Menjelajahi Kota dan Tempat Wisata di Afrika Selatan

Konten dari Pengguna
21 November 2018 0:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari firmansyah kustiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keinginan untuk keliling Afrika Selatan menggunakan mobil sudah ada dalam cita-cita penulis, hal ini dipicu setelah melihat infrastruktur jalan yang sangat baik yang dibangun, dirawat, dan dipelihara oleh pemerintah Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Dari ujung utara sampai ke ujung selatan negara tersebut, bahkan sampai ke pelosok-pelosok pedesaan yang terpencil sekalipun, sudah terhubung dengan jalan aspal yang mulus, dan saya sangat menikmati mengendarai mobil saat perjalanan jauh.
Rencana telah disusun, segala sesuatu yang diperlukan segera disiapkan agar perjalanan berjalan lancar, hal utama yang perlu disiapkan adalah mobil, setelah membuat janji dengan bengkel resmi, mobil saya diperiksa sedetail mungkin untuk perjalanan panjang.
Kemudian memesan penginapan di kota-kota yang akan disinggahi, karena perjalanan dilakukan pada musim liburan sehingga akan sulit mendapatkan hotel/penginapan jika tidak jauh-jauh hari dipesan atau malah tidak mendapatkan penginapan sama sekali.
Oh iya, tujuan perjalanan kali ini adalah Pretoria-Cape Town dan sebaliknya, kota Cape Town dipilih karena merupakan salah satu kota tercantik di dunia berdasarkan New York Magazine tahun 2015.
ADVERTISEMENT
Jarak tempuh dari Pretoria ke Cape Town sejauh 1.750 km, apabila dilakukan perjalanan langsung akan dicapai dalam waktu 14 jam. Namun saya memilih singgah di kota-kota yang dilalui untuk menginap dan menikmati kota tersebut. Saya tidak ingin berkendaraan pada malam hari, dan membatasi berkendaraan hanya pada pukul 8 pagi sampai 5 sore, layaknya orang bekerja.
Foto: garis merah merupakan rute yang gunakan, Sumber: https://www.ezilon.com/maps/africa/south-africa-road-maps.html
Rute perjalanan telah disusun. Untuk menuju Cape Town dipilih rute melalui pantai timur Afrika Selatan atau yang dikenal dengan Garden Route.
Dinamai Garden Route karena sepanjang perjalanan akan ditemani oleh bunga-bunga liar yang tumbuh di sisi kanan dan kiri jalan pada musim semi.
Foto: Garden Route, Dokumen Pribadi/istimewa
ADVERTISEMENT
Rute I: Pretoria-Middleburg
Kota pertama yang disinggahi adalah kota Middleburg, Eastern Cape yang berjarak + 791 km dan ditempuh selama 7 jam, tidak banyak yang dapat dikunjungi, karena Middleburg merupakan kota pertanian dan peternakan, dan memang hanya merupakan tempat persinggahan sebelum melanjutkan perjalanan
Rute II: Middleburg-George, Western Cape
Perjalanan dilanjutkan menuju kota George, Western Cape yang berjarak + 450 km dari kota sebelumnya Middleburg. Dalam perjalanan menuju George, kami melewati kota Graaff-Reinet yang terkenal dengan gerejanya yang dinamakan Dutch Reformed Church, dibangun pada 1886 sekaligus menjadi land mark kota tersebut.
Untuk sampai ke kota, jalur yang ditempuh sangat mengasyikkan karena melalui pegunungan, kami hanya dapat berkendara dengan kecepatan 20-50 km per jam karena memang jalannya cukup menanjak. Terdapat jalur pegunungan yang diberi montagu pass, merupakan jalur lama antara kota Graaff-Reinet dan George.
Foto: montagu pass, jalur pegunungan antara kota Graaff -Reinet dan George, (sumber : Dok Pribadi/Istimewa)
ADVERTISEMENT
Hari masih siang saat kami sampai di kota George, perjalanan dari Middleburg ke George hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 jam. Kami berkeliling kota dan mengunjungi kota terdekat dari George yaitu kota Kysna, kota pantai dan terkenal dengan atraksi bungy jumping tertinggi di dunia,
Rute III: George-Cape Town
Jarak antara George-Cape Town hanya + 430 km dan dapat ditempuh dalam waktu 4 jam sehingga kami punya banyak waktu untuk menikmati perjalanan.
Menuju Town Cape akan melewati kota Hermanus tempat terbaik untuk melihat ikan paus dari daratan, ikan-ikan itu bisa terlihat dari pantai dan jalan. Terdapat petugas yang memberitahu para wisatawan apabila terlihat paus sedang berenang dan melompat-lompat dipantai dengan cara meniupkan terompet dengan keras sehingga terdengar dari jarak 1 km.
