dari aliran politik, budaya, ras, siapapun anda. Hanya Afrika Selatan yang melakukan sesuatu secara bersama-sama”, dan hal tersebut sebagai suatu pengakuan bahwaa Afrika Selatan merupakan negara dan bangsa yang luar biasa”. Nelson Mandela menyebutnya Rainbow Nation (bangsa pelangi).
hari budaya nasional menjadi hari barbekyu nasional (3)
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto : https://www.iol.co.za/business-report/braai-day-difficult-to-exploit-for-profit-11322170
ADVERTISEMENT
Namun demikian, tidak sedikit yang mengkritik bahwa peringatan heritage day yang berubah secara informal menjadi braai day akan membuat orang melupakan sejarah dan maksud dari dibuatnya heritage day dan kekhawatiran generasi yang akan datang tidak lagi memperingati heritage day dengan penghormatan terhadap warisan budaya melainkan dengan melakukan barberque di taman-taman dengan keluarga dan teman-teman.
Setiap negara memiliki kebiasaan, adat istidat dan budayanya sendiri, seperti di Indonesia pada setiap hari raya Iedul Adha setelah pemotongan hewan kurban, menjadi pemandangan yang biasa dan umum di jabodetabek dan sekitarnya orang-orang asyik membakar sate baik di depan rumah masing-masing maupun di pinggirkan jalan. Namun hal tersebut tidak merubah sebutan atau penamaan di Indonesia, hari raya Iedul Adha menjadi hari raya bakar sate nasional.
ADVERTISEMENT