Foto: kemunculan ikan paus di Hermanus (sumber : Dok Pribadi/Istimewa)
ADVERTISEMENT
Kami telah menanti lumayan lama di pantai Hermanus untuk menyaksikan ikan paus itu, tak kunjung terlihat, akhirnya kami memutuskan untuk segera menuju Cape Town karena hari sudah mulai sore. Namun, suara terompet yang merupakan tanda terlihatnya paus justru terdengar saat kami meninggalkan pantai, apa boleh buat, kami tepikan mobil dan menyaksikan paus-paus itu.
Kami dapat melihat ikan paus yang sedang berenang dan melompat-lompat, sungguh kesempatan yang langka dapat melihat paus yang tidak setiap waktu di dapat.
Tiba di Cape Town
Tiba di Cape Town hari sudah mulai gelap, kami langsung menuju penginapan untuk istirahat sebelum menikmati Cape Town yang merupakan tujuan utama perjalanan menelurusi kota dan tempat wisata di Afrika Selatan. Banyak tempat yang sudah direncanakan akan dikunjungi selama berada di Cape Town yaitu:
ADVERTISEMENT
Ziarah ke makam Syekh Yusuf
Foto: makam Syekh Yusuf (sumber : Dok Pribadi/Istimewa)
Syekh Yusuf merupakan pejuang asal Gowa, Sulawesi Selatan, yang mendapat gelar Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan Keppres No. 071/TK/1995 yang dikeluarkan pada masa Presiden Soeharto karena ikut melawan penjajah Belanda.
Presiden Afrika Selatan juga memberi gelar Pahlawan Nasional Afrika Selatan kepada Syekh Yusuf Tajul Khalwati. Gelar itu diberikan karena Syekh Yusuf ikut berjuang bersama masyarakat Afrika Selatan.
Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, bahkan menyebut Syekh Yusuf sebagai 'Salah Seorang Putra Afrika Terbaik'. Dengan demikian ia menjadi pahlawan nasional untuk dua negara yang berbeda yaitu Indonesia dan Afrika Selatan.
Makam Syekh Yusuf terletak di Kampung Makasar yang terletak kurang lebih 40 km dari pusat kota Cape Town. Di kompleks makam Syekh Yusuf terdapat Masjid Nurul Latif dan monumen yang tertulis bahwa peletakan batu pertama kompleks pemakaman itu dilakukan oleh Sir Frederic de Waal, Administrator Provinsi Cape yang pertama, pada 19 Desember 1925 dan juga ditandai oleh prasasti batu yang bertuliskan kunjungan Presiden Soeharto ke makam Syekh Yusuf pada 1997.
ADVERTISEMENT
Table Mountain
Foto: Table Mountain, Sumber : https://pixabay.com/en/cape-town-table-mountain-waterfront-1562907/
Table Mountain merupakan gunung yang puncaknya datar seperti meja, tempat itu merupakan objek wisata unggulan di kota Cape Town.
Pemandangan dari atas gunung meja ini merupakan salah satu yang terbaik di Afrika. Orang- orang mengunjungi gunung ini dengan menggunakan kereta kabel atau dengan mendakinya.
Tidak setiap waktu para turis dapat naik ke puncak Table Mountain, dikarenakan kondisi cuaca Cape Town yang dapat berubah-ubah, jika cuaca berkabut atau hujan maka cable car dan jalur pendakian ke puncak Table Mountain akan ditutup, dan kami sekali lagi beruntung dapat menuju puncak Table Mountain dengan cable car.
Dari atas gunung itu, kita bisa menikmati pemandangan landscape Cape Town. Keistimewaan dari Table Mountain ini adalah luas puncak gunung yang datar hingga 3 kilometer dari satu sisi ke sisi lain. Gunung ini memiliki ketinggian 1.086 meter di atas permukaan laut, 19 meter lebih tinggi dari stasiun cable car yang berada di sisi barat pegunungan.
ADVERTISEMENT
Cape Point dan Cape Good Hope
Cape Point dan Cape Good Hope (pantai terujung/paling selatan benua Afrika) terdapat di lokasi yang sama merupakan titik paling selatan dari benua Afrika.
Tempat ini populer dan banyak di kunjungan turis, karena merupakan pertemuan 2 samudera, yaitu Samudera Atlantik dan Samudera Hindia. Menuju ke puncak di Cape Point bisa naik funicular/kereta, namun tidak sampai puncak. Untuk sampai puncak, kamu harus mendakinya.
Foto: Mercu suar di Cape Point (sumber : Dok Pribadi/Istimewa)
Di puncak Cape Point terdapat mercusuar dan museum The Flying Dutchman Funicular. Untuk dapat mencapai puncak dan melihat mercu suar, kita dapat berjalan menaiki tangga yang sengaja dibuat untuk mencapai puncak Cape Point.
ADVERTISEMENT
Peternakan Burung Unta
Terdapat peternakan yang terkenal yaitu The Cape Point Ostrich Farm. Didirikan pada 1996 oleh Dr. Coelle dan istrinya Angelika yang memilki luas 65 hektare.
The Cape Point Ostrich Farm terletak tidak jauh dari Cape Point. Di peternakan tersebut kita dapat berkeliling melihat burung unta dan mendapatkan informasi tentang burung unta.
Di peternakan ini juga menjual berbagai benda kerajinan, seperti telur burung unta yang sudah kosong namun belum dihias, serta berbagai produk kulit burung unta yang indah mulai dari tas, ikat pinggang, dompet, dan sepatu yang harganya cukup merogoh kocek.
Boulders Beach
Bagi pecinta binatang, di pantai ini kita dapat melihat penguin Afrika. Pantai Boulders merupakan salah satu pantai Cape Town yang paling banyak dikunjungi dan satu-satunya pantai di dunia yang dapat bertemu langsung dengan Penguins Afrika.
Foto: Penguin Afrika di pantai Boulders (sumber: Dok Pribadi/Istimewa)
ADVERTISEMENT
Untuk dapat melihat Penguin Afrika di pantai ini, pengunjung dapat menyusuri jalan setapak di pinggir pantai yang terbuat dari papan kayu, namun sewaktu-waktu, kita juga bisa mendapati penguin yang tengah berjalan di trotoar atau halaman rumah penduduk di sekitar pantai.
Stellenbosch
Salah satu perkebunan anggur yang terkenal ada di kota Stellenbosch yang juga menjadi salah satu tujuan wisatawan. Kota Stellenbosch merupakan salah satu kota penghasil wine terbaik di dunia, dapat ditempuh dalam dalam waktu 1,5 jam dari Cape Town. Sepanjang perjalanan menuju ke Stellenbosch, kita dapat melihat perkebunan anggur. Cantik banget view-nya.
Untuk penggemar wine, di kota ini banyak terdapat wine tasting/wine tour and pairing. Jika dibandingkan dengan harga wine di Indonesia, murah banget wine tasting-nya. Di Waterford salah satu nama produsen wine terkenal di Stellenbosch, wine tasting dapat diperoleh dengan harga sekitar Rp 70 ribu. Itu sudah termasuk 3 jenis wine dan coklat yang rasanya sudah disesuaikan sama wine-nya.
ADVERTISEMENT
Perjalanan kembali ke Pretoria
Setelah cukup puas menikmati kota Cape Town, tiba saatnya untuk kembali ke Pretoria. Perjalanan kembali ke Pretoria seperti yang direncanakan sebelumnya menggunakan jalur yang berbeda dengan jalur dari Pretori ke Cape Town. Untuk pulang ke Pretoria kami menggunakan jalur yang lebih cepat dan hanya singgah di satu kota yaitu Kimberley.
Rute IV: Cape Town-Kimberley
Jarak antara Cape Town-Kimberley kurang lebih 994 km dengan waktu lebih tempuh lebih dari 10 jam. Kami tiba di kota Kimberly hari sudah gelap sehingga langsung menuju penginapan untuk beristirahat.
Kami menginap semalam di kota Kimberley, tempat wisata yang sangat terkenal di kota tersebut yaitu the big hole bekas tambang berlian yang diyakini merupakan lubang terbesar yang dibuat oleh tangan manusia, dan di sana terdapat museum berlian.
Foto: bekas tambang berlian di Kimberly/the Big Hole (sumber: Dok Pribadi/Istimewa)
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan museum the big hole, mulai dari 1871 hingga 1914, terdapat lebih dari 50.000 penambang yang menggali lubang tersebut dengan sekop.
The big hole memiliki lebar 463 meter dan digali hingga kedalaman 240 meter, tetapi kemudian sebagian diisi dengan puing-puing yang mengurangi kedalamannya hingga sekitar 215 meter. Sejak itu, telah terisi air hingga kedalaman 40 meter.
Rute V: Kimberly-Pretoria
Dari kota Kimberly kami langsung melanjutkan perjalanan ke Pretoria, dengan jarak + 553 km yang ditempuh dalam waktu + 6 jam, karena berangkat dari Kimberly hari sudah agak siang, kami tiba di Pretoria sore hari.
Menjelajahi kota dan tempat wisata di Afrika Selatan merupkan perjalanan yang sangat luar biasa dan dari perjalanan tersebut dapat diperoleh kesan dan pengalaman bahwa industri pariwisata Afrika Selatan dikemas dengan baik, professional, dan sangat didukung dengan infrastruktur jalan yang sangat baik.
ADVERTISEMENT